tag:blogger.com,1999:blog-77791787186059299932024-03-13T19:28:19.464-07:00KEBUMIAN ZONEJangan Bosan Untuk Saling Berbagi Dalam Hal Kebaikansulishttp://www.blogger.com/profile/11273624674147068430noreply@blogger.comBlogger31125tag:blogger.com,1999:blog-7779178718605929993.post-47584083979839561422018-08-15T09:26:00.001-07:002018-08-15T09:26:28.945-07:00Rangkuman Materi Tentang Batuan Penyusun Bumi<b>Batuan Pembentuk Permukaan Bumi</b><br />
Batuan adalah benda alam yang terdiri atas campuran antarmineral sejenis maupun tidak sejenis yang saling terikat secara gembur atau padat. Batuan juga disebut batuan padat karena terjadi adanya beberapa proses perubahan dari magma, yang merupakan batuan cair pijar bersuhu tinggi yang terdapat di inti bumi.<br />
Batuan ini nantinya menjadi penyusun utama lapisan litosfer (kerak bumi), yaitu sebuah lapisan kulit bumi paling luar berupa batuan padat. Berdasarkan proses pembentukannya batuan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan malihan (metamorf).<br />
<br />
<b>1. Batuan Beku</b><br />
Batuan Beku (igneous rock) adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Batuan beku secara umum memiliki ciri ciri Homogen dan kompak, Tidak ada lapisan, dan Umumnya tidak mengandung fosil.<br />
Batuan beku terbagi menjadi 2 (dua) golongan, yaitu Berdasarkan Tempat Pembekuannya dan Berdasarkan Mineral Penyusunnya.<br />
<br />
<b>A. Berdasarkan Tempat Pembekuan</b><br />
Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu batuan beku dalam, batuan beku korok (gang), batuan beku luar.<br />
<b><br /></b>
<b>a. Batuan Beku Dalam</b><br />
Batuan beku dalam adalah batuan beku yang terbentuk di bagian dalam perut bumi, bahkan di dalam dapur magma. Karena bembekuannya dekat astenosfer, pendinginan yang terjadi berlangsung sangat lambat sehingga menghasilkan batuan yang besar-besar dengan tekstur holokristalin, yaitu semua komposisi batuan disusun oleh kristal yang sempurna. Contoh batuan beku dalam antara lain sienit, granit, diorit, dan gabro.<br />
Ciri-ciri batuan beku dalam antara lain sebagai berikut.<br />
<br />
<ul>
<li>Umumnya berbutir lebih kasar dibanding batuan beku luar.</li>
<li>Jarang menunjukan adanya lubang-lubang gas.</li>
</ul>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYsNXOBt8xfcY16b87K9pwcy7XbjYVXDVqVw24fzca7zk6uKR_A0j4sdGtD-NNTE_mtfLD-rCPIE-8wPXEvAM5pqKCTNjE1zOFGwI7HQZaT1rNrLur-FWcA0xSud_QkMecjx2YZh76dbn0/s1600/batuan+beku.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="116" data-original-width="406" height="90" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYsNXOBt8xfcY16b87K9pwcy7XbjYVXDVqVw24fzca7zk6uKR_A0j4sdGtD-NNTE_mtfLD-rCPIE-8wPXEvAM5pqKCTNjE1zOFGwI7HQZaT1rNrLur-FWcA0xSud_QkMecjx2YZh76dbn0/s320/batuan+beku.png" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<b>b. Batuan Beku Korok (Gang)</b><br />
Batuan beku korok (gang) adalah batuan beku yang terbentuk di daerah korok atau celah kerak bumi sebelum magma sampai ke permukaan bumi. Proses pembekuan magma berlangsung agak cepat sehingga membentuk batuan yang mempunyai kristal-kristal yang kurang sempurna. Beberapa contoh batuan beku korok antara lain porfir granit (a), porfir diorit (b), dan ordinit (c).<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgudEJO6nzABKT81ZtDfjVzpaEbCq66nz8TJEaUhoTGgmt9aYo2L9weHlSgAP_s8YyFXeWz92_9W-OwIvZIPPMIMnKfMWQT79IZvJF53ecMmOKFjXfUVQR7KoP6K8APWdXnN9HFvC_vMZ_N/s1600/batuan+korok.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="155" data-original-width="487" height="102" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgudEJO6nzABKT81ZtDfjVzpaEbCq66nz8TJEaUhoTGgmt9aYo2L9weHlSgAP_s8YyFXeWz92_9W-OwIvZIPPMIMnKfMWQT79IZvJF53ecMmOKFjXfUVQR7KoP6K8APWdXnN9HFvC_vMZ_N/s320/batuan+korok.png" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<b>c. Batuan Beku Luar</b><br />
Batuan beku luar (batuan lelehan) adalah batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi. Dikarenakan magma yang keluar dari dalam bumi mengalami proses pendinginan/ pembekuan yang sangat cepat sehingga tidak menghasilkan kristal-kristal batuan. Contoh batuan beku dalam antara lain obsidian, liparit, trachit, desit, andesit, dan basalt.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9jwQEu_TU1LUFWSY68jwjZVljOwU1AoRZ6qGkTpoDNod53Xqbzxq_2xvObTaphdTn6fia8XGSwQm8-BiMY26U2bTTvGUvFBVSnYDZK9_Q_LC_YZUtm31ScCNfHUW0yaMxP6RdLXtzWUa9/s1600/batuan+beku+luar.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="121" data-original-width="544" height="88" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9jwQEu_TU1LUFWSY68jwjZVljOwU1AoRZ6qGkTpoDNod53Xqbzxq_2xvObTaphdTn6fia8XGSwQm8-BiMY26U2bTTvGUvFBVSnYDZK9_Q_LC_YZUtm31ScCNfHUW0yaMxP6RdLXtzWUa9/s400/batuan+beku+luar.png" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
<b>B. Berdasarkan Mineral Penyusun</b><br />
Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu mineral ringan dan mineral berat.<br />
<br />
a. Batuan Beku Mineral Ringan<br />
Batuan beku yang tersusun atas mineral-mineral ringan biasanya memiliki ciri-ciri berwarna terang, mudah pecah, dan banyak mengandung silikat sehingga termasuk batuan yang bersifat asam.<br />
<br />
b. Batuan Beku Mineral Berat<br />
Batuan beku yang tersusun atas mineral-mineral berat biasanya memiliki ciri-ciri berwarna gelap, sukar pecah, dan kandungan silikat yang sedikit sehingga merupakan batuan yang bersifat basa.<br />
<br />
<b>2. Batuan Sedimen</b><br />
Batuan sediman adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses pengendapat (sedimentasi), baik yang disebabkan proses pelapukan angin maupun air. Sehingga mengalami pemadatan dan sedimentasi yang menyebabkan berubah menjadi batuan sedimen.<br />
Proses terbentuknya batuan sedimentasi disebut dengan diagenesis.Sebuah istilah yang digunakan untuk menyatakan terjadinya perubahan bentuk (transformasi) dari bahan deposit menjadi batuan endapan. Adanya proses diagenesis menyebabkan terjadinya proses penyemenan (sementasi), yaitu proses pengendapan bahan-bahan yang tidak larut dalam pergerakan air tanah menjadikan butiran terikat secara bersama-sama. Terikatnya bersama-sama disebabkan adanya bahan semen pengikat, antara lain kalsium karbonat dan silikat. Silikat tersebut akan mengikat butiran secara bersama-sama menjadi sebuah partikel yang keras.<br />
<br />
Setelah penimbunan, banyak mineral yang mungkin berubah menjadi bentuk yang lebih stabil melalui proses rekristalisasi, suatu proses penting yang mempengaruhi sedimentasi. Dalam hal penggolongannya batuan sedimen dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu tenaga yang mengendapkannya, tempat pengendapan, dan cara pengendapan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2zAFFH5sSs9bt2Z6N9yPEpHh11HToIJ-H9s0OZ4FgBFtG5HKb5jwWH-opxwfdFcbJ_RVBv7D5qYkiKSqJLQd1fp5INcBlU_KCUG7xCp6Q-6MywFbhiznxLSKGasNg5XlnazIrIBI6hbM1/s1600/batuan+sedimen.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="245" data-original-width="524" height="183" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2zAFFH5sSs9bt2Z6N9yPEpHh11HToIJ-H9s0OZ4FgBFtG5HKb5jwWH-opxwfdFcbJ_RVBv7D5qYkiKSqJLQd1fp5INcBlU_KCUG7xCp6Q-6MywFbhiznxLSKGasNg5XlnazIrIBI6hbM1/s400/batuan+sedimen.png" width="400" /></a></div>
<br />
<b>A. Menurut Tenaga yang Mengendapkan</b><br />
Batuan sedimen tersebut dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan.<br />
a. Batuan Sedimen Akuatis, yaitu batuan sedimen yang berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh air sungai, danau, atau air hujan.<br />
b. Batuan Sedimen Aeolis, yaitu batuan sedimen yang berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh angin.<br />
c. Batuan Sedimen Glasial, yaitu batuan sedimen yang berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh gletser.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjcNFWNJ3qUkcD5HZLGexCqp4JhayuAOLTaD0q8SU9SqTcPLl0-s-4eah_Tse29vYjlYc3cU9spTN1fAFzeYg5sKIpoTraeVo-bVi0CwibOFCdqy4C18nw3ACihfAPt3c3IV89r-QAKwXO/s1600/batuan+sedimen+tempat.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="164" data-original-width="513" height="127" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjcNFWNJ3qUkcD5HZLGexCqp4JhayuAOLTaD0q8SU9SqTcPLl0-s-4eah_Tse29vYjlYc3cU9spTN1fAFzeYg5sKIpoTraeVo-bVi0CwibOFCdqy4C18nw3ACihfAPt3c3IV89r-QAKwXO/s400/batuan+sedimen+tempat.png" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
<b>B. Menurut Tempat Pengendapan</b><br />
Batuan sedimen tersebut dibedakan menjadi 5 (lima)<br />
a. Batuan Sedimen Teristris, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di darat.<br />
b. Batuan Sedimen Marine, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di laut.<br />
d. Batuan Sedimen Limnis, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di danau.<br />
e. Batuan Sedimen Fluvial, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di sungai.<br />
f. Batuan Sedimen Glasial, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di daerah-daerah yang terdapat es gletser.<br />
<br />
<b>C. Menurut Cara Pengendapan</b><br />
Batuan sedimen tersebut dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan.<br />
a. Batuan Sedimen Mekanis, adalah batuan sedimen yang terbentuknya dari pelapukan atau erosi pada pecahan batuan atau mineral, sehingga batuan menjadi hancur atau pecah dan kemudian mengendap di tempat tertentu dan menjadi keras dan tanpa mengubah susunan kimianya. Contohnya antara lain batu konglomerat, batu breksi, dan batu pasir.<br />
<br />
b. Batuan Sedimen Kimiawi, adalah batuan sedimen yang cara pengendapannya terbentuk melalui proses kimia, dalam proses pembentukannya akan terjadi perubahan susunan kimia dan mineralnya. Contohnya antara lain terbentuknya endapan stalaktit dan stalagmit pada gua dan garam.<br />
<br />
c. Batuan Sedimen Organik, adalah batuan sedimen yang terbentuknya dari kegiatan organik, sisa-sisa makhluk hidup yang telah lama mati dan mengendap di tempat tertentu. Contohnya, batu karang yang terbentuk dari terumbu karang yang mati dan fosfat yang terbentuk dari kotoran kelelawar.<br />
<br />
<br />
<b>3. Batuan Malihan (Metamorf)</b><br />
Batuan Malihan adalah batuan beku atau batuan sedimen yang telah mengalami perubahan secara fisik maupun secara kimia sehingga terbentuk jenis batuan baru. Batuan malihan juga sering disebut batuan metamorf. Batuan beku atau batuan sedimen dapat mengalami perubahan disebabkan oleh suhu yang tinggi, tekanan yang kuat, dan waktu yang lama.<br />
Jika digolongkan batuan malihan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu metamorf kontak, metamorf dinamo, metamorf pneumatolitis kontak.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBbctaX4UNvnd6LoC5Z5vRN38kuwTYLPA3jBdie-Ja88cUDOaBvBQ8smj7yFRclx4onrkJ0JwCWQA5nY0mhxni8cqkOzhy0bkPYzFs_auQftO4zWGIIXGQ9DH1dYEq4qNxTii8EN4xUNi0/s1600/baruan+metamorf.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="161" data-original-width="505" height="127" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBbctaX4UNvnd6LoC5Z5vRN38kuwTYLPA3jBdie-Ja88cUDOaBvBQ8smj7yFRclx4onrkJ0JwCWQA5nY0mhxni8cqkOzhy0bkPYzFs_auQftO4zWGIIXGQ9DH1dYEq4qNxTii8EN4xUNi0/s400/baruan+metamorf.png" width="400" /></a></div>
<br />
<b>A. Metamorf Kontak (Metamorf Termal)</b><br />
Batuan metamorf kontak adalah batuan yang berubah karena pengaruh suhu yang sangat tinggi. Suhu sangat tinggi karena letaknya dekat dengan magma, antara lain disekitar batuan instruksi. Contoh batuan metamorf kontak adalah batolit, stock, lakolit, sill, dan dike.<br />
<br />
<b>B. Metamorf Dinamo (Metamorf Kinetis)</b><br />
Batuan metamorf dinamo adalah batuan yang berubah karena pengaruh tekanan yang sangat tinggi, dalam waktu yang sangat lama, dan dihasilkan dari proses pembentukan kulit bumi oleh tenaga endogen. Adanya tekanan dari arah yang berlawanan menyebabkan butir-butir mineral menjadi pipih dan ada yang mengkristal kembali. Dan batuan ini banyak dijumpai di lipatan dan patahan. Contoh batuan metamorf dinamo antara lain, batu lumpur (mudstone) menjadi batu tulis (slate).<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXkcMnHtwY13sfMib4F5m0u-oQGm2Qxf_gdv9rRfoIveWW7yAqXfVcFqoiw6zysz93knAGusfZYDCvDW-fcw52i49zXc_GMg_c_oCt5yCbR-nmWCO1XtSor6KPVX3j4h4eR2Bq48GGGrid/s1600/batuan+Metamorf+kontak.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="150" data-original-width="478" height="125" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXkcMnHtwY13sfMib4F5m0u-oQGm2Qxf_gdv9rRfoIveWW7yAqXfVcFqoiw6zysz93knAGusfZYDCvDW-fcw52i49zXc_GMg_c_oCt5yCbR-nmWCO1XtSor6KPVX3j4h4eR2Bq48GGGrid/s400/batuan+Metamorf+kontak.png" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
<b>C. Metamorf Pneumatolitis Kontak</b><br />
Batuan metamorf pneumatolitis kontak adalah batuan yang berubah karena pengaruh gas-gas dari magma. Contoh batuan metamorf pneumatolitis kontak antara lain, kuarsa dengan gas borium berubah menjadi turmalin (sejenis permata) dan kuarsa dengan gas fluorium berubah menjadi topas (permata berwarna kuning).sulishttp://www.blogger.com/profile/11273624674147068430noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7779178718605929993.post-60178590989745009072018-08-15T09:07:00.001-07:002018-08-15T09:07:22.053-07:00Teori Pembentukan Dinamika BumiKejadian-kejadin baik gempa bumi, tanah longsor, penurunan permukaan tanah dan beberapa kejadian lainnya dapat dipastikan bahwa permukaan bumi ini tidak statis. Perpindahan aliran sungai, timbulnya meander, delta serta tenggelamnya pulau merupakan bukti nyata bahwa bumi kita mengalami perubahan-perubahan.<br />
<br />
Proses-proses geologi yang berkaitan dengan dinamika bumi adalah bekerjanya gaya-gaya yang menyebabkan perubahan pada bumi, baik di bagian dalam maupun di bagian luar. Dua proses yang berperan penting dalam dinamika bumi adalah tenaga dalam bumi (endogen) dan tenaga dari luar bumi (eksogen).<br />
<br />
Walaupun permukaan bumi kelihatan stabil karena tersusun dari materi keras dan kuat, namun sebenarnya tidaklah demikian. Setiap detik bumi mengalami proses, menderita gaya-gaya, baik dari dalam bumi itu sendiri maupun dari luar sehingga menyebabkan terjadinya deformasi batuan penyusun kerak bumi.<br />
<br />
Berbagai teori telah banyak dikemukakan para ahli untuk menyatakan bahwa bumi mengalami proses deformasi tersebut. baru pada tahun 60-an terjadi revolusi pemikiran yang menguatkan pendapat bahwa bumi dalam keadaan labil dengan bukti yang berkaitan dengan dinamika bumi.<br />
<b><br /></b>
<b>Teori pembentukan relief bumi</b><br />
Seperti halnya pembentukan bumi, pembentukan permukaan bumi juga mengalami peoses evolusi. Beberapa pendapat tentang teori pembentukan permukaan bumi sebagai berikut:<br />
<b><br /></b>
<b>1. Teori Kontraksi (1952)</b><br />
Teori kontraksi (contraction theory) = theory of shrinking earth. Teori ini dikemukakan oleh James Dana di Amerika Serikat tahun 1947 dan Elie de Baumant di Eropa. Secara ringkas mereka berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan akibat konduski panas. Dengan demikian, maka permukaan bumi menjadi tidak rata. Bumi dianggap sama seperti buah apel yang bila bagian dalamnya mengering maka kulitnya mengerut.<br />
<br />
Teori ini menuai kritik, misal bahwa bumi tidak akan mengalami penurunan suhu yang demikian drastisnya sehingga mengakibatkan terbentuknya pegunungan tinggi dan lembah-lembah dalam permukaan bumi. Di dalam bumi banyak terdapat unsur<br />
radioaktif yang senantiasa memancarkan panasnya sehingga ada tambahan panas bumi, reaksi kimia antara mineral di dalam bumi akan menghasilkan panas, pergeseran kerak bumi menimbulkan panas dan sebagainya.<br />
<br />
<b>2. Teori Laurasia-Gondwana (1910)</b><br />
Eduard Zuess dalam bukunya the face of the earth (1884) dan Frank B. Taylor mengemukakan teorinya bahwa mula-mula ada dua benua yangberlokasi di kedua kutub bumi. Benua tersebut diberi nama laurentia (laurensia) dan gondwana. Kemudian keduanya bergerak ke arah equator secara pelan, terpecah membentuk benua seperti yang ada sekarang. Amerika Selatan, Afrika, australia dan India dahulu bergabung menjadi satu dalam godwana land dan benua lainnya termasuk dalam laurensia.<br />
<br />
Pandangan ini banyak diyakini para ahli geologi karena melihat bentuk setangkup dari benua sehingga bila dismabungkan nampaknya tepat. Tetapi tetap menjadi tanda tanya apa yang menyebabkannya terpecah-pecah.<br />
<br />
<b>3. Teori Pergeseran Benua (continental drift theory, 1950)</b><br />
The origin of continent’s and ocean’s buku yang ditulis Alfred Wagner, mengemukakan teorinya yang sangat terkenal bahwa dahulu mula-mula hanya ada satu benua yang disebut Pangaa (pangeae). Kemudian pada permulaan zaman mesozoikum benua tersebut mulai bergeser perlahan ke arah equator dan barat sampai<br />
terpecah dan mencapai posisi seperti sekarang ini. Teori ini diperkuat dengan keterangan bentuk setangkup antara benua misalnya Amerika Selatan dengan Afrika, serta kesamaan facies litologi dan palaentologi periode cretaceus di kedua benua tersebut.<br />
<br />
Adanya gerakan disebutkan bahwa akibat dari rotasi bumi yang menghasilkan gaya sentrifugal, menyebabkan kecenderungan gerakan ke arah equator serta adanya gaya tarik antara bumi dan bulan menghasilkan gerakan ke arah barat seperti halnya pada<br />
gelombang pasang (bulan bergerak dari barat ke timur dalam gerakannya mengorbit bumi). Pertanyaan yang timbul dalam teori ini adalah bagaimana mungkin massa benua yang begitu besar dan berat bergeser di atas dasar lautan yang keras.<br />
<br />
<b>4. Teori Konveksi (convection theory, 1962)</b><br />
Teori ini mengemukakan bahwa ada aliran konveksi ke dalam lapisan astenosfer yang agak kental, di mana pengaruhnya sampai ke kerak bumi yang ada di dasarnya. Kemudian diperluas lagi bahwa aliran konveksi itu merambat ke dalam kerak bumi menyebabkan batuan kerak bumi menjadi lunak. Gerak aliran dari dalam ini menyebabkan permukaan bumi menjadi tidak rata.<br />
<br />
Harry H. Hess dari Universitas Princenton dalam bukunya history of the ocean basin mengemukakan hipotesanya tentang aliran konveksi yang sampai ke permukaan bumi di Midoceanic Ridge. Di puncak Midoceanic Ridge tersebut lava mengalir tersu dari dalam kemudian tersebar ke kedua benua di sisinya, membeku dan membentuk kerak bumi baru.<br />
<br />
<b>5. Teori Pergeseran Dasar Laut</b><br />
<b><br /></b>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEge89WiYCQA6uvF0_qQmChd3V84vetqlxW_gntzBZg7Rwq7HGHoWFHijjDD0h60iWHi91K2mQjHKItd7hioWtpHQmdug9MWxsgQidugBpur8h0pRKCG-9gCO61P8sKvflCwnCVOuK1luBdk/s1600/plate.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="161" data-original-width="274" height="188" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEge89WiYCQA6uvF0_qQmChd3V84vetqlxW_gntzBZg7Rwq7HGHoWFHijjDD0h60iWHi91K2mQjHKItd7hioWtpHQmdug9MWxsgQidugBpur8h0pRKCG-9gCO61P8sKvflCwnCVOuK1luBdk/s320/plate.jpg" width="320" /></a></div>
<b><br /></b>
<b><br /></b>
Robert Diesz (Amerika Serikat) mengembangkan teori Hess. Perkembangan topografi dasar laut membawa bukti baru tentang terjadinya pergeseran dasar laut dari arah punggungan dasar laut di kedua sisinya (kenyataan seperti ini terlihat pada ekspedisi Glomar Challenger tahun 1968).<br />
<br />
Penyelidikan umur sedimen dasar laut mendukung hipotesa tersebut di mana makin jauh dari punggungan dasar laut makin tua umurnya. Berarti ada gerakan yang arahnya dari punggungan dasar laut. Beberapa contoh pegunungan dasar laut adalah Mid-Atlantic Ridge, East Pacific Rise, Atlantic-Indian Ridge dan Pacific-Atlantic<br />
Ridge.<br />
<br />
<b>6. Teori Lempeng Kektonik (1967)</b><br />
McKenzie dan Robert Parker menampilkan hipotesa yang menyempurnakan teori sebelumnya seperti teori pergeseran benua, sea-floor spreading dan teori konveksi, sebagai sati kesatuan konsep yang sangat berharga dan diterima luas di kalangan ahli geologi dunia.<br />
<br />
Kerak bumi bersama lapisan lithosfer mengapung di atas bagian astenosfer. Dianggap satu lempeng yang saling berhubungan, karena adanya aliran konveksi yang keluar di Midoceanic yang kemudian menyebar di kedua sisinya, berarti ada tambahan materi<br />
kerak bumi. Ternyata menurut penelitian J. Tuzo Wilson, tidak ada tambahan kerak bumi karena bagian lain akan masuk kembali ke lapisan dalam, lebur bercampur dengan materi lapisan itu. Daerah tempat masuknya materi tadi merupakan patahan/transform fault, yang biasanya ditandai oleh deretan palung laut dan pulau vulkanis.<br />
<br />
Pada transform fault laut ini aktifitas gempa bumi snagat banyak akibat pergeseran kerak bumi yang berlangsung terus menerus. Lempeng kerak bumi dapat dibagi menjadi beberapa lempeng dengan perbatasan berupa transform fault dan rangkaian punggungnya dasar laut. Ada 6 atau 7 lempeng besar yang masingmasing lempeng itu dibagi lagi menjadi lempeng yang lebih kecil. Lempeng besar tersebut adalah Lempeng eurasi, Afrika, Amerika, Pasific, Australis/Hindia dan Antartika.sulishttp://www.blogger.com/profile/11273624674147068430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7779178718605929993.post-39742878086576761392018-08-13T19:26:00.002-07:002018-08-15T09:08:46.934-07:00Waktu Geologi Dalam Sejarah Bumi<b>Sejarah Bumi</b><br />
Skala waktu geologi digunakan oleh para ahli geologi dan ilmuwan lain untuk menjelaskan waktu dan hubungan antar peristiwa yang terjadi sepanjang sejarah Bumi. Gambar dibawah ini mengilustrasikan peristiwa peristiwa yang terjadi sepanjang 650 juta tahun lalu pada skala waktu geologi, yaitu dimulai dengan kemunculan dan kepunahan jejak-jejak binatang hingga peristiwa evolusi manusia.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcO9bX-pISpSgNtOWTHZ3vm5k7qBDcbRiodlayK6zWkbYNSB1s9PnwFs6ZmK1SRw6EyIOwNwcjAFEP_0DlsPmFzcMwFh8ju-hheB0NK6mS3vLsr4WZbR6HPdwDJbOXT4H-bKnNTnBaNgrK/s1600/waktu+geologi.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="641" data-original-width="571" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcO9bX-pISpSgNtOWTHZ3vm5k7qBDcbRiodlayK6zWkbYNSB1s9PnwFs6ZmK1SRw6EyIOwNwcjAFEP_0DlsPmFzcMwFh8ju-hheB0NK6mS3vLsr4WZbR6HPdwDJbOXT4H-bKnNTnBaNgrK/s640/waktu+geologi.png" width="568" /></a></div>
<br />
<br />
Waktu geologi bumi disusun menjadi beberapa satuan menurut peristiwa yang terjadi pada setiap zamane. Masing-masing zaman pada skala waktu biasanya ditandai dengan peristiwa besar geologi atau paleontologi, seperti kepunahan massal. Sebagai contoh, batas antara zaman Kapur dan Paleogen didefinisikan dengan peristiwa kepunahan dinosaurus dan berbagai spesies laut. Periode yang lebih tua, yang tak memiliki peninggalan fosil yang dapat diandalkan perkiraan usianya, didefinisikan dengan umur absolut. Rentang waktu geologi diklasifikasikan dari yang terbesar ke yang terkecil adalah Eon, Era, Period, Epoch, dan Stage. Dalam bahasa Indonesia, Eon diterjemahkan menjadi Masa, Era dengan Kurun, Period diterjemahkan menjadi Zaman, sedangkan Epoch diterjemahkan menjadi Kala.diterjemahkan menjadi Masa, Era dengan Kurun, Period diterjemahkan menjadi Zaman, sedangkan Epoch diterjemahkan menjadi Kala.<br />
<br />
Sejarah geologi bertujuan untuk mengetahui perkembangan sejarah bumi dengan cara mempelajari batuannya. Untuk mempelajari geologi sejarah, para akhli kebumian mempelajarinya dengan mengalanlisa batuan untuk menentukan struktur, komposisi, dan hubungan diantaranya dan mengkaji sisa-sisa kehidupan masa lampau yang terdapat dalam batuan. Sebagaimana diketahui bahwa bumi terbentuk 4.5 milyar tahun yang lalu. Mengingat rentang waktu yang sangat panjang sejak pembentukan awal batuan diketahui lebih kurang 4 milyar tahun yang lalu maka para akhli geologi sejarah membaginya menjadi 4 kurun utama, yaitu:<br />
1). Prakambrium<br />
2). Paleozoikum<br />
3). Mesozoikum dan<br />
4). Kenozoikum.<br />
<br />
<b>A. Prakambrium</b><br />
Prakambrium adalah nama informal untuk kurun-kurun pada skala waktu geologi yang terjadi sebelum kurun Fanerozoikum saat ini. Periodenya dimulai dari pembentukan Bumi sekitar 4500 juta tahun yang lalu hingga evolusi hewan makroskopik bercangkang keras, yang menandai dimulainya. Kambrium, periode pertama dari masa pertama (Paleozoikum) kurun Fanerozoikum, sekitar 542 juta tahun yang lalu. Umumnya Prakambrium dianggap terdiri dari kurun Arkeozoikum dan kurun Proterozoikum.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFWZwaMVXoS5qmbTY73m87QJWNcBvKAVNT02Et52bNL82CIBhHUuqNTKRcvw166RJ9jN4u0HkPlOeSLcVoMQT9KSZb0kLN7Ptm-LCzx0GpNAi-Q7MzSFcCCbFPc-1k32kqcfI2QYahyphenhyphen541/s1600/220px-Asaphiscuswheelerii.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="186" data-original-width="220" height="269" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFWZwaMVXoS5qmbTY73m87QJWNcBvKAVNT02Et52bNL82CIBhHUuqNTKRcvw166RJ9jN4u0HkPlOeSLcVoMQT9KSZb0kLN7Ptm-LCzx0GpNAi-Q7MzSFcCCbFPc-1k32kqcfI2QYahyphenhyphen541/s320/220px-Asaphiscuswheelerii.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<b>Kurun Arkeozoikum (4,5 - 2,5 milyar tahun lalu)</b> merupakan masa awal pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Batuan masa ini ditemukan di beberapa bagian dunia yang lazim disebut kraton/perisai benua. Batuan tertua tercatat berumur kira-kira 3.800.000.000 tahun. Masa ini juga merupakan awal terbentuknya Indrorfer dan Atmosfer serta awal muncul kehidupan primitif di dalam samudera berupa mikro-organisma (bakteri dan ganggang). Fosil tertua yang telah ditemukan adalah fosil Stromatolit dan Cyanobacteria dengan umur kira-kira 3.500.000.000 tahun.<br />
<br />
<b>Kurun Proterozoikum (2,5 milyar - 290 juta tahun lalu)</b> merupakan awal terbentuknya hidrosfir dan atmosfir. Pada masa ini kehidupan mulai berkembang dari organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak (enkaryotes dan prokaryotes). Menjelang akhir masa ini organisme lebih kompleks, jenis invertebrata bertubuh lunak seperti ubur-ubur, cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal, yang bukti-buktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama.<br />
<br />
Kecuali pada kurun Kenozoikum, setiap kurun diakhiri oleh adanya perubahan yang besar (signifikan) dari benua dan pegunungan yang ada di Bumi yaitu dengan ditandai oleh munculnya bentuk bentuk kehidupan dari spesies yang baru. Pada kurun Prakambrium, yaitu periode sebelum Kambrium. Istilah Prakambrium dipakai mengacu pada rentang waktu dari periode bumi sebelum pembentukan batuan-batuan yang tertua yang mengandung fosil diketahui. Dalam beberapa dekade terakhir, walaupun para ahli geologi telah mendapatkan adanya beberapa fosil yang sulit dibedakan yang terdapat pada batuan berumur Prakambrium, sehingga periode ini dikenal juga sebagai kurun Cryptozoikum yang berasal adari kata “Crypt” yang artinya “tersembunyi” dan “zoon” yang artinya “kehidupan”.<br />
<br />
Selama abad ke 18 para ahli geologi pertama kalinya mulai melakukan pemetaan lapisan lapisan yang terdapat pada kerak bumi. Dalam pekerjaannya seringkali para ahli geologi menemukan sekelompok batuan yang berupa batuan beku dan metamorf yang berada dibagian paling bawah dan mendasari lapisan-lapisan batuan sedimen tersebut. Lapisan batuan sedimen paling bawah ini disebut sebagai “primary” yang kemudian dikenal dengan “Primary Era” yang diterapkan untuk batuan batuan sedimen yang tertua yang kemudian dikenal dengan Paleozoikum. Pada tahun 1835 adam Sedgwick seorang ahli geologi asal Inggris menggunakan nama “Kambrium” untuk lapisan lapisan sedimen yang paling tua. Kemudian untuk batuan batuan yang ditutupi oleh sedimen Kambrium ini dikenal dengan istilah batuan “Prakambrium”.<br />
<br />
<b>B. Paleozoikum</b><br />
Paleozoikum (Paleozoikum berasal dari bahasa Yunani, yaitu palaio, yang artinya "tua/purba" dan zoion, yang artinya "hewan", dengan demikian paleozoikum mengacu pada "kehidupan purba". Paleozoikum adalah masa pertama dari tiga masa pada kurun Fanerozoikum. Masa ini berlangsung pada kurang lebih 542 sampai 251 juta tahun yang lalu, dan dibagi menjadi enam periode, berturut-turut dari yang paling tua: Kambrium, Ordovisium, Silur, Devon, Karbon, dan Perm.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUjVW4VvEi4wMxJSHGioMhw4TGKj2f18upm18mxcq1H-HU6p5JhzU8-am-12Jwn5CKsyJ2TF5Be5gj0fTO69F_GBjpAKZPp5es9_wBHVreFlUnPHJFTujcHXZFekpyJ4Z6Imw00mv1DO7j/s1600/Plovdiv_Museum_of_Natural_History_-_Fossil_exhibition_-_Crotalocephalus.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="160" data-original-width="220" height="232" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUjVW4VvEi4wMxJSHGioMhw4TGKj2f18upm18mxcq1H-HU6p5JhzU8-am-12Jwn5CKsyJ2TF5Be5gj0fTO69F_GBjpAKZPp5es9_wBHVreFlUnPHJFTujcHXZFekpyJ4Z6Imw00mv1DO7j/s320/Plovdiv_Museum_of_Natural_History_-_Fossil_exhibition_-_Crotalocephalus.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<b>Zaman Kambrium </b>adalah periode pada skala waktu geologi yang dimulai pada sekitar 542 ± 1,0 jtl (juta tahun lalu) di akhir kurun Proterozoikum dan berakhir pada sekitar 488,3 ± 1,7 jtl dengan dimulainya zaman Ordovisium. Zaman ini merupakan periode pertama masa Paleozoikum dari kurun Fanerozoikum. Nama "Kambrium" berasal dari Cambria, nama klasik untuk Wales, wilayah asal batuan dari periode ini pertama kali dipelajari.<br />
<br />
<b>Zaman Ordovisium</b> adalah suatu periode pada kurun Paleozoikum yang berlangsung antara 488,3 ± 1,7 hingga 443,7 ± 1,5 juta tahun lalu. Zaman ini melanjutkan zaman Kambrium dan diikuti oleh periode Silur. Zaman yang namanya diperoleh dari salah satu suku di Wales, Ordovices, ini didefinisikan oleh Charles Lapworth pada tahun 1879 untuk menyelesaikan persengketaan antara pengikut Adam Sedgwick dan Roderick Murchison yang masing-masing mengelompokkan lapisan batuan yang sama di Wales utara masuk dalam periode Kambrium dan Silur. Lapworth mengamati bahwa fosil fauna pada strata yang dipersengketakan ini berbeda dengan fauna pada periode Kambrium maupun Silur sehingga seharusnya memiliki periode tersendiri<br />
<br />
<b>Zaman Silur</b> adalah periode pada skala waktu geologi yang berlangsung mulai akhir zaman Ordovisium, sekitar 443,7 ± 1,5 juta tahun lalu, hingga awal zaman Devon, sekitar 416,0 ± 2,8 juta tahun yang lalu. Seperti periode geologi lainnya, lapisan batuan yang menentukan awal dan akhir periode ini teridentifikasi dengan baik, tapi tanggal tepatnya memiliki ketidakpastian sebesar 5-10 juta tahun. Awal zaman Silur ditentukan pada suatu peristiwa kepunahan besar 60% species laut (peristiwa kepunahan Ordovisium-Silur).<br />
<br />
<b>Zaman Devon</b> adalah zaman pada skala waktu geologi yang termasuk dalam kurun Paleozoikum dan berlangsung antara 416 ± 2,8 hingga 359,2 ± 2,5 juta tahun yang lalu. Namanya berasal dari Devon, Inggris, tempat pertama kalinya batuan Exmoor yang berasal dari periode ini dipelajari. Semasa zaman Devon, ikan pertama kali berevolusi dan memiliki kaki serta mulai berjalan di darat sebagai tetrapoda sekitar 365 juta tahun yang lalu. Tumbuhan berbiji pertama tersebar di daratan kering dan membentuk hutan yang luas. Di laut, hiu primitif berkembang lebih banyak dibanding periode Silur dan Ordovisium akhir. Ikan bersirip (lobe-finned, Sarcopterygii), ikan bertulang (bony fish, Osteichthyes) serta moluska amonite muncul untuk pertama kalinya. Trilobit, brachiopoda mirip moluska, dan terumbu karang besar juga masih sering ditemukan. Kepunahan Devon Akhir sangat memengaruhi kehidupan laut. Paleogeografi didominasi oleh superbenua didominasi oleh superbenua Gondwana di selatan, benua Siberia di utara, serta pembentukan awal superbenua Euramerika di bagian tengah.<br />
<br />
<b>Zaman Karbon</b> adalah suatu zaman dalam skala waktu geologi yang berlangsung sejak akhir periode Devon sekitar 359,2 ± 2,5 juta tahun yang lalu hingga awal zaman Perm sekitar 299,0 ± 0,8 juta tahun yang lalu. Seperti halnya zaman geologi yang lebih tua lainnya, lapisan batuan yang menentukan awal dan akhir zaman ini teridentifikasi dengan baik, tapi tanggal tepatnya memiliki ketidakpastian sekitar 5-10 juta tahun. Nama "karbon" diberikan karena adanya lapisan tebal gamping pada periode ini yang ditemukan di Eropa Barat. Dua pertiga masa awal periode ini disebut subperiode Mississippian dan sisanya disebut sub-zaman, yaitu subzaman Pennsylvanian. Tumbuhan berdaun konifer muncul pada zaman yang penting ini.<br />
<br />
<b>Zaman Perm</b> adalah zaman dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara 299,0 ± 0,8 hingga 251,0 ± 0,4 juta tahun yang lalu. Periode ini merupakan periode terakhir dalam era Paleozoikum. Perm dikelompokan menjadi 3 (tiga) kala, yaitu Lopongian, Guadalupian, dan Cisuralian.<br />
<br />
<b>C. Mesozoikum</b><br />
Mesozoikum berasal dari bahasa Yunani, yaitu: meso artinya "antara" dan zoon, yang artinya "hewan" dengan demikian mesozoikum berarti "hewan pertengahan". Kurun Mesozoikum adalah salah satu dari tiga kurun geologi pada masa Fanerozoikum. Pembagian waktu menjadi era ini diawali oleh Giovanni Arduino pada abad ke-18, walaupun nama asli yang diberikannya untuk Mesozoikum adalah Sekunder (menjadikan kurun modern menjadi Tersier). Kurun yang berlangsung antara Paleozoikum dan Kenozoikum ini sering pula disebut Zaman Kehidupan Pertengahan atau Zaman Dinosaurus, mengikuti nama fauna yang dominan pada masa itu.<br />
<br />
Mesozoikum ditandai dengan aktivitas tektonik, iklim, dan evolusi. Benua-benua secara perlahan mengalami pergeseran dari saling menyatu satu sama lain menjadi seperti keadaannya saat ini. Pergeseran ini menimbulkan spesiasi dan berbagai perkembangan evolusi penting lainnya. Iklim hangat yang terjadi sepanjang periode juga memegang peranan penting bagi evolusi dan diversifikasi spesies hewan baru. Pada akhir zaman ini, dasar-dasar kehidupan modern terbentuk. Mesozoikum berlangsung kurang lebih selama 180 juta tahun, antara 251 hingga 65 juta tahun yang lalu. Era ini dibagi menjadi tiga periode: Trias, Jura, dan Kapur.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghd3PdCN0fpZN7YM1ywBo9HOwrXdQrMW-iV3GV_R0cRnTp4Odl0jepI9NJSUsY_uUICEiLg4Uop6MSCyNqW-1i6dFeLzsfnGUQ5SCm5zewVjPzTngJNKu8wJ1HzGxRMxK_W35rYRa1dFSd/s1600/2015-10-15_030510.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="316" data-original-width="427" height="235" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghd3PdCN0fpZN7YM1ywBo9HOwrXdQrMW-iV3GV_R0cRnTp4Odl0jepI9NJSUsY_uUICEiLg4Uop6MSCyNqW-1i6dFeLzsfnGUQ5SCm5zewVjPzTngJNKu8wJ1HzGxRMxK_W35rYRa1dFSd/s320/2015-10-15_030510.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<b>Zaman Trias</b> adalah suatu zaman dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara 251 ± 0,4 hingga 199,6 ± 0,6 juta tahun yang lalu. Zaman ini berlangsung setelah Permian dan diikuti oleh Jura. Awal dan akhir zaman Trias masing-masing ditandai dengan peristiwa kepunahan besar. Peristiwa kepunahan yang mengakhiri zaman Trias baru-baru ini berhasil ditentukan waktunya secara lebih akurat, tapi sebagaimana halnya dengan zaman geologi lain yang lebih tua, lapisan batuan yang mencirikan awal dan akhir teridentifikasi dengan baik, tapi waktu persis awal dan akhir periode ini memiliki ketidakpastian sebanyak beberapa juta tahun. Semasa zaman Trias, kehidupan laut dan daratan menunjukkan sebaran adaptif yang dimulai dengan biosfer yang sangat miskin setelah peristiwa kepunahan zaman Permian-Trias. Karang dari kelompok Zoantharia muncul untuk pertama kalinya. Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) mungkin mulai berkembang pada periode Trias, seperti juga vertebrata terbang pertama, pterosaurus.<br />
<br />
<b>Zaman Jura</b> adalah suatu zaman utama dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara 199,6 ± 0,6 hingga 145,4 ± 4,0 juta tahun yang lalu, setelah zaman Trias dan mendahului zaman Kapur. Lapisan batuan yang mencirikan awal dan akhir zaman ini teridentifikasi dengan baik, tapi waktu tepatnya mengandung ketidakpastian sebesar 5 hingga 10 juta tahun. Jura merupakan periode pertengahan kurun Mesozoikum, yang dikenal juga dengan "ZamanDinosaurus". Awal periode ini ditandai dengan peristiwa kepunahan zaman Trias-Jura. Nama zaman ini diberikan oleh Alexandre Brogniart berdasarkan banyaknya batugamping yang ditemukan di Pegunungan Jura, di daerah pertemuan Jerman, Perancis, dan Swiss.<br />
<br />
<b>Zaman Kapur atau Cretaceous</b> adalah salah satu zaman pada skala waktu geologi yang bermula pada akhir periode Jura dan berlangsung hingga awal Paleosen atau sekitar 145.5 ± 4.0 hingga 65.5 ± 0.3 juta tahun yang lalu. Zaman ini merupakan periode geologi yang paling lama dan mencakup hampir setengah dari kurun Mesozoikum. Akhir zaman ini menandai batas antara Mesozoikum dan Kenozoikum. Zaman ini ditandai sebagai suatu periode terpisah pertama kali oleh ahli geologi Belgia, Jean d'Omalius d'Halloy, pada tahun 1822 dengan menggunakan stratum di Cekungan Paris dan mendapat namanya berdasarkan banyaknya lapisan batuan karbonat (kalsium karbonat yang terbentuk oleh cangkang invertebrata laut, terutama coccolith) yang ditemukan pada zaman Kapur Akhir di Eropa daratan dan Kepulauan Britania.<br />
<br />
<b>D. Kenozoikum</b><br />
Kenozoikum (Berasal dari bahasa Yunani, yaitu: kainos, yang artinya "baru", dan zoe, yang artinya "kehidupan", atau dengan kata lain Kenozoikum berarti "kehidupan baru"). Kurun Kenozoikum adalah kurun terakhir dari tiga kurun dalam skala waktu geologi. Kurun ini berlangsung selama 65,5 juta tahun sampai sekarang, setelah peristiwa kepunahan massal zaman Kapur ke zaman Tersier pada akhir zaman Kapur yang menandai punahnya dinosaurus tanpa bulu dan berakhirnya kurun Mesozoikum.<br />
<br />
Kurun Kenozoikum dikelompokan menjadi 2 (dua) zaman yang setara, yaitu <b>zaman Tersier</b> yang mencakup hampir seluruh kurun Kenozoikum dan <b>zaman Kuarter</b> yang mencakup kuranglebih 1 juta tahun yang lalu. Lebih dari 95% kurun Kenozoikum kepunyaan zaman Tersier. Dari tahun 1760-1770, Giovanni Arduino sebagai inspektur tambang di Tuscany dan professor mineralogi dari Padua, membagi skala waktu geologi menjadi 4 kelas berdasarkan urutan batuan yang ada di Bumi, yaitu dengan istilah Primitif, Primer, Sekunder, dan Tersier. Selama abad ke 18 istilah Primer, Sekunder dan Tersier diberikan terhadap urut-urutan lapisan batuan, dimana Primer merupakan batuan batuan yang paling tua sedangkan Tersier untuk batuan-batuan yang lebih muda atau paling muda. Pada tahun 1829 P.G. Desnoyers menambahkan pembagian skala waktu geologi yaitu dengan yang ke-empat, yaitu Kuarter. Pembagian ini kemudian ditinggalkan, dimana Primitif dan Primer menjadi kurun Paleozoikum, sedangkan Sekunder menjadi kurun Mesozoikum, akan tetapi istilah Tersier dan Kuarter masih tetap dipakai Untuk dua tahapan utama dalam kurun Kenozoikum. Kurun Kenozoikum dimulai kurang lebih 65 juta tahun yang lalu dengan punahnya Dinosaurus dan berlanjut hingga saat ini. Selama 65 juta tahun terakhir, benua Pangea mengalami pemecahan menjadi beberapa benua dan pecahan pecahan benua ini saling bergerak hingga keposisi seperti yang kita lihat saat ini. Pada awal kurun Kenozoikum, Greenland mulai memisahkan diri dari Eropa, Antartika dari Australia, serta Afrika dan India juga memisahkan diri. Lautan Atlantik mengalami pemekaran melalui suatu lembah yang sempit yang dikenal saat ini sebagai punggung tengah samudra. India bergerak melewati samudra India dan bertabrakan dengan benua Asia membentuk pegunungan Himalaya. Sistem rangkaian pegunungan Alpine – Himalaya terbentuk; Rifting yang berasosiasi dengan aktivitas gunungapi terjadi di Afrika, Eropa, Asia, dan Antartika. Amerika Utara dan Amerika Selatan bergerak kearah barat melewati sebagian samudra Pasifik. Pergerakan ini menimbulkan tekanan yang menyebabkan pantai bagian barat kedua benua (Amerika Utara dan Amerika Selatan) terbentuk pegunungan Rocky dan pegunungan Andes. Sebagian dari dasar samudra Pasifik menyusup kedalam benua Amerika yang menyebabkan pelelehan dan membentuk gunungapi Cascade dan Andes di permukaan yang mewakili busur gunungapi baru yang saling berasosiasi dengan struktur yang lama. Busur gunungapi hingga saat ini tetap aktif.<br />
<br />
Setelah punahnya dinosaurus, banyak tempat di atas permukaan bumi yang tiba tiba terjadi kekosongan akibatnya punahnya dinosaurus. Pada awal Kenozoikum, binatang mamalia kecil yang menyerupai tikus mulai berkembang biak dan tersebar secara cepat serta mengalami diversifikasi dalam kelompoknya dan juga dalam ukurannya. Kemudian, daratan dan hutan yang ada di bumi dihuni oleh Badak Raksasa dan Gajah Raksasa, Singa, Kuda dan Rusa. Di udara dihuni oleh Kelelawar dan Burung sedanghkan di laut diisi oleh ikan paus, hiu dan binatang laut lainnya. Selama kurun Kenozoikum banyak organisme yang mengalami kepunahan, tetapi tidak sebanyak binatang dan tumbuhan yang hilang/punah seperti pada kurun Mesozoikum dan kurun Paleozoikum.<br />
<br />
Kurun Kenozoikum dibagi menjadi dua zaman, yaitu: Paleogen dan Neogen, dimana kedua zaman dibagi-bagi lagi menjadi beberapa kala. Zaman paleogen terbagi dalam kala Paleosen, Eosen, dan Oligosen, sedangkan zaman neogen terdiri dari kala Miosen dan Pliosen. Kurun Kenozoikum dapat pula dibagi menjadi Tersier (kala Paleosen hingga kala Pliosen) dan Kuarter (kala Pleistosen hingga kala Holosen.<br />
<br />
<b>Paleogen </b>adalah periode dalam skala waktu geologi yang merupakan bagian pertama dari kurun Kenozoikum dan berlangsung selama 42 juta tahun antara 65,5 ± 0,3 hingga 23,03 ± 0,05 juta tahun yang lalu. Periode ini terdiri dari kala <b>Paleosen, Eosen, dan Oligosen</b>, dan dilanjutkan oleh kala <b>Miosen</b> pada periode Neogen. Paleogen merupakan saat pertama berkembangnya mamalia dari jumlah yang sedikit dan bentuk yang sederhana, hingga membengkak menjadi beragam jenis pada akhir kepunahan massal yang mengakhiri periode Kapur (kurun Mesozoikum) sebelumnya. Beberapa mamalia ini akan berevolusi menjadi bentuk yang lebih besar yang mendominasi daratan, dan ada pula yang berevolusi menjadi mampu hidup di lingkungan lautan, daratan khusus, dan bahkan di udara. Burung juga berkembang pesat pada zaman ini menjadi kurang lebih bentuk modern yang dikenal saat ini. Cabang kehidupan lain di bumi bertahan relatif tidak berubah dibandingkan dengan perubahan yang dialami burung dan mamalia pada periode ini. Iklim menjadi lebih dingin sepanjang Paleogen dan batas laut menyurut di Amerika Utara di awal zaman ini.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9V7hKUpX-i3-DVYm-fjscQHiZxrJ9txeghIlS91ROIOFX9Sc85YFw-Keb3E7K9cVtVDhc8qcGgfE0DIeBXNZ_v0uaQ2VaVrCRfoQ7M15dvm4LBf93tRhk8incdsmLR-fhx4gGjTBu6xuD/s1600/151209183454_1_540x360-8.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="363" data-original-width="600" height="193" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9V7hKUpX-i3-DVYm-fjscQHiZxrJ9txeghIlS91ROIOFX9Sc85YFw-Keb3E7K9cVtVDhc8qcGgfE0DIeBXNZ_v0uaQ2VaVrCRfoQ7M15dvm4LBf93tRhk8incdsmLR-fhx4gGjTBu6xuD/s320/151209183454_1_540x360-8.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<b>Neogen</b> adalah suatu periode bagian dari kurun Kenozoikum pada skala waktu geologi yang dimulai sejak 23.03 ± 0.05 juta tahun yang lalu, melanjutkan zaman Paleogen. Berdasarkan usulan terakhir dari International Commission on Stratigraphy, Neogen terdiri dari kala <b>Miosen, Pliosen, Pleistosen, dan Holosen</b> dan berlangsung hingga saat ini. Sistem Neogen (formal) dan Sistem Tersier (informal) merupakan istilah untuk batuan yang terbentuk pada zaman ini. Neogen berlangsung kurang lebih selama 23 juta tahun. Selama zaman ini, mamalia dan burung berevolusi dengan pesat; genus Homo juga mulai muncul pada periode ini. Bentuk kehidupan lain relatif tidak berubah. Terjadi beberapa gerakan benua, dengan peristiwa yang paling penting adalah terhubungnya Amerika Utara dan Selatan pada akhir Pliosen. Iklim mendingin sepanjang periode ini yang memuncak pada glasiasi kontinental pada zaman Kuarter. Pada gambar 10-2 digambarkan beberapa peristiwa-geologi serta perkembangan kehidupan yang mendominasi selama kurun Kenozoikum (± 65 juta tahun yang lalu). Manusia mulai terlihat selama 2 juta tahun terakhir, yaitu pada kala Pleistosen. Pada 10000 tahun terakhir, sesuatu yang masih gelap dalam waktu geologi,sulishttp://www.blogger.com/profile/11273624674147068430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7779178718605929993.post-20269522322218340092018-08-12T16:07:00.002-07:002018-08-12T16:07:37.147-07:00Revolusi Bumi Dan PengaruhnyaBumi sebagai salah satu planet yang menyusun tata surya, sama halnya dengan planet-planet lain penyusun tata surya selain melakukan gerak terhadap porosnya (rotasi) juga melakukan gerakan mengelilingi matahari yaitu gerak revolusi bumi.Revolusi bumi sendiri tidak dapat dipisahkan oleh teori heliosentris yang menyatakan bahwa matahari merupakan pusat tata surya.Sehingga bumi dan planet-planet lain berputar mengitari matahari sebagai pusat tata surya.Pergerakan bumi mengelilingi matahari ini dibuktikan melalui percobaan yang dilakukan oleh para ahli berupa adanya Parallaxis dan aberasi.Gerak revolusi bumi juga menimbulkan beberapa akibat diantaranya perbedaan lamanya siang dan malam,adanya gerak semu tahunan matahari,perubahan musim,perubahan kenampakan rasi bintang dan kalender masehi.<br />
Gerhana matahari merupakan salah satu fenomena yang terjadi akibat peredaran bumi terhadap matahari dan peredaran bulan terhadap bumi.<br />
<br />
<b>A.Pengertian Revolusi</b><br />
Revolusi bumi adalah peredaran bumi mengelilingi matahari. Revolusi bumi merupakan akibat tarik menarik antara gaya gravitasi matahari dengan gaya gravitasi bumi, selain perputaran bumi pada porosnya atau disebut rotasi bumi. Kala revolusi bumi dalam satu kali mengelilingi matahari adalah 365¼ hari. Bumi berevolusi tidak tegak lurus terhadap bidang ekliptika melainkan miring dengan arah yang sama membentuk sudut 23,50 terhadap matahari, sudut ini diukur dari garis imajiner yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan yang disebut dengan sumbu rotasi. Copernicus yaitu orang pertama yang mengemukakan bahwa :<br />
a.bumi berputar melingkari sumbunya sekali putaran didalam 1 hari<br />
b.bumi bergerak melingkari matahari sekali didalam 1 tahun.<br />
<br />
Cocok dengan pendapat Copernicus, jadi bumi di samping berputar melingkari sumbunya sekali 1 hari, juga berputar melingkari matahari atau yang disebut dengan revolusi.Bumi beredar mengelilingi matahari dengan kala revolusi 365,25 hari ( 1 tahun ) kearah anti clockwise (berlawanan arah jarum jam) dan dengan kecepatan edar rata-rata 18,5 mil/detik. Oleh karena ekliptika berbentuk elips, maka matahari merupakan salah satu titik pusatnya, jadi jarak bumi matahari tidak selalu tetap melainkan berubah-ubah. Titik Perihelium ialah dimana bumi beredar terdekat dengan matahari, terjadi pada tanggal 21 Desember. Titik Aphelium ialah titik dimana bumi berada terjauh dengan matahari, terjadi pada tanggal 21 juni. Karena revolusi bumi dan miringnya sumbu bumi terhadap ekliptika sebesar 66,50 mengakibatkan terjadinya perubahan musim didaerah yang terletak antara 23,50 Utara s/d Kutub Utara dan 23,50 Selatan s/d daerah Kutub Selatan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJfjKuLeaTVTemnqcZnWR4JBIIchX9X-6dT6RuDIiqbaISBqr6mj9ikpegKBDLzfYpeuJB0X6z84jrEDhdY7aEivp2V5QT6XNk7r9qn15N2t3foG7xCt7yXd-bPSPEViS4PMSMnirfUpVJ/s1600/perjalanan+semu+matahari.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="198" data-original-width="590" height="131" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJfjKuLeaTVTemnqcZnWR4JBIIchX9X-6dT6RuDIiqbaISBqr6mj9ikpegKBDLzfYpeuJB0X6z84jrEDhdY7aEivp2V5QT6XNk7r9qn15N2t3foG7xCt7yXd-bPSPEViS4PMSMnirfUpVJ/s400/perjalanan+semu+matahari.png" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Lingkaran Tropik dan Kutub<br />
Tropic of Cancer adalah lingkaran lintang 23,50 Utara atau jajar yang melalui lintang 23,50 Utara , danTropic of Capricorn adalah lingkaran lintang 23,50 Selatan atau jajar yang melalui lintang 23,50 Selatan. Jika matahari bersinar berada tepat di lintang 23,50 Utara maka bagian belahan bumi yang lain dari lintang 900 – 23,50 = 66.50 ke kutub tidak mendapatkan sinar matahari.<br />
Jajar yang melalui lintang 66.50 Utara disebut Artic Circle dan Jajar yang melalui lintang 66.50 Selatan disebut Artartic Circle atau lingkaran kutub Utara dan kutub Selatan. Setiap titik yang terletak pada lintang 66.50 minimum mengalami gelap 1 hari dalam 1 tahun dan setiap titik dikutub mengalami gelap 6 bulan dalam 1 tahun.<br />
<br />
<b>B.Bukti Terjadinya Revolusi Bumi</b><br />
Bumi berevolusi dараt dibuktikan dеngаn percobaan-percobaan уаng dilakukan οlеh раrа ahli, sebagai berikut.<br />
1)Aberasi (Sesatan Cahaya)<br />
Orang melihat sebuah bintang S melalui sebuah teropong O, јіkа teropong diam maka bintang S аkаn tampak gambarnya dі titik B, tetapi kenyatanya tіdаk demikian. Orang уаng melihat dengan arah OS, bintang tеrѕеbυt tіdаk terlihat dі B (dеngаn arah SOB), melainkan melenceng kе sampingnya уаіtυ dі titik B’. Hаl іnі menunjukkan bahwa teropong tеrѕеbυt tіdаk diam, tetapi bergerak mengikuti bumi.<br />
Bersamaan dеngаn berjalannya cahaya dаrі titik O ѕаmраі B, teropong berpindah tempat atau berubah arahnya, berakibat cahaya tіdаk lagi jatuh dі titik B, melainkan dі samping titik B’. Dараt dilihat bintang tіdаk lagi dаlаm arah OS, tetapi dаlаm arah OS’. Bintang seolah-olah bergeser dеngаn arah уаng ѕаmа dеngаn gerakan іtυ. Gejala іnі disebut sesatan cahaya, atau aberasi cahaya.<br />
Ilustrasi Aberasi dараt diamati pada gambar berikut:<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9N8pbY3gMEuS1egftOQJaGnvNAZkQ-79m41UIMQ35YMfJomhK1Q3BWKauZHm4vMrhXe6IWVp6aaOsVAm38v61NjPuvWSMX_HeeWUy10qNsGwz7evW5W0fxa3lbExaLk3CfuIGh9vHK2D-/s1600/aberasi.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="220" data-original-width="196" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9N8pbY3gMEuS1egftOQJaGnvNAZkQ-79m41UIMQ35YMfJomhK1Q3BWKauZHm4vMrhXe6IWVp6aaOsVAm38v61NjPuvWSMX_HeeWUy10qNsGwz7evW5W0fxa3lbExaLk3CfuIGh9vHK2D-/s1600/aberasi.png" /></a></div>
<br />
<br />
2) Parallaxis (Beda Lihat)<br />
Parallaxis аdаlаh sudut dеngаn ѕеlυrυh jari-jari lintasan bumi dilihat dаrі sebuah bintang. Sudut аkаn semakin kecil јіkа jarak bintang semakin jauh dаrі matahari. Bintang-bintang dі langit mempunyai jarak уаng ѕаngаt jauh dаrі bumi, menyebabkan sudut parallaxis bintang-bintang pun ѕаngаt kecil.<br />
<br />
<b>C.Pengaruh Revolusi Bumi</b><br />
1.Perbedaan Lama Siang dan Malam<br />
Kombinasi antara revolusi bumi serta kemiringan sumbu bumi terhadap bidang ekliptika menimbulkan beberapa gejala alam yang diamati berulang setiap tahunnya.<br />
<br />
<b>Antara tanggal 21 Maret s.d 23 September</b><br />
<br />
<ul>
<li>Kutub utara mendekati matahari, sedangkan kutub selatan menjauhi matahari. </li>
<li>Belahan bumi utara menerima sinar matahari lebih banyak daripada belahan bumi selatan.</li>
<li>Panjang siang dibelahan bumi utara lebih lama daripada dibelahan bumi selatan.</li>
<li>Ada daerah disekitar kutub utara yang mengalami siang 24 jam dan ada daerah disekitar kutub selatan yang mengalami malam 24 jam.</li>
<li> Diamati dari khatulistiwa, matahari tampak bergeser ke utara.</li>
<li>Kutub utara paling dekat ke matahari pada tanggal 21 juni. Pada saat ini pengamat di khatulistiwa melihat matahari bergeser 23,5o ke utara.</li>
</ul>
<br />
<br />
<b>Antara tanggal 23 September s.d 21 Maret</b><br />
<br />
<ul>
<li>Kutub selatan lebih dekat mendekati matahari, sedangkan kutub utara lebih menjauhi matahari.</li>
<li>Belahan bumi selatan menerima sinar matahari lebih banyak daripada belahan bumi utara.</li>
<li>Panjang siang dibelahan bumi selatan lebih lama daripada belahan bumi utara</li>
<li>Ada daerah di sekitar kutub utara yang mengalami malam 24 jam dan ada daerah di sekitar kutub selatan mengalami siang 24 jam.</li>
<li>Diamati dari khatulistiwa, matahari tampak bergeser ke selatan.</li>
<li>Kutub selatan berada pada posisi paling dekat dengan matahari pada tanggal 22 Desember. Pada saat ini pengamat di khatulistiwa melihat matahari bergeser 23,5o ke selatan. </li>
</ul>
<br />
<b>Pada tanggal 21 Maret dan 23 Desember </b><br />
<br />
<ul>
<li> Kutub utara dan kutub selatan berjarak sama ke matahari.</li>
<li> Belahan bumi utara dan belahan bumi selatan menerima sinar matahari sama banyaknya.</li>
<li> Panjang siang dan malam sama diseluruh belahan bumi.</li>
<li> Di daerah khatulistiwa matahahari tampak melintas tepat di atas kepala.</li>
</ul>
<br />
<br />
<b>2.Gerak Semu Tahunan Matahari</b><br />
Pergeseran posisi matahari ke arah belahan bumi utara (22 Desember – 21 Juni) dan pergeseran posisi matahari dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan (21 Juni – 21 Desember ) disebut gerak semu harian matahari. Disebut demikian karena sebenarnya matahari tidak bergerak. Gerak itu akibat revolusi bumi dengan sumbu rotasi yang miring.<br />
<br />
<b>3.Perubahan Musim</b><br />
Belahan bumi utara dan selatan mengalami empat musim. Empat musim itu adalah musim semi, musim panas, musim gugur,, dan musim dingin. Berikut ini adalah tabel musim pad waktu dan daerah tertentu di belahan bumi<br />
Musim-musim dibelah bumi utara <br />
Musim semi : 21 Maret – 21 Juni<br />
Musim panas : 21 Juni – 23 September<br />
Musim gugur : 23 September – 22 Desember<br />
Musim Dingin : 22 Desember – 21 Maret<br />
<br />
Musim-musim dibelah bumi selatan<br />
Musim semi : 23 September – 22 Desember<br />
Musim panas : 22 Desember – 21 Maret<br />
Musim gugur : 21 Maret – 22 Juni<br />
Musim Dingin : 21 Juni – 23 September<br />
<br />
<br />
<b>4. Perubahan Kenampakan Rasi Bintang</b><br />
Rasi bintang adalah susunan bintang-bintang yang tampak dari bumi membentuk pola-pola tertentu. Bintang-bintang membentuk sebuah rasi sebenarnya tidak berada pada lokasi yang berdekatan. Karena letak bintang-bintang itu sangat jauh, maka ketika diamati dari bumi seolah-olah tampak berdekatan. Rasi bintang yang kita kenal antara lain Aquarius, Pisces, Gemini, Scorpio, Leo, dan lain-lain Ketika bumi berada disebelah timur matahari, kita hanya dapat melihat bintang-bintang yang berada di sebelah timur matahari. Ketika bumi berada di sebelah utara matahari, kita hanya dapat melihat bintang-bintang yang berada di sebelah utara matahari. Akibat adanya revolusi bumi, bintang-bintang yang nampak dari bumi selalu berubah.<br />
<br />
<b>5. Kalender Masehi</b><br />
Berdasarkan pembagian bujur, yaitu bujur barat dan bujur timur, maka batas penaggalan internasional ialah bujur 180o , akibatnya apabila dibelahan timur bujur 180o tanggal 15 maka di belahan barat bujur 180o masih tanggal 14, seolah-olah melompat satu hari. Hitungan kalender masehi berdasarkan pada kala revolusi bumi, dimana satu tahun sama dengan 365 ¼ hari. Kalender masehi yang mula-mula digunakan adalah kalender Julius Caesar atau kalender Julian. Kalender julian erdasarkan pada selang waktu antara satu musim semi dengan musim semi berikutnya dibelahan bumi utara. Selang waktu ini tepatnya adalah 365,242 hari atau 365 hari 5 jam 48 menit 46 sekon. Julius Caesar menetapkan perhitungan kalender sebagai berikut.<br />
<br />
<ul>
<li>Lama waktu dalam setahun adalah 365 hari </li>
<li>Untuk menampung kelebihan ¼ hari pada tiap tahun maka lamanya satu tahun diperpanjang 1 hari menjadi 366 hari pada setiap empat tahun. Satu hari tersebut ditambahkan pada bulan februari. Tahun yang lebih panjang sehari ini disebut tahun kabisat </li>
<li>Untuk mempermudah mengingat, maka dipilih sebagai tahun kabisat adalah tahun yang habis di bagi empat. Contohnya adalah 1984,2000, dan lain-lain.</li>
</ul>
<br />
<br />
<br />
<b>6. Gerhana Matahari </b><br />
Gerhana matahari terjadi ketika bulan melintas di antara bumi dan matahari. Jika posisi bumi-bulan-matahari tepat segaris, bayangan bulan dapat menutup sebagian daerah dibumi. Tempat di bumi yang tertutup penumbra mengamati gerhana matahari sebagian (parsial). Hanya sebagian permukaan matahari yang ditutupi bulan. Tempat yang ditutupi umbra mengalami gerhana matahari total. Seluruh permukaan matahari tertutup bulan.<br />
<br />
Ukuran bulan sangat kecil sehingga bayangannyapun kecil. Oleh karena itu, daerah di bumi yang tertutup bayangan bulan hanya sebagian. Luas daerah yang tertutup penumbra memiliki garis tengah sekitar 3.000 km. Daerah yang tertutup umbra memiliki garis tengah sekitar 269 km. Lama gerhana matahari total hanya beberapa menit karena gerakan bayangan bulan yang cepat. Gerhana matahari total yang tergolong lama terjadi di Samudra Atlantik dan afrika pada tanggal 30 Juni 1937 yang berlangsung selama 7,2 menit.Apabila Gerhana posisi Bulan terletak berada pada satu garis lurus , di antara Bumi dan Matahari maka akan tertutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari.matahari terjadi. Walaupun Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi. Penyebab lain adalah letak Bulan yang lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer.<br />
<br />
Gerhana matahari dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu:<br />
a. Gerhana total<br />
Sebuah gerhana matahari dikatakan sebagai gerhana total apabila saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih besar dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari dan piringan Bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari.<br />
<br />
b. Gerhana sebagian<br />
Gerhana sebagian terjadi apabila piringan Bulan(saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian dari piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan.<br />
<br />
c. Gerhana cincin.<br />
Gerhana cincin terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran piringan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari. Sehingga ketika piringan Bulan berada di depan piringan Matahari, tidak seluruh piringan Matahari akan tertutup oleh piringan Bulan. Bagian piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan, berada di sekeliling piringan Bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya.Gerhana matahari tidak dapat berlangsung melebihi 7 menit 40 detik. Pada saat terjadi gerhana Matahari orang dilarang melihat langsung dengan mata telanjang ke arah Matahari. Jika dilakukan maka mata dapat mengalami kerusakan permanent dan mengakibatkan kebutaan.sulishttp://www.blogger.com/profile/11273624674147068430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7779178718605929993.post-61046463295021605012018-08-12T04:00:00.000-07:002018-08-12T04:02:03.565-07:00Rotasi Bumi Dan Akibatnya<b>A. Rotasi bumi</b><br />
Rotasi bumi adalah perputaran bumi pada porosnya. Gerak ini dapat dimisalkan ketika seseorang naik komedi putar yang sedang melaju, jika orang itu melihat kearah luar maka orang-orang diluar pagar, tiang listrik, loket dan lain-lain disekitar komedi putar akan tampak seolah-olah ber gerak mendekat kemudian menjauh terhadap pengamat yang ada di atas komedi putar. Demikian pula halnya dengan gerak rotasi bumi. Pengamat yang berada di bumi sesungguhnya mengalami gerak rotasi dari barat ke timur, sehingga benda-benda diluar bumi (matahari, bulan dan bintang) kelihatan bergerak dari timur ke barat. Waktu yang diperlukan bumi untuk melakukan satu kali rotasi adalah 23 jam 56 menit 4,09 detik atau satu hari.<br />
<br />
Akibat rotasi bumi adalah :<br />
<b>1. Peredaran semu harian benda benda langit. </b><br />
Benda-benda langit yang terlihat setiap hari (terutama malam hari) seolah-olah melintas dari timur ke barat. Pergerakan ini selanjutnya disebut pergerakan semu harian benda langit. Pergerakan ini bukan disebab kan oleh gerakan benda-benda langit terhadap bumi tetapi disebabkan adanya rotasi bumi pada porosnya.<br />
<br />
<b>2. Peristiwa siang dan malam.</b><br />
Rotasi bumi meyebabkan bagianbagian bumi yang berhadapan secara langsung dengan matahari akan mendapat sinar, sedang bagian sebaliknya tidak mendapat sinar. Bagian bumi yang mendapat sinar matahari akan terjadi siang, sedang bagian yang tidak terkena sinar matahari akan mengalami malam. Perubahan siang dan malam berlangsung secara perlahan sehingga daerah-daerah yang berada pada posisi lebih timur dari daerah lain akan mengalami siang lebih dahulu.<br />
<b><br /></b>
<b>3. Perbedaan waktu</b><br />
<b><br /></b>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7lTUXAt807crq1m5guJz_KfikUlj30IaA6m8n8befpyjhc7jwANV7H6viBX3Il28vH_6JvzieOG9Eg0fSq_yHhUwC-AMt_XHnbzDWd7jbanlNM1cP8Q0Mo_HHxFyj4sn29B1CScbjwbkw/s1600/zona-waktu.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="299" data-original-width="590" height="201" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7lTUXAt807crq1m5guJz_KfikUlj30IaA6m8n8befpyjhc7jwANV7H6viBX3Il28vH_6JvzieOG9Eg0fSq_yHhUwC-AMt_XHnbzDWd7jbanlNM1cP8Q0Mo_HHxFyj4sn29B1CScbjwbkw/s400/zona-waktu.gif" width="400" /></a></div>
<b><br /></b>
<b><br /></b>
Garis Bujur adalah garis khayal yang digunakan untuk menentukan waktu waktu di permukaan bumi dan di dasarkan pada kota Greenwich di Inggris. Kota Greenwich ditetapkan sebagai acuan dengan garis bujur 0º. Daerah disebelah timur Greenwich<br />
ditetapkan sebagai bujur timur, sedang daerah disebelah baratnya bujur barat. Selanjutnya daerah barat dan timur masing-masing dibagi menjadi 180 garis dan tiap garis bernilai 1º.<br />
<br />
<b>4. Pembelokan arah angin</b><br />
<b><br /></b>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3Z_MNcunvN5ZzJdrXVuIMcq8N9ZkM7XJfyVpThqKT1qv5ghyEbqe4HRiA618VABIV1gIoavfevjIUe91ebYp10c2NdiXor3mDF85i4W08HF4nURw_nn3kjySspMPzMET2H4z4iy7HDiLO/s1600/gambar-3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="384" data-original-width="441" height="277" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3Z_MNcunvN5ZzJdrXVuIMcq8N9ZkM7XJfyVpThqKT1qv5ghyEbqe4HRiA618VABIV1gIoavfevjIUe91ebYp10c2NdiXor3mDF85i4W08HF4nURw_nn3kjySspMPzMET2H4z4iy7HDiLO/s320/gambar-3.jpg" width="320" /></a></div>
<b><br /></b>
<b><br /></b>
Angin bertiup dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Meskipun demikian arah angin tidak sama persis dengan arah gradien tekanan, hal ini disebabkan adanya efek gaya Coriolis pada angin. Gaya Coriolis adalah gaya semu<br />
yang timbul akibat efek dua gerakan yaitu gerak rotasi bumi dan gerak benda relatif terhadap bumi.<br />
<br />
<b>5. Pembelokan arus laut</b><br />
Arus laut pada umumnya di sebabkan oleh angin yang bertiup dipermukaannya. Seperti halnya arah angin, arah arus laut juga disimpangkan oleh adanya rotasi bumi. Arus laut dipaksa membelok ketika sampi di belahan bumi utara dan belahan bumi selatan<br />
<br />
<b>6.Perbedaan percepatan gravitasi bumi</b><br />
<b><br /></b>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1_Ew4plZ8rW2WKMGtuZEHspAO467JDuiE0JIqDXjbTiBqInDqabR_GhXdFmwzAEykxpWExpdBDTkE0NIqj-310wmqVo9gCO6TF0t_y5Q_QfY6kbj0wdtgiffGMcWMRZ7-bJf-eCllzHGj/s1600/rumus+perbedaan+percepatan+gravitasi.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="89" data-original-width="136" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1_Ew4plZ8rW2WKMGtuZEHspAO467JDuiE0JIqDXjbTiBqInDqabR_GhXdFmwzAEykxpWExpdBDTkE0NIqj-310wmqVo9gCO6TF0t_y5Q_QfY6kbj0wdtgiffGMcWMRZ7-bJf-eCllzHGj/s1600/rumus+perbedaan+percepatan+gravitasi.png" /></a></div>
<b><br /></b>
<b><br /></b>
Benda yang berputar/berrotasi akan menyebabkan terjadinya gaya sentripetal. Semakin besar jari-jari rotasi akan semakin besar juga gaya sentripetal yang timbul<br />
<br />
<b>7. Gaya sentrifugal ini akan</b><br />
<b><br /></b>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYzthGDTLqb2KdT8dBTwgQxLJsgOGzbJMd5GN-tEU7vww0M3Xgoy83OjnnG3Xkj9PWIjjoY9F5LfDgekmvq7A5MM4lIB0hBvBOgtcgOJu6a8yOkOkusOY3krA671NvmAYdYy-u9hpsBf6q/s1600/rumus+gaya+sentrifugal.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="90" data-original-width="142" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYzthGDTLqb2KdT8dBTwgQxLJsgOGzbJMd5GN-tEU7vww0M3Xgoy83OjnnG3Xkj9PWIjjoY9F5LfDgekmvq7A5MM4lIB0hBvBOgtcgOJu6a8yOkOkusOY3krA671NvmAYdYy-u9hpsBf6q/s1600/rumus+gaya+sentrifugal.png" /></a></div>
<b><br /></b>
<b><br /></b>
mengakibatkan bumi pepat di bagian kutub (garis tengah bumi bagian kutub lebih kecil dibanding garis tengah bumi bagian katulistiwa). Perbedaan garis tengah ini mengakibatkan percepatan gravitasi bumi berbada, sesuai hukum Newton<br />
tentang gravitasi.sulishttp://www.blogger.com/profile/11273624674147068430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7779178718605929993.post-53534263967030366762018-08-11T19:14:00.000-07:002018-08-12T04:02:03.535-07:00Susunan Dan Bagian-Bagian Matahari<b>A. Matahari</b><br />
Matahari merupakan pusat tata surya yang berupa bola gas yang bercahaya.Matahari merupakan bintang yang paling dekat dari Bumi. Bintang-bintang lain terlihat sangat kecil dan hanyha bisa terlihat pada malam hari karena jaraknya lebih jauh dari matahari dan pada siang haro cahayanya kalah dengan cahaya matahari yang jaraknya lebih dekat. Suhu permukaan matahari 6.000 derajat celsius yang dipancarkan ke luar angkasa hingga sampai ke permukaan bumi, sedangkan suhu inti sebesar 15-20 juta derajat celsius. Dalam tata surya, matahari merupakan pusat dan penggerak anggota-anggotanya. Karena pengaruh gaya gravitasi matahari, semua planet dan benda-benda langit lainnya beredar mengelilingi matahari.<br />
<br />
Matahari berotasi pada sumbunya dengan arah rotasi sesuai dengan arah rotasi sebagian besar planet dan satelit.Periode rotasi pada bagian ekuator matahari adalah sekitar 34 hari, sedangkan rotasi dikutubnya memerlukan waktu sekitar 27 hari.Perbedaan itu dikarenakan matahari berbentuk gas, sehingga bagian ekuator dan bagian kutubnya mempunyai gerak yang berbeda.Sumber panas dan cahaya matahari berasal dari reaksi fusi, yaitu penggabungan inti-inti unsur hidrogen dan unsur helium pada suhu yang sangat tinggi.<br />
<br />
Diameter matahari sangat besar, kira-kira 109 kali diameter bumi. Matahari memiliki gaya gravitasi sangat besar, jauh lebih besar daripada gaya gravitasi planet-planet. Hal ini yang menyebabkan planet-planet bergerak mengelilinginya, tetapi karena planet juga memiliki gaya gravitasi maka planet akan tetap beredar pada orbitnya tanpa ditarik sepenuhnya oleh matahari. Oleh sebab itu, matahari merupakan pusat tata surya.<br />
<br />
<b>1. Susunan Kimiawi Matahari </b><br />
Matahari disusun oleh 70 % unsur hidrogen, 25 % unsur helium dan 5 % unsur yang lebih berat (oksigen, karbon dan neon)<br />
<br />
<br />
<b>2. Bagian-bagian matahari :</b><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdYRtZkhjS3yMA1gum2JZD7kIViRgvslwuEql43kFHfAikx44nUGhMwOfq_dJFjs7X7c6srVsVQ548BHoL8Tc-2Y58GB5oOg4brfR-xEJjhtbBlmv9eKYMD5vAoAfIUgdpiP0vVoUcgADE/s1600/sun-1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="290" data-original-width="290" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdYRtZkhjS3yMA1gum2JZD7kIViRgvslwuEql43kFHfAikx44nUGhMwOfq_dJFjs7X7c6srVsVQ548BHoL8Tc-2Y58GB5oOg4brfR-xEJjhtbBlmv9eKYMD5vAoAfIUgdpiP0vVoUcgADE/s1600/sun-1.jpg" /></a></div>
<br />
<br />
<b>a. Fotosfer,</b> bagian dari tepi cakram matahari yang dapat dilihat, memiliki<br />
temperatur sekitar 6000°C.<br />
<b><br /></b>
<b>b. Limb, </b>bagian tepi dari cakram matahari.<br />
<b><br /></b>
<b>c. Granulasi</b>, bagian permukaan yang lebih panas yang muncul dari bagian dalam<br />
matahari. Sebuah granula berukuran 300-1.300 km dari tepi ke tepi, dan<br />
bertahan sampai 10 menit.<br />
<b><br /></b>
<b>d. Kormosfer,</b> atmosfer bagian dalam dari matahari, merupakan sebuah lapisan<br />
hidrogen yang lebarnya sekitar 8000 km, terletak diantara fotosfer dan korona.<br />
<b><br /></b>
<b>e. Korona,</b> lapisan luar atmosfer matahari terdiri atas partikel-partikel subatomis.<br />
<b><br /></b>
<b>f. Angin matahari,</b> suatu aliran partilkel-partikel subatomis bergerak kedalam ruang<br />
angkasa dengan kecepatan 350 hingga 800 km/detik merupakan perluasan<br />
bagian korona. Aliran angin matahari telah terdeteksi hingga bagian luar planet<br />
saturnus.<br />
<b><br /></b>
<b>g. Prominesa,</b> merupakan awan-awan hidrogen yang sangat besar dengan tinggi<br />
kira-kira 200.000 km. Awan-awan ini dapat meledak dalam waktu singkat atau<br />
diam tenang selama berbulan-bulan.<br />
<b><br /></b>
<b>h. Flare,</b> merupakan gangguan pada baigan bawah korona yang terilhat sebagai<br />
kilatan-kilatan cahaya yang cemerlang.<br />
<b><br /></b>
<b>i. Spikula,</b> merupakan kelompok-kelompok pancaran hidrogen, dengan ketinggian<br />
8000/10.000 km. Spikula berasal dari kromosfer, setiap spikula dapat bertahan<br />
sampai 15 menit.<br />
<br />
Matahari merupakan bola raksasa yang terbentuk oleh gas hidrogen.<br />
Atom-atom gas hidrogen kemudian bersatu membentuk gas helium,yang dikenal<br />
dengan reaksi penggabungan inti (reaksi fusi). Proses ini menghasilkan energi<br />
yang sangat besar dalambentuk energi panas, energi cahaya, dan energi<br />
gelombang. Matahari berjarak kira-kira 150 juta kilometer dari bumi. Jarak dari<br />
bumi ke matahari ditetapkan sebagai 1 satuanastronomi (1 SA). Jarak matahari<br />
ini sama dengan 1/546.000 kali jarakbintang yang paling terang, yaitu Sirius.<br />
Meskipunmatahari kita tergolong bintang yang ukurannya sedang,tetapi ukuran<br />
ini sudah sama dengan 109 kali diameterbumi (diameter bumi 12.756 km).<br />
Seandainya matahariitu berongga, kamu dapat memasukkan satu juta bumi<br />
kedalamnya.<br />
<br />
Matahari merupakan salah satu bintang yang menghiasi galaksi Bima<br />
Sakti. Suhu permukaan matahari 6.000 derajat celsius yang dipancarkan ke luar<br />
angkasa hingga sampai ke permukaan bumi, sedangkan suhu inti sebesar 15-20<br />
juta derajat Celsius.sulishttp://www.blogger.com/profile/11273624674147068430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7779178718605929993.post-10747789453085446642018-08-08T20:04:00.000-07:002018-08-12T04:02:03.382-07:00Planet-Planet Di Tata SuryaSetiap planet dalam sistem Tata Surya senantiasa mengorbit Matahari sebagai bintang pusatnya pada lintasannya masing-masing. Karena jarak setiap planet ke Matahari berbeda-beda, maka kala revolusinya berbeda-beda pula. Adanya perbedaan jarak terhadap Matahari mengakibatkan perbedaan suhu pada setiap planet.<br />
<br />
<b>A. Karakteristik Planet</b><br />
Setiap planet dalam sistem Tata Surya mempunyai karakteristik berbeda satu dengan yang lainnya. Karakteristik yang dimiliki suatu planet dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya; antara lain dipengaruhi jarak ke Matahari, eksentrisitas, kerapatan atau densiti. Adapun karakteristik masingmasing planet adalah sebagai berikut:<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWOPwuihLVxq2xxDSknwu5rhKxEUtmWYvA3zvXdckvl9d5aBMDSh36aGV4dguMAkLhURTOMVO0AHfVNNBeNSp3UBA11u1JOfA7ZRtfF94va4l3fxVrFw2gMMkDK5Aj5ZerV7ogIyTTaG7h/s1600/planets3x3_sun_colorMercury_1080p.00001_print.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="576" data-original-width="1024" height="354" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWOPwuihLVxq2xxDSknwu5rhKxEUtmWYvA3zvXdckvl9d5aBMDSh36aGV4dguMAkLhURTOMVO0AHfVNNBeNSp3UBA11u1JOfA7ZRtfF94va4l3fxVrFw2gMMkDK5Aj5ZerV7ogIyTTaG7h/s640/planets3x3_sun_colorMercury_1080p.00001_print.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<br />
<b>1. Merkurius</b><br />
Merupakan planet yang paling dekat ke Matahari dengan jarak 0,39 SA. Karena planet Merkurius jaraknya paling dekat ke Matahari, maka suhu pada siang hari di Merkurius mencapai 4270 °C, sedangkan pada malam hari suhunya menjadi sangat rendah yaitu mencapai –1700 °C. Merkurius mempunyai eksentrisitas yang besar yaitu 0,206 akibatnya jarak antara Merkurius dan Matahari bervariasi dengan cukup besar pula. Perbedaan jarak terjauh ke Matahari (aphelium) dengan jarak terdekat ke Matahari (perihelium) adalah sebesar 22 juta Km. Jarak aphelium planet Merkurius adalah 57,9 juta km. Merkurius tidak memiliki atmosfir oleh karena hal tersebut langit Merkurius berwarna hitam. Kerapatan atau densitasnya 5,43 gr/cm3.<br />
Ciri-Ciri Planet Merkurius<br />
a. Terdekat dengan matahari (± 58 x 106 km)<br />
b. Perrmukaannya mirip dengan bulan<br />
c. Mengelilingi matahari 88 hari sekali (revolusinya)<br />
d. Satu kali berputar rotasinya 59 hari<br />
e. Massanya 0,52 kali massa bumi dan diameternya 4867 km<br />
f. Permukaannya berkepundan akibat tumbukan meteor dan atmosfernya tipis dan tidak memiliki satelit<br />
<br />
<b>2. Venus</b><br />
Planet Venus lebih dikenal sebagai Bintang Kejora atau Bintang Senja. Eksentrisitas planet Venus adalah 0,007, sehingga orbit planet Venus mendekati bentuk lingkaran. Jarak Venus ke Matahari 0,72 SA, sehingga di Venus suhunya sangat panas dapat mencapai 4800 °C. Tingginya suhu di planet Venus diakibatkan adanya efek rumah kaca. Kerapatan atau densitas Venus adalah 5,24 gr/cm3.<br />
Ciri-Ciri Planet Venus<br />
a. Jaraknya 108 x 106 km<br />
b. Planet yang terdekat dengan bumi<br />
c. Bersuhu tinggi<br />
d. Rotasinya 243 hari<br />
e. Massanya 0,815 x bumi dan diameternya 12383 km<br />
f. Disebut bintang timur, atau bintang pagi atau bintang fajar, karena tampak di sebelah timur sebelum matahari terbit.<br />
g. Disabut bintang barat, atau bintang senja atau bintang malam karena tampak di sebelah barat pada sore hari<br />
h. Tidak memiliki satelit<br />
<br />
<b>3. Bumi</b><br />
Sampai saat ini Bumi merupakan satu-satunya planet yang mempunyai kehidupan. Hal tersebut dimungkinkan karena Bumi diselubungi oleh atmosfirnya sehingga perbedaan suhu pada siang dan malam tidak terlalu besar. Bumi mengorbit Matahari sebagai bintang pusatnya dengan eksentrisitas 0,017, sehingga orbitnya hampir membentuk lingkaran. Jarak rata-rata Bumi ke Matahari adalah 1 Satuan Astronomi atau 150 juta kilometer. Kala revolusi Bumi adalah 365,3 hari, sedangkan kala rotasinya adalah 23 jam 56 menit. Kerapatan atau densitas Bumi adalah 5,52 gram/cm3, Bumi merupakan benda terpadat dalam sistem Tata Surya. Bumi mempunyai sebuah satelit yaitu Bulan.<br />
Ciri-Ciri Planet Bumi<br />
a. Jaraknya 150 juta kilometer yang disebut satuan astronomi Angstrom<br />
b. Ada kehidupan<br />
c. Rotasinya 23 jam 56 menit (dibulatkan 24 jam) yang disebut satu hari<br />
d. Massa 5,98 x 1024 kg volumenya 1021 km3, dan massa jenisnya 5,5 x 103 kg/m3<br />
e. Revolusinya 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik atau 365,25 hari<br />
f. Memiliki satu satelit yang bernama bulan<br />
<br />
<b>4. Mars</b><br />
Jarak rata-rata planet Mars ke Matahari adalah 1,52 SA atau 228 juta kilometer dengan eksentrisitas 0,093. Mars berputar mengelilingi Matahari dengan kala revolusi 687 hari. Mars mempunyai dua buah satelit yaitu Phobos dan Deimos.<br />
Ciri-Ciri Planet Mars<br />
a. Berdiameter 6803 km (1/2 diameter bumi)<br />
b. Disebut bintang merah karena pada malam har berwarna merah<br />
Tata Surya, Bumi, dan Matahari 4<br />
c. Revolusinya 687 hari<br />
d. Memiliki satelit yang bernama Phobos dan Delmos<br />
e. Rotasinya 24,6 jam<br />
f. Massanya 0,108 x massa bumi<br />
g. Berjarak 228 x 106 km dari matahari<br />
h. Kemungkinan ada air<br />
<br />
<b>5.Yupiter</b><br />
Jarak rata-rata planet Yupiter ke Matahari adalah 5,2 SA. Yupiter mempunyai eksentrisitas 0,048 dengan kala revolusi 11,86 tahun. Yupiter diperkirakan mempunyai 17 satelit (data sampai tahun 1992). Empat buah satelitnya yang berukuran besar bernama IO, Europa, Ganymede, dan Callisto. Yupiter merupakan planet terbesar dalam sistem tata surya; mempunyai kala rotasi 9 jam 50 menit; artinya Yupiter berotasi dengan sangat cepat.<br />
Ciri-Ciri Planet Jupiter<br />
a. Planet terbesar dan berjarak 778 x 106 km<br />
b. Berdiameter 139503 km<br />
c. Kala rotasinya 9,9 jam<br />
d. Kala revolusinya 11,9 tahun<br />
e. Massanya 317,900 x massa bumi<br />
f. Memiliki 16 satelit<br />
<br />
<b>6. Saturnus</b><br />
Jarak rata-rata Saturnus ke Matahari adalah 9,5 SA. Saturnus mempunyai eksentrisitas 0,056 dengan kala revolusi 29,5 tahun. Saturnus dihiasi oleh gelang dan cincin yang indah, mempunyai 9 buah satelit yaitu Mimas, Enceladus, Tethys, Dione, Rhea, Titan, Hyperion, Lapetus, dan Phoebe.<br />
Ciri-Ciri Planet Saturnus<br />
a. Cahaya indah<br />
b. Memiliki cincin<br />
c. Berjarak 1426 x 106 km<br />
d. Kala rotasinya 10,4 jam<br />
e. Kala revolusinya 29,5 tahun<br />
f. Massanya 95,220 x massa bumi<br />
g. Diameternya 120000 km<br />
h. Memiliki 19 satelit<br />
<br />
<b>7. Uranus</b><br />
Jarak rata-rata planet Uranus ke Matahari adalah 19,2 SA. Uranus mempunyai eksentrisitas 0,047 dengan kala revolusi 84 tahun. Uranus mempunyai cincin dan mempunyai 5 buah satelit yaitu Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberion.<br />
Ciri-Ciri Planet Uranus<br />
a. Bercincin awan<br />
b. Berjarak 2872 x 106 km<br />
c. Berdiameter 49700 km<br />
d. Massanya 14,55 x bumi<br />
e. Kala rotasinya 10 jam 49 menit<br />
f. Kala revolusinya 84 tahun<br />
g. Memiliki 5 satelit<br />
<br />
<b>8. Neptunus</b><br />
Jarak rata-rata planet Neptunus ke Matahari adalah 30,07 SA. Neptunus mempunyai eksentrisitas 0,009 dengan kala revolusi 164,8 tahun. Neptunus mempunyai dua buah satelit yaitu Triton dan Nereid.<br />
Ciri-Ciri Planet Neptunus<br />
a. Sebagai saudara kembar dari Uranus wujudnya<br />
b. Kala rotasinya 15,7 jam<br />
c. Kala revolusinya<br />
d. Massanya 17,320 x bumi<br />
e. Diameternya 53000 km<br />
f. Jaraknya 4490 x 106 km dan memiliki 2 satelit<br />
<br />
<b>B. Pengelompokkan Planet</b><br />
Planet-planet dalam Tata Surya dapat dikelompokkan dengan kriteria tertentu.<br />
• Berdasarkan sifat fisika dan kimianya.<br />
Planet dikelompokkan menjadi planet Terestrial (yang berarti seperti Bumi) dan planet Jovian (yang berarti seperti Jupiter). Planet terestrial adalah planet-planet keras mengandung bebatuan seperti Bumi. Planetplanet yang termasuk planet terestrial adalah Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Sedangkan planet jovian adalah planet-planet yang berbentuk gas seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.<br />
<br />
• Berdasarkan kedudukan orbitnya terhadap kedudukan orbit Bumi. Berdasarkan kedudukan orbit planet terhadap kedudukan orbit Bumi, planet dikelompokkan menjadi planet inferior dan planet superior. Planet inferior adalah planet-planet yang kedudukan orbitnya antara Matahari dan orbit Bumi. Jarak planet-planet tersebut ke Matahari lebih kecil di banding jarak Bumi ke Matahari. Planet-planet yang termasuk<br />
planet inferior adalah Merkurius dan Venus. Sedangkan planet superior adalah planet-planet yang jaraknya ke Matahari lebih besar dari jarak Bumi ke Matahari. Planet-planet yang termasuk planet superior adalah Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Planet-planet superior dapat terlihat melintas di atas kepala pengamat di malam hari menggunakan teleskop atau dengan mata telanjang. Sementara planet-planet inferior tidak akan pernah melintas di atas kepala pengamat.<br />
<br />
• Berdasarkan kedudukan orbitnya terhadap kedudukan orbit asteroid.<br />
Berdasarkan kedudukan orbit planet terhadap kedudukan orbit asteroid, planet dikelompokkan menjadi planet dalam (inner planet) dan planet luar (outter planet). Planet-planet yang termasuk planet dalam adalah Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Sedangkan planet-planet yang termasuk planet luar adalah Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.sulishttp://www.blogger.com/profile/11273624674147068430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7779178718605929993.post-41977473287265855562018-08-08T19:58:00.002-07:002018-08-12T04:02:03.504-07:00Anggota Tata Surya<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXoC1YRDFr7O59DbnC3IaSrNSQIdWQ2LLIj_MbKpU3FH5j8G5zU9NBYl4B1z1dBfwf8AcWwsiofJ5QT-xciJmc48LAQc27seQt7h6D_KzuUB0K4q6kDZGP2LY4gdJdBR18LHpfhlzc6kNT/s1600/fig13.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1020" data-original-width="1500" height="216" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXoC1YRDFr7O59DbnC3IaSrNSQIdWQ2LLIj_MbKpU3FH5j8G5zU9NBYl4B1z1dBfwf8AcWwsiofJ5QT-xciJmc48LAQc27seQt7h6D_KzuUB0K4q6kDZGP2LY4gdJdBR18LHpfhlzc6kNT/s320/fig13.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<b><br /></b>
<b>Definisi Tata Surya</b><br />
Tata surya dalam bahasa inggris disebut solar system terdiri dari sebuah bintang yang disebut matahari dan semua objek yang yang mengelilinginya. Pengertian tata surya yang lain adalah kumpulan benda-benda langit dimana matahari sebagai pusatnya. Tata surya dikelilingi oleh delapan buah planet dengan orbit berbentuk elips, meteor, asteroid, komet, planet-planet kerdil/katai (asteroid) , dan satelitsatelit<br />
alami. Pada waktu mengedari matahari di lintasan orbitnya, setiap anggota tata surya pada satu waktu berada dekat dengan matahari dan pada lain waktu akan jauh dari matahari. Titik atau tempat pada lintasan orbit yang terdekat dengan matahari disebut titik perihelion. Titik yang terjauh dari matahari disebut titik aphelion.<br />
<br />
Tata surya terletak di tepi galaksi Bima Sakti dengan jarak sekitar 2,6 x 1017 km dari pusat galaksi, atau sekitar 25.000 hingga 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Tata surya mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti dengan kecepatan 220 km/detik, dan dibutuhkan waktu 225–250 juta tahun untuk untuk sekali mengelilingi pusat galaksi. Dengan umur tata surya yang sekitar 4,6 milyar tahun, berarti tata surya kita telah mengelilingi pusat galaksi sebanyak 20–25 kali dari semenjak terbentuk.<br />
<br />
Tata surya dikekalkan oleh pengaruh gaya gravitasi matahari dan sistem yang setara tata surya, yang mempunyai garis pusat setahun kecepatan cahaya, ditandai adanya taburan komet yang disebut awan Oort. Selain itu juga terdapat awan Oort berbentuk piring di bagian dalam tata surya yang dikenali sebagai awan Oor dalam.<br />
<br />
<b>A. Matahari</b><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNwL7EiY22FYI4T005l_ZcVSW7rjRT4W-zY9YdHMuzR_yH1f53VAyaWMvubBj8cTu8iq4pIwciFAoB8HpBhGtz5dyn6rpxE-wc6S2ruP9f09MUFSX7o1wGEKh9qIhm8Fb6tq04cMosN-n8/s1600/Sun_550-30ip2nhfi9p5ez0tasm6tm.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="1080" height="291" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNwL7EiY22FYI4T005l_ZcVSW7rjRT4W-zY9YdHMuzR_yH1f53VAyaWMvubBj8cTu8iq4pIwciFAoB8HpBhGtz5dyn6rpxE-wc6S2ruP9f09MUFSX7o1wGEKh9qIhm8Fb6tq04cMosN-n8/s640/Sun_550-30ip2nhfi9p5ez0tasm6tm.jpg" width="640" /></a></div>
<span id="goog_546757116"></span><span id="goog_546757117"></span><br />
<br />
Matahari adalah suatu bola gas yang pijar dan ternyata tidak berbentuk bulat betul. Matahari dikategorikan sebagai bintang kecil jenis G. Matahari mempunyai katulistiwa dan kutub karena gerak rotasinnya. Garis tengah ekuatorialnya 864.000 mil, sedangkan garis tengah antar kutubnya 43 mil lebih pendek.<br />
<br />
Matahari merupakan anggota Tata Surya yang paling besar, karena 98% massa Tata Surya terkumpul pada matahari. Di samping sebagai pusat peredaran, matahari juga merupakan pusat sumber tenaga di lingkungan tata surya. Matahari terdiri dari inti dan tiga lapisan kulit, yaitu fotosfer, kromosfer dan korona. Untuk terus bersinar, matahari, yang terdiri dari gas panas menukar zat hidrogen dengan zat helium melalui reaksi fusi nuklir pada kadar 600 juta ton, dengan itu kehilangan empat juta ton massa setiap saat.<br />
<br />
Matahari dipercayai terbentuk pada 4,6 miliar tahun lalu. Kepadatan massa matahari adalah 1,41 berbanding massa air. Jumlah tenaga matahari yang sampai ke permukaan Bumi yang dikenali sebagai konstan surya menyamai 1.370 watt permeter persegi setiap saat. Matahari sebagai pusat Tata Surya merupakan bintang generasi kedua. Material dari matahari terbentuk dari ledakan bintang generasi pertama seperti yang diyakini oleh ilmuwan, bahwasanya alam semesta ini terbentuk oleh ledakan big bang sekitar 14.000 juta tahun lalu.<br />
<br />
Menurut perhitungan para ahli, temperatur di permukaan matahari sekitar 6000ºC, namun ada juga yang menyebutkan suhu permukaan sebesar 5500 ºC. Jenis batuan atau logam apapun yang ada di Bumi ini akan lebur pada suhu setinggi itu. Temperatur tertinggi terletak di bagian tengahnya yang diperkirakan tidak kurang dari 25 jutaºC, namun disebutkan juga kalau suhu pada intinya 15 jutaºC. Menurut JR Meyer, panas matahari berasal dari batu meteor yang berjatuhan dengan kecepatan tinggi pada permukaan matahari. Sedangkan menurut teori kontraksi H Helmholz, panas itu berasal dari menyusutnya bola gas. Ahli lain, Dr Bothe menyatakan bahwapanas tersebut berasal dari reaksi-reaksinuklir yang disebut reaksi hidrogen helium sintetis.<br />
<br />
Matahari berputar 25,04 hari bumi setiap putaran dan mempunyai gravitasi 27,9 kali gravitasi Bumi. Terdapat julangan gas teramat panas yang dapat mencapai hingga 100.000 kilometer ke angkasa. Semburan matahari 'sun flare' ini dapat mengganggu gelombang komunikasi seperti radio, TVdan radar di Bumi dan mampu merusak satelit atau stasiun angkasa yang tidak terlindungi. Matahari juga menghasilkan gelombang radio, gelombang ultra-violet, sinar infra- merah, sinar-X, dan angin matahari yang merebak ke seluruh tata surya.<br />
<br />
<b>B. Planet</b><br />
<b><br /></b>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggU4YqxVqJ3n_e34dpVQ1OdLGPAEboNSHb6PDaZe4n0-wUFTyiY2TvKSqJ3UoVFf4kWVq-PZzluxLusVQe2Cq1iBbE4CSbqFCYke572UOLD3zSsIOJLNg3nfoEFkM0W5dGXpv8XKho5ElE/s1600/1280x720-F8c.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggU4YqxVqJ3n_e34dpVQ1OdLGPAEboNSHb6PDaZe4n0-wUFTyiY2TvKSqJ3UoVFf4kWVq-PZzluxLusVQe2Cq1iBbE4CSbqFCYke572UOLD3zSsIOJLNg3nfoEFkM0W5dGXpv8XKho5ElE/s320/1280x720-F8c.jpg" width="320" /></a></div>
<b><br /></b>
<b><br /></b>
Planet adalah bintang berpindah atau pengembara dan letak planet berubah - ubah, karena planet bergerak mengedari matahari. Planet tidak dapat memancarkan cahaya seperti matahari dan bintang. Cahaya yang dipancarkan planet berasal dari cahaya matahari yang dipantulkannya, sehingga pada malam hari planet dapat dilihat dengan mata telanjang karena tampak terang seperti bintang.<br />
<br />
Setiap planet mempunyai lintasan orbitnya sendiri-sendiri. Lintasan orbit planet berbentuk elips. Pada awal abad ke-17 Johanes Kepler(1571-1630) membuktikan bahwa lintasan orbit planet-planet berbentuk elips (lonjong) dan matahari berada di salah satu titik fokus elips.<br />
<br />
Susunan 8 buah planet dalam tata surya, mulai dari yang jaraknya paling dekat dengan matahari adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Berdasarkan jaraknya dengan matahari, Merkurius, Venus,Bumi, dan Mars disebut planet dalam atau planet inferior, sedangkan Yupiter,Saturnus, Uranus, dan Neptunus di sebut planet luar atau planet superior. Kedua kelompok ini dipisahkan oleh sabuk asteroid<br />
<br />
Selain bergerak mengelilingi matahari, kesembilan planet juga berputar pada porosnya atau berotasi. Arah sumbu pada porosnya berbeda-beda, tetapi hampir semuannya berputar ke arah yang sama. Gerak rotasi planet menentukan pergantian siang dan malam pada permukaan planet. Gerak sebuah planet dalam orbitnya mengitari matahari disebut revolusi, sedang perputaran planet mengitari porosnya sendiri disebut rotasi. Periode revolusi adalah waktu yang diperlukan oleh sebuah planet untuk beredar satu kali mengitari matahari. Untuk Bumi periode revolusi didefinisikan satu tahun. Periode rotasi adalah waktu yang diperlukan oleh sebuah planet untuk berputar satu kali mengitari porosnya sendiri. Untuk Bumi, periode rotasi didefinisikan satu hari.<br />
<br />
Sebuah benda langit bisa mendapatkan status sebagai planet apabila memenuhi criteria sebagai berikut:<br />
1. mengorbit matahari<br />
2. mempunyai massa yang cukup untuk bergravitasi sendiri sehingga<br />
mempunyai bentuk yang relatif bulat<br />
3. tidak membagi orbitnya dengan benda lain yang relatif sama ukurannya<br />
selain satelitnya sendiri<br />
<br />
Dengan definisi baru tersebut, Pluto tidak berhak menyandang nama planet karena tidak memenuhi syarat yang ketiga. Orbit Pluto memotong orbit planet Neptunus sehingga dalam perjalanannya mengelilingi Matahari, Pluto kadang berada lebih dekat dengan Matahari dibandingkan Neptunus. Pluto kemudian masuk dalam keluarga baru yang disebut planet kerdil atau planet katai (dwarf planets). Keluarga ini beranggotakan Pluto dan benda-benda langit lain di Tata Surya yang mirip dengan Pluto, termasuk di dalamnya asteroid terbesar Ceres, satelit Pluto, Charon, dan beberapa benda langit lain<br />
<br />
<b>C. Asteroid dan Sabuk Asteroid</b><br />
<b><br /></b>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNUsRGd1TNaUn7qz2GSxrm8ug_YZnh8O5n881xNY1yQbYhXJZ183kgo9cmAag_7bG9PuQdG8vpbZdBVomtFhinivROjoRjMYFHLvpFmDfRVqP1xXBQ6HsPqaoiEdiJUlvQcbDFQJtPbrak/s1600/asteroid-belt.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="381" data-original-width="678" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNUsRGd1TNaUn7qz2GSxrm8ug_YZnh8O5n881xNY1yQbYhXJZ183kgo9cmAag_7bG9PuQdG8vpbZdBVomtFhinivROjoRjMYFHLvpFmDfRVqP1xXBQ6HsPqaoiEdiJUlvQcbDFQJtPbrak/s400/asteroid-belt.jpg" width="400" /></a></div>
<b><br /></b>
<b><br /></b>
Asteroid, pernah disebut sebagai planet minor atau planetoid, adalah benda berukuran lebih kecil daripada planet, tetapi lebih besar daripada meteoroid, umumnya terdapat di bagian dalam Tata Surya (lebih dalam dari orbit planet Neptunus). Asteroid berbeda dengan komet dari penampakan visualnya. Komet menampakkan koma ("ekor") sementara asteroid tidak. Asteroid pertama yang ditemukan adalah 1 Ceres, yang ditemukan pada tahun 1801 oleh Giuseppe Piazzi.Kala itu, asteroid disebut sebagai planetoid.<br />
<br />
Sudah sebanyak ratusan ribu asteroid di dalam tatasurya kita diketemukan, dan kini penemuan baru itu rata-rata sebanyak 5000 buah per bulannya. Pada 27 Agustus, 2006, dari total 339.376 planet kecil yang terdaftar, 136.563 di antaranya memiliki orbit yang cukup dikenal sehingga bisa diberi nomor resmi yang permanen. Di antara planet-planet tersebut, 13.350 memiliki nama resmi (trivia: kira-kira 650 di antara nama ini memerlukan tanda pengenal). Nomor terbawah tetapi berupa planet kecil tak bernama yaitu (3360) 1981 VA; planet kecil yang dinamai dengan nomor teratas (kecuali planet katai 136199 Eris serta 134340 Pluto) yaitu 129342 Ependes Kini diperkirakan bahwa asteroid yang berdiameter lebih dari 1 km dalam sistem tatasurya tatasurya berjumlah total antara 1.1 hingga 1.9 juta. Astéroid terluas dapam sistem tatasurya sebelah dalam yaitu 1 Ceres, dengan diameter 900-1000 km. Dua asteroid sabuk sistem tatasurya sebelah dalam yaitu 2 Pallas dan 4 Vesta; keduanya memiliki diameter ~500 km. Vesta merupakan asteroid sabuk paling utama yang kadang-kadang terlihat oleh mata telanjang (pada beberapa kejadian yang cukup jarang, asteroid yang dekat dengan bumi dapat terlihat tanpa bantuan teknis; lihat 99942 Apophis).<br />
<br />
Massa seluruh asteroid Sabuk Utama diperkirakan sekitar 3.0-3.6×1021 kg, atau kurang lebih 4% dari massa bulan. Dari kesemuanya ini, 1 Ceres bermassa 0.95×1021 kg, 32% dari totalnya. Kemudian asteroid terpadat, 4 Vesta (9%), 2 Pallas (7%), dan 10 Hygiea (3%), menjadikan perkiraan ini menjadi 51%; tiga seterusnya, 511 Davida (1.2%), 704 Interamnia (1.0%), dan 3 Juno (0.9%), hanya menambah 3% dari massa totalna. Jumlah asteroid berikutnya bertambah secara eksponensial walaupun massa masing-masing turun. Dikatakan bahwa asteroid ida juga memiliki sebuah satelit yang bernama Dactyl.<br />
<br />
<b>D. Komet</b><br />
<b><br /></b>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiH8O4W55IRxl2aTdBl2U5epo1pLqNfc4jAneZxjIQq2gSgJ-Vb2QnSEr-WtSpg7xjBnVYOANPmcVcK9BYBugfY6JyH3H4yEqamPok2KrCv5BtiPFE6_Shq0bvB_X3YU6PYldFiX8Z2wYvZ/s1600/Koehn_IZ_orbit_300dpi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="836" data-original-width="1600" height="206" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiH8O4W55IRxl2aTdBl2U5epo1pLqNfc4jAneZxjIQq2gSgJ-Vb2QnSEr-WtSpg7xjBnVYOANPmcVcK9BYBugfY6JyH3H4yEqamPok2KrCv5BtiPFE6_Shq0bvB_X3YU6PYldFiX8Z2wYvZ/s400/Koehn_IZ_orbit_300dpi.jpg" width="400" /></a></div>
<b><br /></b>
<b><br /></b>
Ada kepercayaan yang mengaitkan kedatangan komet dengan munculnya bencana, seperti wabah, peperangan, dan paceklik. Dalam rekaman Babad Tanah Jawi dikisahkan pertarungan keris pusaka Kyai Sangkelat dan Kyai Condongcatur milik kerajaan Majapahit. Ternyata, Kyai Condongcatur kalah dan ujung kerisnya patah. Kemudian oleh Prabu Brawijaya, Raja Majapahit waktu itu, keris itu diperbaiki dengan cara ditempa. Sesaat akan dipalu, Kyai Condongcatur melesat ke langit, berubah menjadi komet dan mulai melakukan balas dendam dengan menurunkan bencana.<br />
<br />
Beberapa contoh yang mengaitkan komet dengan bencana adalah peristiwa kedatangan Komet Ikeya-Seki pada tahun 1965 dengan G30S PKI. Lalu, kejatuhan kerajaan Normandia pada tahun 1066 oleh kerajaan Inggris. Kehadiran ilmu pengetahuan modern menjadikan manusia bisa memandang kedatangan komet secara rasional. Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah dari mana asalnya komet itu?<br />
<br />
Seorang astronom Belanda, Jan Oort mengemukakan teori bahwa Tata Surya dikelilingi awan dengan jari-jari antara 50.000 SA-100.000 SA. Awan ini tersusun dari materi berukuran kecil yang menjadi tempat pembentukan dan kemunculan komet. Untuk menghormati Jan Oort, awan itu lalu dinamai Awan Oort, dengan perkiraan populasi komet sekitar seratus triliun dan bermassa total 10-100 kali<br />
massa Bumi. Akibat gangguan bintang-bintang sekitar Matahari terhadapnya, sebagian materi awan jatuh ke bidang Tata Surya, selanjutnya tertarik oleh gravitasi Matahari dan bergerak ke pusat Tata Surya.<br />
<br />
Fred L Whipple, astronom dari Universitas Harvard, mengusulkan pertama kali di tahun 1950 mengenai struktur komet yang berupa gumpalan es kotor (Dirty Snowballs) berdiameter 1-10 kilometer karena tersusun dari beragam senyawa seperti karbondioksida, sianida, amonia, metana, air, serta berbagai macam logam yang bercampur dengan debu dan batuan. Ketika komet bergerak mendekati Matahari pada jarak kurang dari 3 SA, muncullah selubung gas dan debu yang berukuran 100.000 hingga 1 juta kilometer, yang dinamai Coma. Dalam bahasa latin Coma berarti 'rambut'. Dari kata inilah sebutan komet berasal. Gas dalam Coma beragam seperti CO, CO, HCN, CH, CN, air dan formaldehid. Coma ini diselubungi oleh awan hidrogen berukuran jutaan kilometer yang muncul dari disosiasi radikal hidroksil (OH) akibat radiasi Matahari pada materi yang ada di Coma.<br />
<br />
Saat jarak komet kian dekat ke Matahari muncullah ekor komet akibat partikelpartikel yang dipancarkan Matahari (embusan angin Matahari) menguapkan materi yang menyelubungi inti komet. Ada dua jenis ekor Matahari, yaitu ekor ion yang arahnya selalu menjauhi Matahari (segaris arah Matahari-komet), dan ekor debu yang berarah melengkung ke Matahari, akibat tarikan gravitasi Matahari. Meskipun ekor itu sedemikian panjang, kerapatannya amat kecil, bahkan lebih kecil dari kerapatan ruang hampa yang mampu dibuat di Bumi. Semakin dekat ke Matahari, maka ekor komet kian panjang. Materi yang hilang pun kian banyak. Sebaliknya, ketika menjauhi Matahari, ekor komet memendek.Komet pun kembali ke bentuk semula, namun dengan massa yang telah berkurang, ketika berada jauh dari Matahari menuju ke tempat asalnya. Namun, tidak semua komet memiliki nasib seperti itu. Ada komet yang ditakdirkan hancur akibat gravitasi Matahari seperti Komet West yang ditemukan pada tahun 1976. Selain gravitasi Matahari, juga ada yang tertarik oleh gravitasi planet raksasa, Yupiter, yaitu Komet Halley. Komet yang terkenal ini dihitung elemen orbitnya oleh astronom Inggris, Edmund Halley, pada tahun 1705 dan ditemukan periode orbitnya yaitu setiap 76 tahun sekali. Komet yang juga mengitari planet raksasa akan memiliki bentuk orbit yang amat eksentrik, kelengkungannya besar.<br />
<br />
Dalam catatan sejarah, pengamatan komet sudah dilakukan ratusan tahun lalu. Seiring perkembangan teknologi pengamatan, penemuan komet semakin banyak. Sudah ada ribuan komet yang ditemukan sekarang ini. Sering komet diberi nama sesuai dengan nama penemunya, baik seorang, dua atau lebih, bila ditemukan secara serentak. Contohnya Komet Shoemaker-Levy 9 yang sebagian materinya menabrak Yupiter pada tahun 1994. Komet itu ditemukan oleh pasangan Eugene dan Carolyn Shoemaker serta David H Levy pada 23 Maret 1993. Tata cara penamaan lainnya adalah menurut tahun ditemukan dan diikuti huruf kecil pada tahun ditemukannya. Misalnya, komet ketujuh yang ditemukan pada tahun 2004 adalah 2004g.<br />
<br />
<b>E. Meteor dan Meteorit</b><br />
<b><br /></b>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiH-X93ikor5L9Fybm0DfOT-qk_cwno3-mesf9FVJzoKfM7X_OWNUbhdoN222R1gJH-t6K92HifRC6nfWujmyRV4tWpVmIo-GUY0pzdzsu_Cx15xU2CCcR5xwoPrZcdcsC4Ra5HP70l2tZT/s1600/meteor-showers.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="410" data-original-width="410" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiH-X93ikor5L9Fybm0DfOT-qk_cwno3-mesf9FVJzoKfM7X_OWNUbhdoN222R1gJH-t6K92HifRC6nfWujmyRV4tWpVmIo-GUY0pzdzsu_Cx15xU2CCcR5xwoPrZcdcsC4Ra5HP70l2tZT/s320/meteor-showers.jpg" width="320" /></a></div>
<b><br /></b>
<b><br /></b>
a. Meteor Kilat<br />
Meteor kilat adalah cahaya terang yang muncul sebentar di langit. Para pengamat sering menyebut meteor atau bintang jatuh bintang jatuh karena mereka terlihat seperti bintang jatuh dari langit. Orang-orang kadang-kadang panggilan bola api meteor cemerlang. meteor akan muncul ketika sebuah partikel atau potongan bahan logam atau batu yang disebut Meteoroid memasuki atmosfer bumi dari luar angkasa. gesekan udara memanaskanMeteoroid sehingga bersinar dan menciptakan jejak bersinar gas dan partikel Meteoroid meleleh. Gas termasuk bahan Meteoroid menguap dan gas-gas atmosfer yang panas ketika Meteoroid melewati atmosfer. Kebanyakan meteor cahaya untuk sekitar satu detik. Kebanyakan meteoroid hancur sebelum mencapai bumi. Tetapi beberapa meninggalkan jejak yang berlangsung beberapa menit. Meteoroid yang mencapai bumi disebut meteorit.<br />
<br />
Jutaan meteor terjadi di atmosfer bumi setiap hari. Sebagian besar meteorid yang menyebabkan meteor adalah tentang ukuran kerikil. Mereka menjadi terlihat antara sekitar 40 dan 75 mil (65 dan 120 kilometer) di atas bumi. Mereka hancur pada ketinggian 30 sampai 60 mil (50-95 kilometer). Meteoroid perjalanan mengelilingi matahari dalam berbagai orbit dan pada berbagai kecepatan. Yang tercepat bergerak di sekitar 26 mil per detik (42 kilometer per detik). Bumi bergerak di sekitar 18 mil per detik (29 kilometer per detik). Jadi, ketika meteoroid memenuhi atmosfer bumi pada kepala, kecepatan kombinasi dapat mencapai sekitar 44 mil per detik (71 kilometer per detik).<br />
<br />
b. Meteor Shower<br />
Bumi bertemu sejumlah aliran (jalan) atau kawanan (cluster) dari meteoroid kecil di waktu-waktu tertentu setiap tahun. Pada saat seperti itu, langit tampak diisi dengan hujan bunga api. Streaming dan kawanan memiliki orbit seperti yang komet dan diyakini fragmen komet. Meteor shower dikenal paling cemerlang berlangsung pada 12-13 November, 1833. Ini adalah salah satu hujan Leonid, yang terjadi setiap November dan sepertinya datang dari arah rasi Leo.<br />
<br />
c. Meteorit<br />
Ada tiga jenis meteorit yaitu batuan, besi, dan batu-besi. Stony meteorit terdiri dari mineral kaya silikon dan oksigen, dengan jumlah yang lebih kecil dari besi, magnesium, dan elemen lainnya. Satu kelompok dari meteorit batuan, chondrites disebut, adalah potongan-potongan bahan yang sama dari mana planet terbentuk. Kelompok lain meteorit batuan, yang achondrites, dulu bagian dari tubuh induk, seperti asteroid, yang cukup besar untuk memiliki mencair dan terpisah menjadi inti besi yang kaya dan kerak berbatu. Achondrites berasal dari kerak luar; meteorit batuan-besi, dari dalam kerak, dan meteorit besi, dari inti logam. Besi meteorit sebagian besar terdiri dari besi dan nikel. Stony meteorit besi memiliki jumlah hampir sama dari batu berbasis silikon dan logam besi-nikel.<br />
<br />
Ukuran meteorit bervariasi. Sebagian besar dari mereka relatif kecil. Meteorit terbesar yang pernah ditemukan berbobot sekitar 66 ton singkat (60 ton metrik). Itu jatuh di Hoba West, sebuah peternakan dekat Grootfontein, Namibia. Namun, badan jauh lebih besar, seperti asteroid dan komet, juga bisa menyerang bumi dan menjadi meteorit. Meteorit mencapai permukaan bumi karena mereka adalah ukuran yang tepat untuk melakukan perjalanan melalui atmosfer. Jika mereka terlalu kecil, mereka akan hancur di atmosfer. Jika mereka terlalu besar, mereka dapat meledak sebelum mencapai permukaan bumi. Satu objek tersebut meledak sekitar 6 mil (10 km) di atas Sungai Tunguska di Siberia pada tahun 1908, meninggalkan area 20 mil (32 kilometer) dari pohon yang ditebang dan hangus. Ribuan meteorit kecil telah ditemukan di Antartika, menyediakan pasokan spesimen yang kaya bagi para ilmuwan untuk studi. Ilmuwan mempelajari meteorit untuk petunjuk tentang jenis bahan yang membentuk planet.<br />
<br />
<b>F. Satelit</b><br />
<b><br /></b>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhswCrAHfsKROid0SW3c1fMKeujiOFPQMew9AR8-jNjU1D4RTYd8iEtARwN110NzWwDvXdjfEPNq_zqdJ3_0ovXapYLf7kIhZqlNxMl1r9IJiO-zAZjAjORg0vii0QdIwSLMb7wA76qqX9n/s1600/Pengertian-Satelit-Alami-dan-Buatan-Serta-Penjelasan-Lengkap.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="225" data-original-width="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhswCrAHfsKROid0SW3c1fMKeujiOFPQMew9AR8-jNjU1D4RTYd8iEtARwN110NzWwDvXdjfEPNq_zqdJ3_0ovXapYLf7kIhZqlNxMl1r9IJiO-zAZjAjORg0vii0QdIwSLMb7wA76qqX9n/s1600/Pengertian-Satelit-Alami-dan-Buatan-Serta-Penjelasan-Lengkap.jpg" /></a></div>
<b><br /></b>
<b><br /></b>
Satelit adalah benda-benda langit yang mengiringi planet. Selain ikut menemani planet mengelilingi Matahari, satelit juga berputar mengelilingi planet yang diiringinya. Pada malam hari bulan kelihatan bersinar, tetapi sebetulnya sepertiplanet, bulan tidak dapat memancarkan cahayanya sendiri, hanya bisa memantulkan cahaya matahari. Jadi, satelit melakukan tiga gerakan, yaitu berputar pada porosnya, berevolusi mengelilingi planet, dan berevolusi bersama planet mengelilingi matahari. Planet-planet lain memiliki lebih dari satu satelit, kecuali Merkurius dan Venus yang tidak memiliki satelit. Satelit ada dua macam yaitu :<br />
<br />
a.Satelit alam<br />
Satelit alam adalah satelit yang sudah ada dalam tata surya dan bukan buatan manusia.<br />
b. Satelit buatan<br />
Satelit buatan adalah satelit yang dibuat oleh manusia dan diluncurkan dengan menggunakan roket. Satelit buatan biasanya digunakan untuk tujuan tertentu. Salah satu satelit yang dimiliki Indonesia adalah SKSD (Sistem Komunikasi Satelit Domestik) Palapa. Satelit ini digunakan untuk tujuan komunikasi, dan harus diganti dalam rentan waktu tertentu agar tetap dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Seri terakhir satelit Palapa yang diluncurkan adalah Palapa C1 yang diluncurkan pada tanggal 1 Februari 1996 dengan menggunakan roket ATLAS 2 milik Amerika Serikat. Di negara-negara yang lebih maju, satelit buatan juga digunakan sebagai sarana spoinase (satelit mata-mata untuk memata-matai negara lain), pemandu sistem pelayaran dan penerbangan, siaran radio dan televisi (pengganti antena pemancar) agar dapat tersebar luas ke seluruh dunia, penyelidikan luar angkasa, serta alat pencitraab (pemotretan dari luar angkasa) permukaan dan isi perut Bumi.<br />
<br />sulishttp://www.blogger.com/profile/11273624674147068430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7779178718605929993.post-48564871129651699072018-08-02T21:14:00.002-07:002018-08-02T21:14:39.036-07:00Struktur Dan Lapisan Bumi<b>A. Struktur dan Lapisan Bumi</b><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2dz3zNGM2tnEyUTT2iJVmiySNI3FQYebdZc3172IYOfrXAm4xg9XqlsO1ecLO2wlMeA7FAM0B5mbsN64I3FN0yYwQhfG3ASK1Qs-5Oy7TIy5eVmOjMEoBmvKILwiCSD4Eqi4dWWtn-FcP/s1600/12.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="371" data-original-width="537" height="221" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2dz3zNGM2tnEyUTT2iJVmiySNI3FQYebdZc3172IYOfrXAm4xg9XqlsO1ecLO2wlMeA7FAM0B5mbsN64I3FN0yYwQhfG3ASK1Qs-5Oy7TIy5eVmOjMEoBmvKILwiCSD4Eqi4dWWtn-FcP/s320/12.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
Struktur dan lapisan bumi dapat diurakan sebagai berikut (Novitayani, 2012) :<br />
<br />
<b>a. Menurut komposisi (jenis dari materialnya)</b>, bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut :<br />
<i>(1) Kerak Bumi (crust)</i>, merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi) dengan massa 0,3% dari massa keseluruhan bumi. Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100°C. Lapisan kerak bumi yang paling atas disebut litosfer. <br />
<br />
Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu :<br />
- Kerak benua, merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini yang merupakan benua. Kerak benua memiliki kedalaman 40-200 km.<br />
- Kerak samudera, merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit. Kerak ini menempati dasar samudra. Kerak samudra memiliki ketebalan 50-100 km.<br />
<br />
<i>(2) Selimut atau Selubung (mantle)</i>, merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi atau lapisan yang terdapat di atas lapisan nife. Selimut/selubung (mantle) disebut juga lapisan pengantara atau astenosfer dan merupakan bahan cair bersuhu tinggi dan berpijar. Tebal selimut bumi mencapai 2.900 km dan berat jenisnya rata-rata 5 gr/cm3. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000°C.<br />
<br />
<i>(3) Inti Bumi (barisfer atau core)</i>, merupakan bahan padat yang tersusun dari lapisan nife (niccolum = nikel dan ferrum = besi). Disebut barisfer karena inti bumi mempunyai massa jenis yang besar yaitu 10,7 gram/cc dibandingkan dengan kulit bumi (litosfer). Jari-jari ± 3.470 km dan batas luarnya ± 2.900 km di bawah permukaan bumi. Temperatur di inti bumi diperkirakan tidak lebih dari 30000C. Adanya bahan nikel dan besi ini yang menyebabkan bumi mempunyai sifat kemagnetan yang luar biasa. Lapisan inti dibedakan menjadi inti luar dan inti dalam. Inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200°C. Inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500°C.<br />
<br />
<b>b. Menurut sifat mekanik (sifat dari materialnya)</b>, bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut :<br />
<br />
<i>(1) Litosfer</i> : Lapisan ini pada kedalaman 50-200 km, tebalnya sekitar 50-100 km, dengan masa jenis rata-rata 2,9 gram/cc. Lapisan ini merupakan lapisan bebatuan yang mengapung diatas astenosfer.<br />
<br />
<i>(2) Astenosfer</i> : Astenosfer merupakan lapisan di bawah lempeng tektonik, yang menjadi tempat bergeraknya lempeng benua. Lapisan ini di kedalaman 700 km, wujudnya agak kental tebalnya 100-400 km.<br />
<br />
<i>(3) Mesosfer </i>: Lapisan ini di kedalaman sekitar 2900 km, wujudnya padat, terletak di bawah astenosfer dengan ketebalan 2400-2750 km.<br />
<br />
<b>c. Menurut susunan kimianya</b><br />
Menurut susunan kimianya bumi dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni bagian padat (litosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan, bagian cair (hidrosfer) yang terdiri dari berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau dan sungai, bagian udara (atmosfer) yang menyelimuti seluruh permukaan bumi serta bagian yang ditempati oleh berbagai jenis organisme (biosfer).<br />
<br />
<b>B Materi Penyusun Bumi</b><br />
Materi penyusun bumi terdiri dari MINERAL dan BATUAN, yang bila lapuk akan menjadi tanah.<br />
<br />
<i><b>a.Mineral </b></i><br />
Mineral adalah materi penyusun bumi, yang merupakan unsur atau senyawa anorganik, terbentuk secara alami, mempunyai sifat dan komposisi kimia tertentu, mempunyai sifat fisik tertentu, mempunyai struktur dalam teratur dan berbentuk Kristal (Bates and Jackson, 1990: 424 dikutip dari Lichwatin, 2012). Kristal adalah suatu bangun Polyader (bidang banyak) yang teratur dan dibatasi oleh bidang-bidang rata tertentu jumlanya dan mempunyai sumbu-sumbu simetris tertentu. Mineral yang terdapat dialam ada yang merupakan unsur bebas, adapula yang merupakan senyawa (Lichwatin, 2012).<br />
<br />
<i>(1)Mineral sebagai unsur bebas (Native Elements)</i><br />
<br />
<ul>
<li>Cu = Cuprum : Copper : Tembaga </li>
<li>Au = Aurum : Gold : Emas </li>
<li>Pt = Platinum : Platina </li>
<li>S = Sulphur : Sulfur : Belerang </li>
<li>C = Carbon : Diamont : Intan </li>
<li>C = Carbon : Graphite :Grafit </li>
</ul>
<br />
<br />
<i>(2)Mineral Sebagai senyawa (Compoound)</i><br />
(a) Sulfida<i>: </i><br />
<br />
<ul>
<li>CU2S = Chalcosite : Kalkosit </li>
<li>Fe S2 = Pyrite : Pirit </li>
<li>Cu FeS2 = Chalcopyrite : Kalkopirit </li>
<li>Cu Co2S4 = Carrollite : karolite </li>
<li>Ag2S = Argentit </li>
<li>Pb S = Galena </li>
<li>Zn S = Spalerite : Sfalerit : Zincblende </li>
<li>Hg S = Sinabar </li>
</ul>
<br />
<br />
(b) Halida<i> </i><br />
<br />
<ul>
<li>Na Cl = Halite ; Halit </li>
<li>KCl = Silvite ; Silfit </li>
<li>KCl Mg Cl2GH3S = Carnalite ; karnalit </li>
<li>Na3 AlF6 = Kry ollite ; Kriolit </li>
<li>Ag Cl = Serargirit </li>
<li>Ca F3 = Fliorite ; Fluorite </li>
</ul>
<br />
<br />
(c) Oksida<br />
<br />
<ul>
<li>Si O3 = Quarst ; Kuarts2) Si O3 = Chacedony ; Kalsedon </li>
<li>Si O3 (H2Sx) = Opal</li>
<li>Al2 O3 = Corundum ; Korundum </li>
<li>Al2 O32H2O = Bauxite ; Bauksit </li>
<li>Sn O3 = Cassiterite ; Kasiterit </li>
<li>Fe2 O3 = Hematite ; Hematit </li>
<li>Fe2 O3aH2O = Limonite ; limonit </li>
<li>Fe3 O4 = FeO.Fe2O3 = Magnetite ; Magnetit </li>
<li>Ti O2 = Rutile ; Rutil </li>
<li>Fe TiO3 = Ilmenite; Ilmenit </li>
<li>Mn O2 = Pyrolusite ; Pirolusit </li>
<li>Mn2O3H2O = Manganite ; Manganit </li>
<li>Cu2 O = Cuprite ; kuprit </li>
<li>Mg Al2O4 = Spinel </li>
<li>Fe S.Sr2O3 = FeCr2O4 = Chromite ; Kromit </li>
<li>Be Al2O4 = Chrysoberile ; Krisoberil </li>
<li>HO2 = Uranite ; Uranit </li>
</ul>
<br />
<br />
(d) Hidroksida<br />
<br />
<ul>
<li>Mg (OH)2 = Bruchite ; Brukit </li>
<li>MnO (OH) = Manganit </li>
<li>AlO (OH) = Diaspore </li>
<li>FeO (OH) = Goethite ; Goetit </li>
<li>FeO (OH) nH2O = Limonit </li>
</ul>
<br />
<br />
(e) Karbonat<br />
<br />
<ul>
<li>CaCO3 = Calcite ; Kalsit </li>
<li>Ca Co3 = Aragonite ; Aragonit </li>
<li>Ca CO3 = Ca Mg (CO3)2 = Dolomite ; Dolomit </li>
<li>Cu3 (OH)2 (CO3)2 = Azurite = Azurit </li>
<li>Mg CO3 = Magnesite ; Magnesite </li>
<li>Fe CO3 = Siderite ; Siderit </li>
<li>Mn CO3 = Bhodochrosite ; Bodokrosit </li>
<li>Sn CO3 = Smithsonite ; Smitsonit </li>
<li>Ba CO3 = Strontianis </li>
<li>Pb CO3 = Cerrusite ; Serusit </li>
<li>Cu CO3 (OH)2 = Malachite ; Malakit </li>
</ul>
<br />
<br />
(f) Nitrat<br />
<br />
<ul>
<li>Na NO3 = Soda niter ; Natrium Nitrat </li>
<li>KNO3 = Kalium Nitrat ; Potasium Nitrat ; Niter g. Pospat </li>
<li>Ca5 (P. Cl. OH) (PO4)3 = Apatite ; Apatit </li>
<li>Ca3 (PO4)2 = Phosphorite ; Fosforit </li>
<li>Fe3 (PO4)2 SH2O = Vivianite ; Vivianit </li>
<li>Li Al F PO4 = Ambligonite ; Ambligonit </li>
</ul>
<br />
<br />
(g) Sulfat<br />
<br />
<ul>
<li>Ba SO4 = Barite ; Barit </li>
<li>Ca SO4 = Anhydrite ; Anhidrit </li>
<li>Ca SO42H2C = Gypsum ; Gipsum </li>
<li>K Al3 (OH)6 (SO4)2 = Alunite ; Alunit </li>
<li>Pb SO4 = Anglesite ; Angelsit </li>
</ul>
<br />
<br />
(h) Silikat:<br />
<br />
<ul>
<li>Non – Ferromagnesian Silicates : Cals – Alkali Feldspar (Ca/Na Feldspar); Alkali Feldspar (K. Na Feldspar); Mika Putih; dan Silika.</li>
<li>Ferromagnesian Silicates = Mafic Minerals : Olivine; Pyroxene; Hornblende dan Biotite/Mika hitam.</li>
</ul>
<br />
<i><br /></i>
<i><b>b.Batuan</b> </i><br />
Batuan adalah massa materi mineral, baik yang kompak keras maupun yang tidak, yang membentuk kerak bumi. Batuan dapat terdiri dari satu macam mineral atau kumpulan berbagai macam mineral (Whitten dan Brooks, 1972:393 dikutip dari Lichwatin, 2012). Ditinjau dari teknik sipil batuan (rock) adalah sesuatu yang keras, kompak, dan atau ber yang untuk memisahkannya bila perlu harus dengan ledakan (Wesley, 1973 dikutip dari Lichwatin, 2012).<br />
<br />
Bates dan Jackson (1990-573) mendefiniskan batuan yaitu agregat mineral sejenis atau tidak sejenis seperti granit, marmer, serpih atau tubuh materi mineral yang tidak dapat dipisah-pisahkan seperti: obsidian; atau materi organic padat, seperti batubara. Dalam sudut pandang geologi, batuan tidak harus keras dan kompak. Lumpur, pasir, dan tanah liat (lempung) termasuk batuan. Batuan (rocks) harus dibedakan dari batu (stone) (Lichwatin, 2012).<br />
<br />
Berdasarkan proses terbentuknya, batuan dibagi menjadi 3 yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorfosis yang diuraikan sebagai berikut (Raharjo, 2013) :<br />
<br />
(1) Batuan Beku : Batuan beku merupakan batuan keras yang terbentuk dari magma yang keluar dari perut bumi dan membeku karena mengalami proses pendinginan. Karena itu, batuan beku juga disebut sebagai bekuan. Batuan beku dapat dibedakan berdasarkan tempat magma yang keluar membeku, yaitu sebagai berikut.<br />
<br />
(a) Batuan Beku Dalam : Batuan beku dalam atau batuan beku plutonik terbentuk karena proses pembekuan magma di bawah permukaan bumi. Biasanya proses pembentukan batuan ini terjadi secara lambat, sehingga biasanya berbentuk kasar dan mengkristal atau holokristalin. Contohnya, magma mengalir dan meresap ke dalam lapisan-lapisan bumi bagian dalam dan membeku di situ. Contoh batuan beku dalam antara lain sienit, granit, diorit, dan gabro.<br />
<br />
(b) Batuan Beku Luar : Batuan beku luar atau batuan beku vulkanik terbentuk karena adanya proses pembekuan magma pada permukaan bumi. Biasanya proses pembentukan batuan ini terjadi secara cepat, sehingga bentuknya halus dan tidak mengkristal atau kristalnya sangat halus. Contoh batuan beku dalam antara lain obsidian, liparit, trachit, desit, andesit, dan basalt.<br />
<br />
(c) Batuan Beku Korok : Batuan beku korok terbentuk karena proses penyusupan magma pada celah-celah litosfer bagian atas dan kemudian membeku. Oleh karenanya, posisi batuan beku korok biasanya dekat dengan permukaan bumi. Batuan beku jenis ini juga mengkristal. Beberapa contoh batuan beku korok antara lain porfir granit, porfir diorit, dan ordinit.<br />
<br />
(2) Batuan Sedimen : Batuan sedimen terbentuk dari batuan beku atau zat padat yang mengalami erosi di tempat tertentu kemudian mengendap dan menjadi keras. Batuan sedimen biasanya berlapis-lapis secara mendatar. Di antara batuan ini, seringkali ditemukan fosil-fosil. Batuan sedimen dapat dibagi berdasarkan proses pembentukannya, yaitu sedimen klastis, kimiawi, dan organik.<br />
<br />
(a) Batuan Sedimen Klastis : Batuan sedimen klastis terbentuk karena pelapukan atau erosi pada pecahan batuan atau mineral, sehingga batuan menjadi hancur atau pecah dan kemudian mengendap di tempat tertentu dan menjadi keras. Susunan kimia dan warna batuan ini biasanya sama dengan batuan asalnya. Contoh batuan sedimen klastis antara lain batu konglomerat, batu breksi, dan batu pasir.<br />
<br />
(b) Batuan Sedimen Kimiawi : Batuan sedimen kimiawi terbentuk karena pengendapan melalui proses kimia pada mineral-mineral tertentu. Misalnya, pada batu kapur yang larut oleh air kemudian mengendap dan membentuk stalaktit dan stalagmit di gua kapur. Contoh batuan sedimen kimiawi lainnya adalah garam.<br />
<br />
(c) Batuan Sedimen Organik : Batuan sedimen organik atau batuan sedimen biogenik terbentuk karena adanya sisa-sisa makhluk hidup yang mengalami pengendapan di tempat tertentu. Contohnya, batu karang yang terbentuk dari terumbu karang yang mati dan fosfat yang terbentuk dari kotoran kelelawar.<br />
<br />
(3) Batuan Malihan/Metamorfosis : Batuan malihan terbentuk dari batuan beku atau batuan sedimen yang telah berubah wujud. Karena itu, batuan malihan disebut juga batuan metamorfosis. Batuan malihan dapat dibagi berdasarkan proses pembentukannya, yaitu sebagai berikut :<br />
<br />
(a) Batuan Malihan Kontak : Batuan malihan kontak atau thermal terbentuk karena adanya pemanasan atau peningkatan suhu dan perubahan kimia karena intrusi magma. Contohnya, batu marmer yang berasal dari batu kapur.<br />
<br />
(b) Batuan Malihan Dinamo : Batuan malihan dinamo, merupakan batuan yang terbentuk karena adanya tekanan yang besar disertai pemanasan dan tumbukan. Tekanan dapat berasal dari lapisan-lapisan yang berada di atas batu dalam jangka waktu lama. Contohnya batu sabak yang berasal dari tanah liat. Contoh lainnya batubara yang berasal dari sisa-sisa jasad hewan dan tumbuhan di daerah rawa-rawa (tanah gambut).<br />
<br />
(c) Batuan Malihan Thermal-Pneumatolik : Batuan malihan thermal-pneumatolik, merupakan batuan yang terbentuk karena adanya zat-zat tertentu yang memasuki batuan yang sedang mengalami metamorfosis. Contohnya, batu zamrud, permata, dan topaz.<br />
<br />sulishttp://www.blogger.com/profile/11273624674147068430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7779178718605929993.post-37396752807071117192018-08-02T05:35:00.003-07:002022-12-27T02:41:14.177-08:00Teori Pembentukan Bumi Di Alam SemestaBumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentukbumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pengunungan, perbukitan, danau, lembah dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalanm sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam sseperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yan menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.<br />
<br />
<b>1. Teori Pembentukan Bumi di Alam Semesta</b><br />
Terdapat berbagai macam teori-teori pembentukan bumi di alam semesta yang akan diuraikan lebih lanjut sebagai berikut :<br />
<br />
<b>A. Teori Kabut oleh Imanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1755 dan Piere Simon LaPlace (1749-1827) pada tahun 1796</b><br />
<b><br /></b>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjc0nXg6LjtaCpQo7U6WZH1o70UOszPBTUYG4QMTSCrDjibEfI6gERLx96VLqLlq8js3aTWqDBEOYavuJyOT94E34FSSh2_2eSw4sGaQGlp1qwHl1FLk-mAm4mALfYRotnG2kYBM2VvKX19/s1600/emaze.com_.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="421" data-original-width="800" height="167" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjc0nXg6LjtaCpQo7U6WZH1o70UOszPBTUYG4QMTSCrDjibEfI6gERLx96VLqLlq8js3aTWqDBEOYavuJyOT94E34FSSh2_2eSw4sGaQGlp1qwHl1FLk-mAm4mALfYRotnG2kYBM2VvKX19/s320/emaze.com_.jpg" width="320" /></a></div>
<b><br /></b>
<b><br /></b>
Teori kabut dikemukakan oleh dua orang ilmuwan yaitu Imanuel Kant (1724-1804) seorang ahli filsafat bangsa Jerman dan Piere Simon LaPlace (1749-1827) ahli astronomi bangsa Perancis. Kant mengemukakan teorinya tahun 1755, sedangkan LaPlace mengemukakan pada tahun 1796 dengan nama Nebular Hypothes (Gombez, 2012).<br />
<br />
Menurut Kant, pada awalnya alam raya merupakan gumpalan kabut (nebula) yang mengandung debu dan gas, terutama gas helium dan hidrogen. Kabut bergerak dan berputar dengan kecepatan yang sangat lambat sehingga lama kelamaan suhunya menurun dan massanya terkonsentrasi. Kemudian perputarannya menjadi lebih cepat sehingga membentuk sebuah cakram dengan massa terpusat di tengah-tengah cakram. Perputaran yang semakin cepat menyebabkan terbentuk cincin atau gelang-gelang gas yang memisahkan diri dari bagian luar cakram sehingga terbentuk suatu cakram yang mengandung sedikit kabut di bagian tengah dan beberapa lapis cincin di sekelilingnya. Cincin-cincin kemudian memadat dan membeku sehingga terbentuk planet-planet, sedangkan massa pada bagian pusat membeku membentuk matahari (Gombez, 2012).<br />
<br />
Menurut LaPlace, tata surya berasal dari kabut panas yang berpilin membentuk bola besar. Kemudian terjadi proses pendinginan dan pengkerutan sehingga bola mengecil membentuk cakram yang berputar makin cepat. Selanjutnya sebagian massa gas pada bagian luar cakram menjauh dari gumpalan intinya dan membentuk cincin-cincin. Cincin ini kemudian membentuk gumpalan padat sehingga terbentuklah planet-plenet dan satelit, sedangkan bagianmassa gas yang ditinggalkan di bagian pusat piringan pada inti membentuk matahari. Pada akhir abad ke-19 teori kabut disanggah oleh beberapa ahli seperti James Clerk-Maxwell yang memberikan kesimpulan bahwa, bila bahan pembentuk planet terdistribusi disekitar matahari membentuk suatu cakram atau suatu piringan, maka gaya yang disebabkan oleh perbedaan perputaran (kecepatan anguler) akan mencegah terjadinya pembekuan planet. Pada abad ke-20 percobaan dilakukan untuk membuktikan terbentuknya cincin-cincin LaPlace, menunjukkan bahwa medan magnet dan medan listrik matahari telah merusak proses pembekuan batu-batuan. Jadi tidak ada alasan yang kuat untuk menyatakan bahwa cincin gas dapat membeku membentuk planet (Gombez, 2012).<br />
<br />
<b>B. Teori Apungan oleh Alfred Lothar Wegener (1912)</b><br />
<b><br /></b>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguhyn76V_6zmtsiLmO78Rmuy3le23m729zR6isbaXve30XeDUKxrHxPZ9XMm0fbmgtsun1DLqb1-L8muaBxLNzSMU_69zcf7psXTzXUVEUCLCLgFYxT1yfyDZu403NGUY6s-xlmWkwN0Bb/s1600/tectonic.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="632" data-original-width="1258" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguhyn76V_6zmtsiLmO78Rmuy3le23m729zR6isbaXve30XeDUKxrHxPZ9XMm0fbmgtsun1DLqb1-L8muaBxLNzSMU_69zcf7psXTzXUVEUCLCLgFYxT1yfyDZu403NGUY6s-xlmWkwN0Bb/s400/tectonic.jpg" width="400" /></a></div>
<b><br /></b>
<b><br /></b>
Ia mengemukakan teori yang disebut “Apungan dan Pergeseran Benua-Benua” pada tahun 1912 dihadapan perhimpunan ahli geologi di Frankfurt Jerman. Teori tersebut dipopulerkan pertama kalinya dalam bentuk buku pada tahun 1915 yang berjudul Dje Ensfehung der Konfjnenfe und Ozeane (Asal Usul Benua dan Lautan). Buku tersebut menimbulkan kontroversi besar di lingkungan ahli-ahli geologi, dan baru mereda pada tahun enampuluhan setelah teori Apungan Benua dari Wegener ini semakin banyak mendapatkan dukungan (Geopustaka, 2012).<br />
<br />
Wegener mengemukakan teori tersebut dengan pertimbangan sebagai berikut (Geopustaka, 2012) :<br />
(1)Terdapat kesamaan yang mencolok antara garis kontur pantai timur benua<br />
Amerika Utara dan Selatan dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika. Kesamaan pola garis kontur pantai tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya Benua Amerika Utara dan Selatan serta Eropa dan Afrika dahulu adalah daratan yang berimpitan. Berdasarkan fakta bahwa formasi geologi di bagian-bagian yang bertemu ini mempunyai kesamaan (Geopustaka, 2012).<br />
Keadaan ini telah dibuktikan kebenarannya. Formasi geologi di sepanjang pantai Afrika Barat dari Sierra Leone sampai tanjung Afrika Selatan sama dengan formasi geologi yang ada di pantai Timur Afrika, dari Peru sampai Bahia Blanca (Geopustaka, 2012)<br />
.<br />
(2)Benua-benua yang ada sekarang ini, dahulunya adalah satu benua yang disebut Benua Pangea<br />
Benua Pangea tersebut pecah karena gerakan benua besar si seltan baik ke arah barat maupun ke arah utara menuju khatulistiwa. Daerah Greeland sekarang ini bergerak menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36 m/tahun, sedangkan Kepulauan Madagaskar menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan 9 m/tahun. Dengan peristiwa tersebut maka terjadilah hal-hal sebagai berikut (Geopustaka, 2012):<br />
a. Bentangan-bentangan samudra dan benua-benua mengapung sendiri-sendiri.<br />
b. Samudra Antlantik menjadi semakin luas karena benua Amerika masih terus bergerak ke arah barat, sehingga terjadi lipatan-lipatan kulit bumi yang menjadi jajaran pegunungan utara-selatan, yang terdapat di sepanjang pantai Amerika Utara dan Selatan.<br />
c. Aktivitas seismik yang luar biasa di sepanjang Pahatan St. Andreas, di dekat pantai barat Amerika Serikat.<br />
d. Batas Samudra Hindia semakin mendesak ke utara. Anak benua India semakin menyempit dan semakin mendekati ke Benua Eurasia, sehingga menimbulkan lipatan Pegunungan Himalaya.<br />
Pergerakan benua-benua sampai sekarang pun masih berlangsung, hal ini dibuktikan dengan makin melebarnya celah yang terdapat di alur-alur dalam samudra (Geopustaka, 2012).<br />
<br />
<b>C. Teori Kontraksi oleh Descartes</b><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilEYY_bOFx2EvHdmQcR3indxc6VRg21tQ4gnCLLECDOzaLPDgWSAZVeQdeV2ZOS9F9f_aMGBg2I7I5gN-bQRGn1ChkXIIyHqsmCwHSpL5ZgfAU7npyqFN2UitN9R8qGxbyVAzoCf-Aay3Q/s1600/teori+kontraksi.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="640" data-original-width="630" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilEYY_bOFx2EvHdmQcR3indxc6VRg21tQ4gnCLLECDOzaLPDgWSAZVeQdeV2ZOS9F9f_aMGBg2I7I5gN-bQRGn1ChkXIIyHqsmCwHSpL5ZgfAU7npyqFN2UitN9R8qGxbyVAzoCf-Aay3Q/s320/teori+kontraksi.png" width="315" /></a></div>
<br />
<br />
Teori ini dikemukakan pertama kali oleh Descrates (1596-1650). Ia menyatakan bahwa bumi semakin lama semakin susut dan mengerut disebabkan terjadinya proses pendinginan sehingga di bagian permukaanya terbentuk relief berupa gunung, lembah, dan dataran (Geopustaka, 2012).<br />
<br />
Teori Kontraksi didukung pula oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852). Keduanya berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan karena terjadinya proses pendinginan pada bagian dalam bumi yang mengakibatkan bagian permukaan bumi mengerut membentuk pegunungan dan lembah-lembah (Geopustaka, 2012).<br />
<br />
<b>D. Teori Bintang Kembar oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956</b><br />
<b><br /></b>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZGfHwLUJkvtr_m1wdG3MJDblBZGDVxN0NuBkRvptVsa6dKfFCuJbynm9ab7XdzsDEF3bYGQehfSlc3keB2TSMpWqnCdeMxKbd5KHswqDoeoEVDl9D5NzHZvhRUtspgiOMQspa8SiI77hd/s1600/Capture9.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="482" data-original-width="800" height="192" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZGfHwLUJkvtr_m1wdG3MJDblBZGDVxN0NuBkRvptVsa6dKfFCuJbynm9ab7XdzsDEF3bYGQehfSlc3keB2TSMpWqnCdeMxKbd5KHswqDoeoEVDl9D5NzHZvhRUtspgiOMQspa8SiI77hd/s320/Capture9.jpg" width="320" /></a></div>
<b><br /></b>
<b><br /></b>
Menurut teori bintang kembar, awalnya ada dua buah bintang yang berdekatan (bintang kembar), salah satu bintang tersebut meledak dan berkeping-keping. Akibat pengaruh gravitasi dari bintang kedua, maka keping-keping ini bergerak mengelilingi bintang tersebut dan berubah menjadi plnet-planet. Sedangkan bintang yang tidak meledak adalah matahari. Teori ini mempunyai kelemahan karena berdasarkan analisis matematis yang dilakukan oleh para ahli menunjukan bahwa momentum anguler dalam sistem tata surya yang ada sekarang ini tidak mugkin dihasilkan oleh peristiwa tabrakan dua buah bintang (Gombez, 2012).<br />
<br />
<b>E. Teori Ledakan Maha Dahsyat ( Big Bang) George Gamow, Ralph Alpher danRobert Herman Pada tahun 1948</b><br />
<b><br /></b>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOMHVzeX1C14zJNplTbNZoMS7hbLVHTA75RpOelo3lIpvqO94QvsnA0qXInLXzOu6XJPm1Tcf4drgTFHw2butwZQpRlx-B2s6SvT3sXFHiETGAvrZlijC0C55SEYh4jdo-D5oNLBgrvtdN/s1600/history.bigbang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="919" data-original-width="1361" height="215" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOMHVzeX1C14zJNplTbNZoMS7hbLVHTA75RpOelo3lIpvqO94QvsnA0qXInLXzOu6XJPm1Tcf4drgTFHw2butwZQpRlx-B2s6SvT3sXFHiETGAvrZlijC0C55SEYh4jdo-D5oNLBgrvtdN/s320/history.bigbang.jpg" width="320" /></a></div>
<b><br /></b>
<b><br /></b>
Pendapat kaum materialis yang berlaku selama beberapa abad hingga awal abad ke -20 menyatakan, bahwa alam semesta memiliki dimensi tak terbatas, tidak memiliki awal, dan akan tetap ada untuk selamanya. Menurut pandangan ini yang disebut ”model alam semesta yang statis”, alam semesta tidak memiliki awal maupun akhir (Gombez, 2012).<br />
<br />
Dengan memberikan dasar bagi filosofi materialis, pandangan ini menyangkal adanya Sang Pencipta, dengan menyatakan bahwa alam semesta ini adalah kumpulan materi yang kostan, stabil, dan tidak berubah-ubah. Namun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi abad ke-20 menghancurkan konsep-konsep primitif seperti model-model alam yang stasis (Gombez, 2012).<br />
Pada awal abad ke-21 melalui sejumlah percobaan, pengamatan, dan perhitungan, fisikamodern telah mencapai kesimpulan bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang terjadi dalam sekejap (Gombez, 2012).<br />
<br />
Alam pada saat itu belum merupakan materi tetapi pada suatu ketika berubah menjadi materi yang sangat kecil dan padat, massanya sangat berat dan tekanannya besar, karena adanya reaksi inti kemudian terjadi ledakan hebat. Massa itu kemudian berserak dan mengembang dengan sangat cepat menjauhi pusat ledakan dan membentuk kelompok-kelompok dengan berat jenis yang lebih kecil dan terus bergerak, menjauhi titik pusatnya (Gombez, 2012).<br />
<br />
Dentuman besar itu terjadi ketika seluruh materi kosmos keluar dengan kerapatan yangsangat besar dan suhu yang sangat tinggi dari volume yang sangat kecil. Alam semesta lahir dari singularitas fisis dengan keadaan ekstrem. Teori Big Bang ini semakin menguatkan pendapat bahwa alam semesta ini pada awalnya tidak ada tetapi kemudian sekitar 12 milyar tahun yang lalu tercipta dari ketiadaan (Gombez, 2012).<br />
Peristiwa ini dikenal dengan Ledakan Maha Dahsyat ”Big Bang”, membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun yang lalu. Jagat raya tercipta dari suatuketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Pada awalnya alam semesta ini berupa satu massa maha padat. Massa mahapadat ini dapat dianggap satu atom mahapadat dengan ukuran maha kecil yang kemudian mengalami reaksi radioaktif dan akhirnya menghasilkan ledakan maha dahsyat (Gombez, 2012).<br />
Pada tahun 1948, Gerge Gamow muncul dengan gagasan tentang Big Bang.<br />
<br />
Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang ’seharusnya ada’ ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilsonmenemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut ‘radiasi latar kosmis’, tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka (Gombez, 2012).<br />
<br />
Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit COBE (Cosmic Background Explorer). COBE ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan teori Big Bang (Gombez, 2012).<br />
<br />
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulukala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium. Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada. Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi dan waktu. Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat (Gombez, 2012).<br />
<br />
<b>F. Teori Konveksi oleh Arthur Holmes dan Harry H</b><br />
<b><br /></b>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtwjR68FfnSsoKipL5RhJTt3blZ3WOU5DJMzIlt0gl8WIdGVF3XGwtEi9C3-MU_5c18ZoJyEndJxOjkkEAQS42RePoZb9kW80eAuvvjJUUboKjBDs6SWNdH40JhihEdi67f2sdB8OQRz3G/s1600/Arus+Konveksi+geosmansaku_blogspot.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="531" data-original-width="1067" height="158" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtwjR68FfnSsoKipL5RhJTt3blZ3WOU5DJMzIlt0gl8WIdGVF3XGwtEi9C3-MU_5c18ZoJyEndJxOjkkEAQS42RePoZb9kW80eAuvvjJUUboKjBDs6SWNdH40JhihEdi67f2sdB8OQRz3G/s320/Arus+Konveksi+geosmansaku_blogspot.JPG" width="320" /></a></div>
<b><br /></b>
<b><br /></b>
Menurut Teori Konveksi yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess dan dikembangkan lebih lanjut Robert Diez, dikemukakan bahwa di dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan lava sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru sehingga menggerser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua (Geopustaka, 2012).<br />
Bukti dari adanya kebenaran teori ini ysitu terdapatnya mid oceanic, seperti mid Atlantik Ridge, dan Pasific-Atlantik Ridge di permukaan bumi.<br />
Bukti lainnya didasarkan pada penelitian umur dasar laut yang membuktikan semakin jauh dari punggung tengah samudra, umur batuan semakin tua. Artinya, terdapat gerakan yang berasal dari mid oceanic ridge ke arah yang berlawanan disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisandi bawah kulit bumi (Geopustaka, 2012).<br />
<br />
<b>G. Teori Planetisimal Hypothesis</b><br />
<b><br /></b>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijV5YSyp-EG5_sSvqRZZSw-Af0yowmwh-IzE7RfJKUlArxP7pw6n9UFxGFKnpRYc443NqEA_19pO0jntVOvRtlKBVPNNPIJ-6ssQNFjEY9eco_jNpc8_DJdnv9-dQOiYHiMBFIIrfxDYDs/s1600/1a6ff-planetesimal.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="393" data-original-width="351" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijV5YSyp-EG5_sSvqRZZSw-Af0yowmwh-IzE7RfJKUlArxP7pw6n9UFxGFKnpRYc443NqEA_19pO0jntVOvRtlKBVPNNPIJ-6ssQNFjEY9eco_jNpc8_DJdnv9-dQOiYHiMBFIIrfxDYDs/s320/1a6ff-planetesimal.png" width="285" /></a></div>
<b><br /></b>
<b><br /></b>
Di kemukakan oleh, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika bersama rekannya T.C Chamberlain, seorang ahli geologi, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, pada suatu saat didekati oleh sebuah bintang lain yang melintas dengan kecepatan tinggi di dekat matahari. Pada waktu bintang melintas di dekat matahari dan jarak keduanya relatif dekat, maka sebagian massa gas matahari ada yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi dari bintang yang melintas tersebut. Sebagian dari massa gas yang tertarik ke luar ada yang pada lintasan bintang dan sebagian lagi ada yang berputar mengelilingi matahari karena gravitasi matahari. Setelah bintang melintas berlalu, massa gas yang berputar mengelilingi matahari menjadi dingin dan terbentuklah cincin yang lama-kelamaan menjadi padat dan disebut planetisimal. Beberapa planetisimal yang terbentuk akan saling tarik - menarik dan bergabung menjadi satu dan pada akhirnya membentuk planet, termasuk Bumi (Wikipedia, 2015).<br />
<br />
<b>H. Teori Tidal (Pasang Surut)</b><br />
<b><br /></b>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-LU0Zb5tA3S5wPUAcgunEjTGYl_S2IKTRBannswRaCNGw4rtq5h1_A9Gyel_7AdLJ7Z9N9lXQ5TFjjMOoNT7A_qixt1XCL_Erxd9nMuYxNoAiOoCxNzbMcKyAnkBrSAcXhDyT9h4ihs6O/s1600/TerbentuknyaBumi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="186" data-original-width="149" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-LU0Zb5tA3S5wPUAcgunEjTGYl_S2IKTRBannswRaCNGw4rtq5h1_A9Gyel_7AdLJ7Z9N9lXQ5TFjjMOoNT7A_qixt1XCL_Erxd9nMuYxNoAiOoCxNzbMcKyAnkBrSAcXhDyT9h4ihs6O/s320/TerbentuknyaBumi.jpg" width="256" /></a></div>
<b><br /></b>
<b><br /></b>
Dua orang ilmuwan Inggris, James Jeans dan Harold Jeffreys, pada tahun 1918 mengemukakan teori tidal. Mereka mengatakan pada saat bintang melintas di dekat matahari, sebagian massa matahari tertarik ke luar sehingga membentuk semacam [cerutu]. Bagian yang membentuk cerutu ini akan mengalami pendinginan dan membentuk planet - planet, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus (Wikipedia, 2015).<br />
<br />
<b>I. Teori Kuiper</b><br />
<b><br /></b>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwz-uuproSe67VZ8R2tof3Hlw0exSHFZZZF-BQJsEriiYOQrkEz0edIeodT-UbM0-rPlBs59QOoiqpWq7Fm9rGcT2nXbzFvPlA5O7SV8kOueU3YixhoMdQNLkllwNvLn2HL3sRlNY-VzJM/s1600/sabuk-kuiper.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="181" data-original-width="278" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwz-uuproSe67VZ8R2tof3Hlw0exSHFZZZF-BQJsEriiYOQrkEz0edIeodT-UbM0-rPlBs59QOoiqpWq7Fm9rGcT2nXbzFvPlA5O7SV8kOueU3YixhoMdQNLkllwNvLn2HL3sRlNY-VzJM/s1600/sabuk-kuiper.jpg" /></a></div>
<b><br /></b>
<b><br /></b>
Gerald P. Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi promatahari adalah protoplanet. Dalam teorinya, dia juga memasukkan unsur - unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Pusat piringan yang merupakan protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan tersebut menguap dan mulai menggumpal menjadi planet – planet (Wikipedia, 2015).<br />
<br />
<b>J. Teori Whipple</b><br />
<b><br /></b>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEju383faGyu3mBEWWCCFgAOZAp3IpgGTlFARVBKUJ7-R8NyekYVToNwJ7CEvLvkvChSuk-84pNM41VDI0HKpcRxkvqWCQ6T45bkVHzCaADM4bOZLMrbBiUkzo7_Vo8RHl_fH73KDprSEWrU/s1600/kuiper.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="195" data-original-width="259" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEju383faGyu3mBEWWCCFgAOZAp3IpgGTlFARVBKUJ7-R8NyekYVToNwJ7CEvLvkvChSuk-84pNM41VDI0HKpcRxkvqWCQ6T45bkVHzCaADM4bOZLMrbBiUkzo7_Vo8RHl_fH73KDprSEWrU/s1600/kuiper.jpg" /></a></div>
<b><br /></b>
<b><br /></b>
Fred L. Whipple, seorang ahli astronom Amerika mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu aneh yang mengandung nitrogen yang sedikit kosmis yang berotasi membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet – planet (Wikipedia, 2015).<br />
<br />
<b>K. Teori oleh Georges-Louis Leclerc</b><br />
Pada tahun 1778 ahli ilmu alam Prancis Georges-Louis Leclerc, Comte de Buffon, mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental keluar. Massa yang terpental inilah yang menjadi planet (Wikipedia, 2015).<br />
<div>
<br /></div>
sulishttp://www.blogger.com/profile/11273624674147068430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7779178718605929993.post-30324347744619645932018-08-02T05:06:00.001-07:002018-08-12T04:02:03.442-07:00Konsep Alam Semesta Teori Big Bang<b>A.Konsep Alam Semesta Menurut Pandangan Islam</b><br />
Al Qur’an dapati kesimpulan yang cukup besar peluang kebenarannya bahwa sebenarnya seluruh kejadian di alam semesta ini, sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah tertera di dalam Al Qur’an. Gambaran jelasnya, bahwa semua proses alam semesta ini mengikuti dan mengekor pada segala yang tertuang dalam Al Qur’an, apakah diketahui atau tidak tabir rahasianya oleh manusia.<br />
<br />
Dengan kata lain, kejadian dunia ini adalah sebagai “cermin manifestasi” dan “kenyataan lahir” dari rencana Allah yang sebenarnya sudah diberitahukan kepada manusia lewat Al Qur’an, sebelum kejadian tersebut terjadi, dengan tidak ada tekanan apakah manusia mau atau tidak memahaminya guna mendapatkan takwil isyarat-Nya. Al Qur’an diturunkan bukan hanya kepada umat Islam, tetapi sebagai mediator menyampaikan pesan Tuhan Pencipta Alam kepada semua makhluk-Nya. Al Qur’an yang sedemikian sempurna ini memberi kabar dan cerita semua kejadian di alam semesta ini.<br />
<br />
Kemukjizatan Al-Qur'an ditandai dengan keorisinilannya sejak diturunkan . Kitab suci ini juga tidak dapat ditandingi oleh siapa pun di dunia ini hingga akhir zaman. Ia tidak akan lekang dimakan pergeseran masa dan dapat diuji dari sudut mana pun juga. Sekarang pun, saat ilmu pengetahuan berkembang pesat, ternyata Al-Qur'an sanggup menjawab tantangan sains modern.<br />
<br />
Salah satu hal yang membuat takjub para ilmuwan adalah adanya persesuaian antara konsep penciptaan alam semesta menurut Al-Qur'an dan sains (ilmu pengetahuan) modern. Dalam pandangan sains modern, pada awalnya alam semesta ini masih berupa kabut gas yang panas dan kemudian terpisah. Terpisahnya kabut gas ini merupakan proses awal terciptanya galaksi-galaksi. Dari pecahan-pecahan kabut gas tersebut selanjutnya melalui proses evolusi terbentuk milyaran matahari dengan planet-planetnya, termasuk bumi yang kita huni ini. Ilmuwan cerdas yang pertama kali mengemukakan teori di atas bernama Laplace dari Perancis dan Immanue Kant dari Jerman.<br />
<br />
Meskipun demikian, ratusan tahun sebelum ilmuwan itu mengemukakan teorinya, Al-Qur'an telah menyebutkan secara gamblang. sebagaimana tertulis dalam Surat Al Anbiya ayat 30:<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCuZd1PLodLLsvqmYAQDx6CB1EVV3k6ED8Cx8nDHgqQLYuDQvG264etHJTTHDWVkTmPU1gca-tJPz8R8ymnq6n_KrAkGbAUaiAv9seldBo2I4CRH1RCswNxHvMdkxbUi4aMLPXYCbIkHh0/s1600/alam+semesta+AL+QUR%2527AN.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="477" data-original-width="610" height="491" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCuZd1PLodLLsvqmYAQDx6CB1EVV3k6ED8Cx8nDHgqQLYuDQvG264etHJTTHDWVkTmPU1gca-tJPz8R8ymnq6n_KrAkGbAUaiAv9seldBo2I4CRH1RCswNxHvMdkxbUi4aMLPXYCbIkHh0/s640/alam+semesta+AL+QUR%2527AN.png" width="640" /></a></div>
<br />
<br />
Ada beberapa kesimpulan penting yang dapat kita petik dari ayat-ayat di atas,yaitu:<br />
1.Disebutkan bahwa antara langit dan bumi (kosmos) semula merupakan satu kesatuan (ratg) lalu mengalami proses pemisahan (fatg). Perlu ditegaskan di sini, bahwa fatg dalam bahasa Arab artinya memisahkan dan ratg artinya perpaduan atau persatuan beberapa unsur untuk dijadikan suatu kumpulan yang homogen.<br />
2.Disebutkan adanya kabut gas (dukhan) sebagai materi penciptaan kosmos.<br />
3.Disebutkan pula bahwa penciptaan kosmos (alam semesta) tidak terjadi sekaligus, tetapi secara bertahap.<br />
<br />
Apabila dikaitkan dengan sejumlah teori seputar terjadinya kosmos menurut sains modern, maka konsep penciptaan semesta yang tertera dalam Al-Qur'an tidak dapat disangkal lagi kebenarannya.<br />
<br />
Adanya kumpulan kabut gas dan terjadinya pemisahan-pemisahan kabut gas tersebut atau dikenal dengan proses evolusi terbentuknya alam semesta, sudah dipaparkan secara jelas oleh Al-Qur'an jauh sebelum sains modern mengemukakannya.<br />
<br />
<b>B.Teori Penciptaan Alam Semesta Menurut Ilmu Pengetahuan Modern (Teori Big Bang)</b><br />
<b><br /></b>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRgDgJiOKa8u0TNn8FGGEQ8FOlJ-ZV3kcJfnYOnQcc6ei5oJc8VW4_SL6MQX9C-sqmXI2DvV3b1eyuGxfV22kLboiCjreDHOuaowAWE2FGTxFVAxIYJ_naVjldooDbXWHCXCBiAIplQ6x2/s1600/history.bigbang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="919" data-original-width="1361" height="268" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRgDgJiOKa8u0TNn8FGGEQ8FOlJ-ZV3kcJfnYOnQcc6ei5oJc8VW4_SL6MQX9C-sqmXI2DvV3b1eyuGxfV22kLboiCjreDHOuaowAWE2FGTxFVAxIYJ_naVjldooDbXWHCXCBiAIplQ6x2/s400/history.bigbang.jpg" width="400" /></a></div>
<b><br /></b>
<b><br /></b>
Dalam pandangan sains modern, pada awalnya alam semesta ini masih berupa kabut gas yang panas dan kemudian terpisah. Terpisahnya kabut gas ini merupakan proses awal terciptanya galaksi-galaksi. Dari pecahan-pecahan kabut gas tersebut selanjutnya melalui proses evolusi terbentuk miliyaran matahari dengan planet-planet, termasuk bumi yang kita huni ini. Ilmuwan cerdas yang pertama kali mengemukakan teori ini bernama Laplace dari Perancis dan Immanue Kant dari Jerman<br />
<br />
Alam semesta merupakan ruang kosong maha luas tanpa batas, tanpa sinar terang, tanpa gaya apapun, tanpa gravitasi apapun, tidak ada pengertian atas dan bawah, juga tidak ada pengertian utara-selatan, timur-barat, yang didalamnya berisi 1 miliar galaksi dan tiap-tiap galaksi terdiri dari 100 miliar bintang, dimana tiap-tiap bintang adalah matahari dengan tata suryanya sendiri-sendiri.<br />
<br />
Pandangan mengenai asal-usul alam dapat diamati dari berbagai pemikiran para saintis berabad-abad yang lalu. Dalam era fisika klasik (abad XVII-XVIII), Isaac Newton menggagas bahwa alam semesta ini bersifat statis, tidak berubah status totalitasnya dari waktu tak terhingga lamanya yang telah lampau, sampai waktu tak terhingga lamanya yang akan datang. Gagasan tentang alam tersebut secara tidak langsung menggambarkan bahwa alam tak berawal dan tak berakhir, atau dengan kata lain, alam ada tanpa adanya proses penciptaan.<br />
<br />
Pandangan Klasik Newton ini didasarkan pada pengalaman para fisikawan di laboratorium bahwa materi itu bersifat kekal. Pandangan ini kemudian dikukuhkan oleh Lavoisier pada akhir abad XVIII dengan “Hukum Kekekalan Materi”. Pandangan bahwa alam ini kekal kemudian dikenal sebagai Pandangan Klasik Newtonian.<br />
<br />
Awal abad XX, muncullah Albert Einstein yang berusaha melukiskan bahwa alam benar-benar statis dalam bentuk rumus matematika yang rumit. Namun, Friedman menyatakan bahwa rumusan Einstein itu justru menggambarkan bahwa alam ini dinamis dan hal inilah yang tepat sehingga dikenal sebagai Model Friedman tentang alam.<br />
<br />
Dari gagasan-gagasan di atas maka lahirlah konsepsi bahwa sekitar 15 miliar tahun yang lampau di dalam ruang kosong luas tanpa batas terdapat sebongkahan besar inti atom padat meledak sangat dasyat melepaskan zat hydrogen kesegala arah menjadi galaksi-galaksi bintang, dengan proses pembentukan atom yang lebih berat, sehingga dibumi kita ini terdapat 106 unsur atom. Dan kini sisa energy ledakan itu mengakibatkan materi alam (galaksi-galaksi) saling menjauh. Gagasan mengenai asal-usul alam ini kemudian dikenal sebagai Teori Big Bang.<br />
<br />
Tahapan terjadinya Ledakan besar (Big Bang) sebagai berikut:<br />
1. segera setelah terjadi dentuman besar, alam semesta mengembang dengan cepat hingga menjadi kira-kira 2000 kali matahari.<br />
2. sebelum berusia satu detik, semua partikel hadir dalam keseimbangan. satu detik setelah dentuman, alam semesta membentuk partikel-partikel dasar yaitu elektron, proton, neutron dan neutrino pada suhu 10 milyar kelvin.<br />
3. kira-kira 500 ribu tahun telah terjadi ledakan, lambat laun alam semesta menjadi dingin hingga mencapai suhu 3000 K. partikel-partikel dasar membentuk benih kehidupan alam semesta.<br />
4. gas hidrogen dan helium membentuk kelompok-kelompok gas rapat yang tak teratur. dalam kelompok-kelompok tersebut mulai terbentuk protogalaksi.<br />
5. antara satu dan dua miliar tahun setelah terjadinya dentuman besar, protogalaksi melahirkan bintang-bintang yang lambat laun berkembang menjadi raksasa merah dan supernova yang merupakan bahan baku kelahiran bintang-bintang baru dalam galaksi.<br />
6. satu diantara miliaran galaksi yang terbentuk adalah galaksi bimasakti yang didalamnya adalah tata surya kita dengan matahari sebagai bintang yang terdekat dengan bumi.<br />
<br />
Teori Big Bang didukung oleh beberapa penemuan mutakhir pertama penemuan Edwin Powell Hubble astronom kebangsaan Amerika Serikat di Observatorium California Mount Wilson tahun 1924 ketika Hubble mengamati bintang-bintang diangkasa melalui teleskop raksasanya ia mendapati bahwa cahaya yang dipancarkan bintang-bintang bergeser ke ujung merah spectrum. Ia pun menemukan bahwa pergeseran ini terlihat lebih jelas jika bintangnya lebih jauh dari bumi. Temuan ini menggemparkan dunia ilmu pengetahuan. Berdasarkan hukum-hukum fisika yang diakui, spectrum sinar cahaya bergerak mendekati titik pengamatan akan cenderung ungu, sementara sinar cahaya yang bergerak menjauhi titik pengamatan akan cenderung merah. Pengamatan Hubble menunjukkan bahwa cahaya dari bintang-bintang cenderung kearah warna merah. Ini berarti bahwa bintang-bintang tersebut senantiasa bergerak menjauhi kita. Tak lama sesudah itu, Hubble membuat temuan penting lainnya: bintang dan galaksi bukan hanya bergerak menjauhi kita, namun juga saling menjauhi. Pengamatan tersebut memberi kesimpulan bahwa berbagai galaksi saling menjauh dengan kecepatan sampai beberapa ribu kilometer per detik. Hal ini berarti bahwa alam sedang berekspansi (meluas/melebar) atau dikatakan bahwa alam bersifat dinamis.<br />
<br />
Hasil perhitungan cermat Albert Einstein yang menyimpulkan bahwa alam semesta dinamis tidak statis artinya alam semesta terus berkembang. Meskipun pada mulanya terimbas gagasan bahwa alam itu statis, lalu mengembangkan formula matematisnya dan berusaha melukiskan bahwa alam benar-benar statis namun hal itu justru menggambarkan bahwa alam itu dinamis.<br />
<br />
Adanya jumlah unsur hydrogen dan helium di alam semesta yang sesuai dengan perhitungan konsentrasi hydrogen-helium merupakan sisa dari ledakan dahsyat tersebut. Kalau saja alam ini tetap dan abadi maka hydrogen di alam semesta telah habis berubah menjadi helium.<br />
<br />
Peristiwa Big Bang yang ditenggarai menandai dimulainya penciptaan alam semesta itu bukan hanya sekedar teori, tetapi sudah menjadi keyakinan ilmiah para ilmuwan. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa galaksi-galaksi saling menjauh dengan kecepatan kira-kira 32 kilometer/detik untuk setiap jarak satu juta tahun cahaya, maka dapatlah diperhitungkan bahwa alam semesta ini tercipta dengan proses Big Bang antara 15-20 milyar tahun yang lalusulishttp://www.blogger.com/profile/11273624674147068430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7779178718605929993.post-28992585217869848032018-04-27T05:45:00.001-07:002018-07-24T03:35:57.023-07:00Waktu Lokasi Dan Pembentukan Gunung Api Menurut Teori Lempeng Serta Proses Pembentukan Busur Gunung Api A. Waktu Terbentuknya Gunungapi<br />
Gunungapi terbentuk sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Pengetahuan tentang gunungapi berawal dari perilaku manusia dan manusia purba yang mempunyai hubungan dekat dengan gunungapi. Hal tersebut diketahui dari penemuan fosil manusia di dalam endapan vulkanik dan sebagian besar penemuan fosil itu ditemukan di Afrika dan Indonesia berupa tulang belulang manusia yang terkubur oleh endapan vulkanik. Sebagai contoh banyak ditemukan kerangka manusia di kota Pompeii dan Herculanum yang terkubur oleh endapan letusan G. Vesuvius pada 79 Masehi. Fosil yang terawetkan baik pada abu vulkanik berupa tapak kaki manusia Australopithecus berumur 3,7 juta tahun di daerah Laetoli, Afrika Timur.<br />
<br />
Penanggalan fosil dari kerangka manusia tertua, Homo babilis berdasarkan potassium-argon (K-Ar) didapat umur 1,75 juta tahun di daerah Olduvai. Penemuan fosil yang diduga sebagai manusia pemula Australopithecus afarensis berumur 3,5 juta tahun di Hadar, Ethiopia, dan penanggalan umur benda purbakala tertua yang terbuat dari lava berumur 2,5 juta tahun ditemukan di Danau Turkana, Afrika Timur.<br />
<br />
Perkembangan benda-benda purba dari yang sederhana kemudian meningkat menjadi benda-benda yang disesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari, seperti pemotong, kapak tangan dan lainnya, terbuat dari obsidian yang berumur Paleolitik Atas.<br />
<br />
B. Lokasi Terbentuknya Gunungapi<br />
Gunungapi terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua, terbentuk akibat pemekaran kerak benua; busur tepi benua, terbentuk akibat penunjaman kerak samudera ke kerak benua; busur tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera; dan busur dasar samudera yang terjadi akibat terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhB58H8NkoziACOl_tROipEcOcWz_2uRs06BpLyRyd1XhfCytFRfwMHl1M3GPs5h-pB_M0sg1jlHxqoJaWdx93jLMGNWuY9zISbfR1YPeGnK93m7TQNxCnCQlfTzpj06HxAwCyCkqEmJs5O/s1600/lokasi+pembentukan+gunung+apo.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="147" data-original-width="327" height="143" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhB58H8NkoziACOl_tROipEcOcWz_2uRs06BpLyRyd1XhfCytFRfwMHl1M3GPs5h-pB_M0sg1jlHxqoJaWdx93jLMGNWuY9zISbfR1YPeGnK93m7TQNxCnCQlfTzpj06HxAwCyCkqEmJs5O/s320/lokasi+pembentukan+gunung+apo.png" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
Gambar Penampang lokasi terbentuknya busur gunungapi. (Modifikasi dari Krafft, 1989)<br />
<br />
C. Pembentukan Gunungapi Menurut Teori Lempeng <br />
Pengetahuan tentang tektonik lempeng merupakan pemecahan awal dari teka-teki fenomena alam termasuk deretan pegunungan, benua, gempabumi dan gunungapi. Planet bumi mempunyai banyak cairan dan air di permukaan. Kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi pembentukan dan komposisi magma serta lokasi dan kejadian gunungapi. Panas bagian dalam bumi merupakan panas yang dibentuk selama pembentukan bumi sekitar 4,5 miliar tahun lalu, bersamaan dengan panas yang timbul dari unsure radioaktif alami, seperti elemen-elemen isotop K, U dan Th terhadap waktu. Bumi pada saat terbentuk lebih panas, tetapi kemudian mendingin secara berangsur sesuai dengan perkembangan sejarahnya. Pendinginan tersebut terjadi akibat pelepasan panas dan intensitas vulkanisma di permukaan. Perambatan panas dari dalam bumi ke permukaan berupa konveksi, dimana material-material yang terpanaskan pada dasar mantel, kedalaman 2.900 km di bawah muka bumi bergerak menyebar dan menyempit disekitarnya. Pada bagian atas mantel, sekitar 7 – 35 km di bawah muka bumi, material-material tersebut mendingin dan menjadi padat, kemudian tenggelam lagi ke dalam aliran konveksi tersebut. Litosfir termasuk juga kerak umumnya mempunyai ketebalan 70 – 120 km dan terpecah menjadi beberapa fragmen besar yang disebut lempeng tektonik.<br />
<br />
Lempeng bergerak satu sama lain dan juga menembus ke arah konveksi mantel. Bagian alas litosfir melengser di atas zona lemah bagian atas mantel, yang disebut juga astenosfir. Bagian lemah astenosfir terjadi pada saat atau dekat suhu dimana mulai terjadi pelelehan, kosekuensinya beberapa bagian astenosfir melebur, walaupun sebagian besar masih padat. Kerak benua mempunyai tebal lk. 35 km, berdensiti rendah dan berumur 12 miliar tahun, sedangkan kerak samudera lebih tipis (lk. 7 km), lebih padat dan berumur tidak lebih dari 200 juta tahun. Kerak benua posisinya lebih di atas dari pada kerak samudera karena perbedaan berat jenis, dan keduanya mengapung di atas astenosfir<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikO6-Q7yxQ-NhZ2Va_OODnw6ReK5LpA6xyuhwJlOTd8aBv50l3zZ9S_nN5tAqKPVUZD5iZrXpxoUQDELVHtn5aKyTjcIfH3N7QFk491eyWdfdQxACY90M6GWlUcKtx1mAsoV7nRyQp21sA/s1600/kerak.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="257" data-original-width="319" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikO6-Q7yxQ-NhZ2Va_OODnw6ReK5LpA6xyuhwJlOTd8aBv50l3zZ9S_nN5tAqKPVUZD5iZrXpxoUQDELVHtn5aKyTjcIfH3N7QFk491eyWdfdQxACY90M6GWlUcKtx1mAsoV7nRyQp21sA/s1600/kerak.png" /></a></div>
<br />
Gambar Penampang bumi. Kerak yang menindih mantel hampir seluruhnya terdiri dari oksida yang tidak melebur. Proses vulkanik membawa fragmen batuan ke permukaan dari kedalaman lk. 200 km melalui mantel, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya mineral-mineral olivine, piroksen dan garnet dalam peridotit pada bagian atas mantel. (Modifikasi dari Krafft, 1989; Sigurdsson, 2000).<br />
<br />
D. Proses Pembentukan Busur Gunungapi<br />
Gunungapi terbentuk akibat pergerakan lempeng yang menimbulkan empat busur gunungapi berbeda sebagai berikut.<br />
<br />
a)Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunungapi tengah samudera.<br />
b)Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua. Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini bergerak ke permukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunungapi di tepi benua.<br />
c)Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan atau magma sehingga membentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan.<br />
d)Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan gunungapi perisai.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKplOcLEG_gNZtHza4BQ3b2Z5OdV5sAizg6OVgSkddogQUxQj6TqJWPwGfJF0Ye_qXcwhnouRK3ERPL1HdkXADG21_2EkOdZuQ6zPgOH_U9zasvgE_MBZfpStHqDXNG8Lfm3IogCZxYZan/s1600/penampang+diagram.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="178" data-original-width="355" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKplOcLEG_gNZtHza4BQ3b2Z5OdV5sAizg6OVgSkddogQUxQj6TqJWPwGfJF0Ye_qXcwhnouRK3ERPL1HdkXADG21_2EkOdZuQ6zPgOH_U9zasvgE_MBZfpStHqDXNG8Lfm3IogCZxYZan/s320/penampang+diagram.png" width="320" /></a></div>
<br />
Gambar Penampang diagram yang memperlihatkan proses gunungapi terbentuk di permukaan melalui kerak benua dan kerak samudera serta mekanisme peleburan batuan yang menghasilkan busur gunungapi, busur gunungapi tengah samudera, busur gunungapi tengah benua dan busur gunungapi dasar samudera. (Modifikasi dari Sigurdsson, 2000)membentuk deretan gunungapi perisai.sulishttp://www.blogger.com/profile/11273624674147068430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7779178718605929993.post-13700944997596730072018-04-27T04:57:00.004-07:002018-07-24T03:36:49.320-07:00Sejarah Perkembangan Volkanologi A. Sejarah Perkembangan Volkanologi<br />
Sejarah perkembangan ilmu gunungapi berawal dari pengertian manusia terhadap gejala alam yang teramati sekalipun terbatas pada tingkatan yang sangat sederhana dan bersifat animistik (Alzwar dkk, 1988). Bangsa Poline beranggapan bahwa aktivitas gunungapi berada di bawah kekuasaan Dewa Pelee, sehingga gunungapinya disebut Mount Pelee. Sementara itu orang Indian di Oregon, Amerika Serikat mempunyai legenda yang mengisahkan adanya perang antara Dewa Api yang bermukin di Mount Mazama dengan Dewa Salju yang bertempat di Mount Shasta. Pertempuran kedua dewa itu menyebabkan hancurnya Mount Mazama dan membentuk apa yang sekarang dikenal dengan nama Crater Lake. Cerita senada juga ditemukan dalam legenda kuno bangsa Yunani dan Romawi, serta wilayah yang memiliki gunungapi, seperti Jepang, Selandia Baru, Hawaii, dan Indonesia.<br />
<br />
Di Indonesia terdapat beberapa legenda yang berkaitan dengan gunungapi, seperti dongeng Dayang Sumbi yang dikaitkan dengan terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu di Bandung, Jawa Barat; dongeng istana Raja Galuh Agung yang terletak di Gunung Galunggung Tasikmalaya, Jawa Barat; legenda danau toba sebagai awal terbentuknya Kawah Gunung Toba (Toba Supervolcano); serta dongeng Roro Anteng dan Joko Seger yang dihubungkan dengan Gunung Bromo dan Gunung Tengger.<br />
<br />
Penalaran ilmiah tentang gunungapi dimulai oleh Empedocles (492 – 432 SM), berdasarkan pengamatannya dari dekat terhadap aktivitas Mount Etna di Italia. Dari pengamatannya selama beberapa tahun dia meyakini bahwa di dalam perut bumi terdapat larutan panas yang membentuk gunungapi. Setelah Empedocles muncul beberapa pengamat seperti Strabo (63 BC – 30), Seneca (2 BC – 65), Pliny (23), Giordano Bruno (1600), Martin Lister (1638 – 1711), Charles Lyell dan Scrope. Pada tahun 1827, Scrope merupakan ilmuwan yang meletakkan dasar pengertian volkanologi modern. Scrope berpendapat bahwa aktivitas gunungapi merupakan aktivitas gas yang terkandung dalam magma. Beberapa dekade kemudian Frank A. Perret mendukung pendapat Scrope, dengan menyatakan bahwa gas adalah agen aktif penggerak magma.<br />
<br />
Sejak itu penelitian kegunungapian mengalami perkembangan pesat. Verbeek menjadi orang pertama yang meneliti letusan Krakatau (1883). Letusan-letusan besar gunungapi lainnya, seperti Letusan Gunung Merapi, Gunung Kelud telah ditulis kembali oleh Kusumadinata (1979). Di luar Indonesia, Stubel mengadakan penelitian kegunungapian di Ekuador dan Columbia. Para ahli gunungapi menjadi semakin tertarik mengadakan penelitian secara seksama setelah terjadi letusan Krakatau tahun 1883, letusan Mount Soufriere dan kehancuran tragis kota Saint Pierre di Kepulauan Antile oleh letusan Mount Pelee yang keduanya terjadi pada tahun 1902.<br />
<br />
Perkembangan ilmu volkanologi pada abad 20 dirintis oleh Jaggar, seorang profesor geologi dari Massachusset Institute of Technology, dan Perret seorang insinyur listrik. Sejarah perkembangan ilmu gunungapi tidak terpisah dari sejarah aktivitas pengamatan gunungapi. Pada tahun 1911 di Hawaii didirikan Hawaiian Volcano Observatory untuk merekam dan menelaah aktivitas gunungapi di daerah tersebut secara terus menerus. Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Dinas Penjagaan Gunungapi untuk mengamati aktivitas gunungapi di Indonesia (Kusumadinata, 1979).Berdasarkan pengamatan langsung aktivitas gunungapi aktif masa kini Van Bemmelen (1949) telah meletakkan dasar-dasar ilmu gunungapi modern untuk mempelajari batuan gunungapi tua atau fosil gunungapi.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi674W7kb6qH0G3-cQX5ptsBmdp1Gd0ume1utfshpe11DF90KJw25isO65ft53K8e43k9cwu9liKcJSA49cUarjgOGf82a4MrESxspLZnkFyWS3swoeYkgavxhGla3U9hvGwEOZdRqzBRxv/s1600/sejarah+perkembangan+volkanologi.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="495" data-original-width="698" height="226" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi674W7kb6qH0G3-cQX5ptsBmdp1Gd0ume1utfshpe11DF90KJw25isO65ft53K8e43k9cwu9liKcJSA49cUarjgOGf82a4MrESxspLZnkFyWS3swoeYkgavxhGla3U9hvGwEOZdRqzBRxv/s320/sejarah+perkembangan+volkanologi.png" width="320" /></a></div>
<br />
Satu hal penting dalam tahapan sejarah penelitian kegunungapian adalah didirikannya International Center of Volcanology di Catania, Italia oleh pemerintah Italia dan Belgia, dibawah pimpinan ahli gunungapi kenamaan Rittmann. Sejak itu arus penelitian kegunungapian semakin berkembang antara lain di Jepang, Iceland, New Zealand, Perancis, negara-negara Amerika Latin, Filipina, Papua New Guinea, dan Benua Antartika. Untuk mempublikasikan hasil-hasil penelitian terkini secara internasional, maka para ahli gunungapi yang tergabung di dalam organisasi asosiasi ahli gunungapi dunia(IAVCEI) secara aktif melakukan pertemuan ilmiah di berbagai tempat dan negara. Hasil-hasil penelitian dan pertemuan ilmiah tersebut kemudian diterbitkan di dalam Bulletin of Volcanology atau buku teks volkanologi dan majalah-majalah ilmiah bertaraf internasional lainnya yang menyangkut permasalahan kegunungapian.sulishttp://www.blogger.com/profile/11273624674147068430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7779178718605929993.post-42757695697446483822018-04-22T03:06:00.002-07:002018-07-24T03:38:12.707-07:00Klasifikasi Iklim Fisik Dan Iklim Matahari<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhj6aAczmIqGoyagCBmQtEkIzHl6HlMLg2KiEU7dAuRZ_BW77vq0EkNf-LZdkz9_p_J_GUDKV8pDmBo6xN0vSsstR-tcZLr2RI0fDWnUn6bPlraOaL-7Rleqwnm9cV2ppFO02kLFE2VyvQX/s1600/Pengertian+Iklim+Fisis+dan+Klasifikasinya.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="401" data-original-width="504" height="253" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhj6aAczmIqGoyagCBmQtEkIzHl6HlMLg2KiEU7dAuRZ_BW77vq0EkNf-LZdkz9_p_J_GUDKV8pDmBo6xN0vSsstR-tcZLr2RI0fDWnUn6bPlraOaL-7Rleqwnm9cV2ppFO02kLFE2VyvQX/s320/Pengertian+Iklim+Fisis+dan+Klasifikasinya.jpg" width="320" /></a></div>
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Studi tentang iklim dipelajari dalam meteorologi. Iklim di bumi sangat dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Terdapat beberapa klasifikasi iklim di bumi ini yang ditentukan oleh letak geografis. Secara umum kita dapat menyebutnya sebagai iklim tropis, lintang menengah dan lintang tinggi. Ilmu yang mempelajari tentang iklim adalah klimatologi.<br />
<br />
Klasifikasi iklim merupakan usaha untuk mengidentifikasi dan mencirikan perbedaan iklim yang terdapat di bumi. Akibat perbedaan latitudo (posisi relatif terhadap khatulistiwa, garis lintang), letak geografi, dan kondisi topografi, suatu tempat memiliki kekhasan iklim.<br />
Klasifikasi iklim biasanya terkait dengan bioma atau provinsi floristik karena iklim mempengaruhi vegetasi asli yang tumbuh di suatu kawasan.<br />
<br />
1. Iklim Fisik<br />
Iklim fisik yaitu iklim yang di pengaruhi oleh keadaan fisik dari suatu wilayah. Berdasarkan keadaan fisik suatu daerah, terdapat perbedaan iklim sebagai berikut :<br />
<br />
a. Iklim konfinental (darat) dan iklim Maritim (laut).<br />
Iklim darat atau iklim konfinental, terjadi di daratan amat luas, sehingga angin yang berpengaruh terhadap daerah tersebut adalah angin darat yang kering. Di daerah ini pada siang hari panas sekali dan malam hari sangat dingin. Iklim laut, terjadi daerah kepulauan yang di kelilingi oleh laut luas, yang lembab. Di daerah ini pada siang hari tidak terlalu panas dan pada malam hari tidak terlalu dingin. Contoh daerah-daerah yang memiliki iklim benua adalah Gurun Gobi (Cina), Tibet, Jazirah Arab, Gurun Sahara, dan Gurun Kalahari (Afrika) dan kawasan-kawasan Australia Tengah<br />
<br />
b. Iklim Uganari.<br />
Iklim Uganari, yaitu iklim pada daratan tinggi dengan perbedaan temperature siang dan malam yang besar (Amplitudo harian tinggi). Contoh daerah yang memiliki iklim uganari adalah daratan tinggi Beka (Syiria), dataran tinggi Wonosari (Indonesia) dan dataran tinggi Shan (Myanmar).<br />
<br />
c. Iklim Pegunungan<br />
Iklim pegunungan terdapat di daerah-daerah pegunungan. Di daerah-daerah pegunungan berudara sejuk dan sering turun hujan karena awan yang naik ke lereng-lereng pegunungan. Hujan seperti ini di sebut hujan orografis. Contoh daerah-daerah yang memiliki iklim-iklim pegunungan adalah Jaya Wijaya (Indonesia), Pegunungan Andes (Argentina), dan Pegunungan Alpen (Swiss).<br />
<br />
2. Iklim Matahari<br />
Yaitu iklim yang didasarkan atas perbedaan panas matahari yang diterima permukaan bumi. Daerah-daerah yang berada pada lintang tinggi lebih sedikit memperoleh sinar matahari, sedangkan daerah yang terletak pada lintang rendah lebih banyak menerima sinar matahari, berdasarkan iklim matahari terbagi menjadi: iklim tropik; iklim sub tropik; iklim sedang dan iklim dingin.<br />
<br />
a. Iklim Tropis<br />
Iklim tropis terletak antara 0° – 231/2° LU/LS dan hampir 40 % dari permukaan bumi.<br />
Ciri-ciri iklim tropis adalah sebagai berikut: <br />
- Suhu udara rata-rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara antara 20- 23°C. Bahkan di beberapa tempat rata-rata suhu tahunannya mencapai 30°C.<br />
- Amplitudo suhu rata-rata tahunan kecil. Di kwatulistiwa antara 1 – 5°C, sedangkan ampitudo hariannya lebih besar.<br />
- Tekanan udaranya rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.<br />
- Hujan banyak dan lebih banyak dari daerah-daerah lain di dunia.<br />
<br />
b. Iklim Sub Tropis<br />
Iklim sub tropis terletak antara 231/2° – 40°LU/LS. Daerah ini merupakan peralihan antara iklim tropis dan iklim sedang.<br />
Ciri-ciri iklim sub tropis adalah sebagai berikut:<br />
- Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari daerah iklim tropis ke iklim sedang.<br />
- Terdapat empat musim, yaitu musim panas, dingin, gugur, dan semi. Tetapi musim dingin pada iklim ini tidak terlalu dingin. Begitu pula dengan musim panas tidak terlalu panas.<br />
- Suhu sepanjang tahun menyenangkan. Maksudnya tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.<br />
- Daerah sub tropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya kering disebut daerah iklim Mediterania, dan jika hujan jatuh pada musim panas dan musim dinginnya kering disebut daerah iklim Tiongkok.<br />
<br />
c. Iklim Sedang<br />
Iklim sedang terletak antara 40°- 661/2° LU/LS. Ciri-ciri iklim sedang adalah sebagai berikut:<br />
- Banyak terdapat gerakan-gerakan udara siklonal, tekanan udara yang sering berubah-ubah, arah angin yang bertiup berubah-ubah tidak menentu, dan sering terjadi badai secara tiba-tiba.<br />
- Amplitudo suhu tahunan lebih besar dan amplitudo suhu harian lebih kecil dibandingkan dengan yang terdapat pada daerah iklim tropis.<br />
<br />
d. Iklim Dingin (Kutub)<br />
Iklim dingin terdapat di daerah kutub. Oleh sebab itu iklim ini disebut pula sebagai iklim kutub. Iklim dingin dapat dibagi dua, yaitu iklim tundra dan iklim es. Iklim dingin terdapat di daerah kutub antara 66,5°LU–90°LU dan 66,5°LU–90°LU. Daerah-daerah yang terletak antara lintang 300 - 400 baik sebelah utara maupun sebelah selatan Khatulistiwa disebut daerah subtropik. Berdasarkan pembagian iklim tersebut Indonesia termasuk daerah iklim tropika. Adapun sifat-sifat dan iklim tropika diantaranya suhunya tinggi sepanjang tahun dan tidak ada pembagian musim seperti di daerah sedang atau di daerah subtropik.<br />
<br />
Matahari selama enam bulan sekali berpindah dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan. Pergerakan matahari selama satu tahun adalah sebagai berikut :<br />
a.Tanggal 21 Maret Matahari beredar di sekitar garis khatulistiwa.<br />
b.Tanggal 21 Juni Matahari beredar di garis balik utara atau 23,50 Lintang utara.<br />
c.Tanggal 23 September Matahari kembali beredar di garis Equator.<br />
d.Tanggal 22 Desember Matahari berada tepat di garis balik selatan atau 23,50 Lintang Selatan.sulishttp://www.blogger.com/profile/11273624674147068430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7779178718605929993.post-2932145160916645102018-04-15T03:22:00.001-07:002018-07-24T03:39:22.875-07:00Materi Salinitas Dan Suhu Air LautA. Salinitas (Kadar Garam) <br />
Salinitas adalah kandungan garam yang ada dilaut dan biasanya diperhitungkan sebagai jumlah gram, garam terlarut pada 1000 gram air laut.Ahli ocenografi dari analisis intensif mereka berdasarkan air laut yang tenang dan terbuka dapat diketahui bahwa setiap 1 kg air laut terdapat 35 gram kandungan garamnya.Salinitas dari air laut yang luas tergantung pada perbedaan antar evaporasi dan presipitasi, panjang dari aliran runoff, pembekuan dan es yang mencair.Dalam area yang evaporasinya tinggi seperti laut merah salinitasnya mendekati mendekati 40%tapi didekat muara sungai biasanya hanya 20%.Pada umumnya salinitas yang tersebar berada pada zone daerah kering.<br />
<br />
Sebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan dan aliran sungai.Perairan dengan tingkat curah hujan tinggi dan dipengaruhi oleh aliran sungai memiliki salinitas yang rendah sedangkan perairan yang memiliki penguapan yang tinggi, salinitas perairannya tinggi.Selain itu pola sirkulasi juga berperan dalam penyebaran salinitas di suatu perairan.Secara vertikal nilai salinitas air laut akan semakin besar dengan bertambahnya kedalaman. Di perairan laut lepas, angin sangat menentukan penyebaran salinitas secara vertikal.Pengadukan di dalam lapisan permukaan memungkinkan salinitas menjadi homogen. Terjadinya upwelling yang mengangkat massa air bersalinitas tinggi di lapisan dalam juga mengakibatkan meningkatnya salinitas permukaan perairan.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXm1V4rdVLHDMdVa4cifyaHQv6cWkd-oZjiWU9yeZJ0xRM9Qv6SNCaS5__UUigKdX0KUTg1ldJPkWWaGE7gX-rgnwMELTJskUN7c8i_64uz9PpchqdvLJ1SDIpVo2H0L_Gyku3HsoLNt4L/s1600/garam.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="191" data-original-width="263" height="232" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXm1V4rdVLHDMdVa4cifyaHQv6cWkd-oZjiWU9yeZJ0xRM9Qv6SNCaS5__UUigKdX0KUTg1ldJPkWWaGE7gX-rgnwMELTJskUN7c8i_64uz9PpchqdvLJ1SDIpVo2H0L_Gyku3HsoLNt4L/s320/garam.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber utama garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam.<br />
<br />
Sistem angin muson yang terjadi di wilayah Indonesia dapat berpengaruh terhadap sebaran salinitas perairan, baik secara vertikal maupun secara horisontal. Secara horisontal berhubungan dengan arus yang membawa massa air, sedangkan sebaran secara vertikal umumnya disebabkan oleh tiupan angin yang mengakibatkan terjadinya gerakan air secara vertikal. <br />
<br />
Faktor yang mempengaruhi Salinitas, yaitu sebagai berikut :<br />
1.Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapan air lautnya, maka daerah itu rendah kadar garamnya.<br />
2.Curah Hujan, makin banyak/besar curah hujan di suatu wilayah laut maka salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah hujan yang turun salinitas akan tinggi.<br />
3.Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan rendah, dan sebaliknya, makin sedikit sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitasnya akan tinggi.<br />
4.Penambahan air tawar karena pencairan es. Es yang mencair dan mengalir ke laut akan mempengaruhi kadar garam laut tersebut. Biasanya berada di wilayah bagian utara (BBU)<br />
<br />
B.Suhu Air Laut<br />
Suhu merupakan derajat panas suatu benda yang dapat berubah ruang dan waktu dimana penyebarannya disebabkan oleh gerakan air seperti arus dan turbulensi. Suhu air laut di daerah tropis antara 2600C-3000C. Semakin dalam masuk ke laut maka suhunya akan semakin dingin karena cahaya matahari mulai kurang, sinar matahari banyak diserap oleh lapisan permukaan laut hingga kedalaman antara 200 – 1000 meter suhu turun secara drastis, dan pada daerah yang terdalam bisa mencapai suhu kurang dari 2 °C.<br />
<br />
Perbedaan suhu permukaan laut antara siang dan malam umumnya relatif kecil. Hal ini disebabkan karena sifat air laut yang lambat menerima panas dan lambat melepaskan panas yang diterima.<br />
Karateristik suhu air laut didaerah tropis, subtropis dan kutub berbeda. Daerah tropis memiliki suhu air lebih rendah dibandingkan suhu air laut di daerah subtropis. Hal ini karena faktor keawanan yang menutupi di daerah tropis banyak awan yang menutupi dibandingkan dengan di daerah subtropik. Awan banyak menyerap sinar datang dan menimbulkan nilai kelembaban udara yang tinggi. Adapun di daerah subtropik, insolation yang tinggi tidak diikuti oleh kelembaban dan keawanan sehingga di daerah ini lebih panas.<br />
<br />
Sedangkan daerah tropis lebih banyak menerima panas daripada daerah kutub. Hal ini karena ada beberapa faktor yang mempengaruhiny, yaitu ;<br />
1.Sinar matahari yang merambat melalui atmosfer akan banyak kehilangan panas sebelum sampai di daerah kutub bila di bandingkan dengan daerah equator.<br />
2.Karena besarnya perbedaan sudut datang sinar matahari ketika mencapai permukan bumi. Pada daerah kutub sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi akan tersebar pada daerah yang lebih luas daripada di daerah equator.<br />
3.Di daerah kutub lebih banyak panas yang diterima oleh permukaan bumi yang di pantulkan kembali ke atmosfer. (Hutbarat & Evans, 2008:59-60) Suhu mengalami perubahan secara perlahan-lahan dari daerah pantai menuju laut lepas. Umumnya suhu di pantai lebih tinggi dari daerah laut karena daratan lebih mudah menyerap panas matahari sedangkan laut tidak mudah mengubah suhu bila suhu lingkungan tidak berubah. Di daerah lepas pantai suhunya rendah dan stabil. Pada lapisan kedalaman antara 200-1000 m suhu turun secara mendadak yang membentuk sebuah kurva dengan lereng yang tajam yang dikenal sebagai Thermokline. ((Hutbarat & Evans, 2008:62)sulishttp://www.blogger.com/profile/11273624674147068430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7779178718605929993.post-13417622316168704162018-03-16T05:00:00.002-07:002018-07-24T03:43:25.350-07:00Persebaran Fauna Di Permukaan BumiA. Persebaran Fauna Di Permukaan Bumi<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAsauZ6KxUQFW1WbVnSqK9OHl3jUouTAoOx22gjU1cT41E3B7c5woNYHhlAykQRnO6p9Ngay52Owfo5KYFI2tw-CFLQW5guR04XLDp-QSLmVZUxH8HDfEPrnUw1VBQ2B35r8dws39l2HDG/s1600/persebaran.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="204" data-original-width="247" height="264" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAsauZ6KxUQFW1WbVnSqK9OHl3jUouTAoOx22gjU1cT41E3B7c5woNYHhlAykQRnO6p9Ngay52Owfo5KYFI2tw-CFLQW5guR04XLDp-QSLmVZUxH8HDfEPrnUw1VBQ2B35r8dws39l2HDG/s320/persebaran.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Wilayah persebaran fauna pertama kali diperkenalkan oleh Sclater (1858) dan kemudian dikembangkan oleh Huxley (1868) dan Wallace (1876). Ada beberapa faktor alam yang mempengaruhi persebaran fauna di dunia yang bersifat menghambat, yaitu faktor-faktor fisikyang berhubungan dengan keadaan di bumi, misalnya : perairan (sungai, danau, laut) daratan (gunung, lembah, jurang, padang pasir dll) iklim (suhu, tekanan udara, kelembaban dll)<br />
<br />
Alfred Russel Wallace mengelompokkan persebaran fauna di dunia menjadi 6 wilayah, yaitu :<br />
Wilayah persebaran fauna di dunia<br />
<br />
1. Paleartic<br />
Kawasan persebaran fauna paleartik meliputi bagian utara benua Asia dan Eurasia, Himalaya, Afghanistan, Persia, Afrika, Inggris dan Jepang.<br />
<br />
Beberapa jenis fauna yang hidup jenis fauna yang hidup di wilayah Paleartik antara lain :<br />
Fauna khas seperti tikus, bison, landak dan menjangan kutub.Fauna yang terbatas penyebarannya seperti unta, rusa kutub dan beruang kutub.Beberapa jenis reptil yang berhubungan dengan fauna Ethiopian dan Oriental Fauna endemik yang hanya terdapat di daerah Cina, yaitu beruang Panda.<br />
<br />
2. Neartic<br />
Kawasan ini meliputi daerah Holartic, yaitu meliputi seluruh Amerika Utara, dataran tinggi Meksiko dan Greenland<br />
<br />
Beberapa jenis fauna khas di wilayah Neartik antara lain :<br />
Antelop bertanduk cabang tiga, prairie dog sejenis tupai dari Amerika Utara, kolkum(kalkun), burung biru, salamander, bison, karibou, mockingbird dan muskox. <br />
<br />
3. Ethiopian<br />
Persebaran fauna Etipian ini meliputi daerah Afrika sebelah selatan, gurun Sahara, Madagaskar dan wilayah Arabia bagian selatan. Wilayah Ethiopian memiliki kurang lebih 160 vertebrata darat, dan memiliki beberapa fauna khas.<br />
<br />
Fauna khas di wilayah daratan Afrika misalnya gajah, singa, cheetah, hyena, jerapah, zebra, unta dan badak afrika Fauna yang mirip dengan daerah Oriental adalah jenis kucing dan anjing, lemur, baboon, gorila dan simpanse. Fauna khas pulau Madagaskar misalnya kudanil kecil (Pygmyhippopotamus) dan beberapa burung endemik seperti burung gajah besar.<br />
<br />
4. Oriental<br />
Wilayah persebaran fauna oriental meliputi seluruh Asia Tenggara dan selatan termasuk Indonesia bagian barat. Kondisi lingkungan fisik wilayah Oriental cukup bervariasi, sebagian besar beriklim tropis sehingga banyak terdapat hutan tropis yang kaya akan flora dan fauna.<br />
<br />
Beberapa fauna khas yang hidup di wilayah Oriental antara lain :<br />
Harimau, gajah, gibbon, orang utan, bekantan, monyet, badak bercula satu, menjangan, antelop, tapir, babi rusa. Terdapat beberapa fauna endemik yang hanya hidup di daerah tertentu, misalnyaanoa di Sulawesi dan komodo yang hanya terdapat di pulau Komodo dan pulau-pulau kecil di sekitarnya<br />
<br />
5. Australian<br />
Daerah yang termasuk dalam wilayah persebaran fauna Australis adalah benua Australia, Selandia Baru, Papua, Maluku dan pulau-pulau kecil di sekitar samudera Pasifik.<br />
<br />
Selain beberapa fauna di atas juga terdapat beberapa fauna endemik yang hanya terdapat di satu wilayah, yaitu Tuatara (sphenodon punctatus) sejenis amphibi purba yang hanya terdapat di Selandia Baru dan Tazmanian Devil yang terdapat di pulau Tasmania.<br />
<br />
6. Neotropical<br />
Daerah persebaran fauna Neotropical terbentang dari Amerika Selatan, Meksiko bagian selatan, termasuk Amerika Tengah<br />
<br />
Beberapa fauna khas yang hidup di wilayah Neotropical antara lain : Anaconda,belut listrik,piranhasulishttp://www.blogger.com/profile/11273624674147068430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7779178718605929993.post-203111642296475132018-03-14T06:32:00.000-07:002018-07-24T03:44:35.063-07:00 Proses Pembentukan MineralA. Proses Pembentukan Mineral<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img border="0" data-original-height="608" data-original-width="800" height="243" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgy4-euXI02Iij_mP3821S4QGMnkP364y5cFmK3dAM3kNq9P8DAgEOi1yo-kKfvIEjLInlFjpDDbQSGEliapSP4WcYw-GwOgrdSkM3fMnTdqyLpOE-TC2OJgn7ET_Zgu74PXk3TwkUhX4aN/s320/minerals+2.jpg" width="320" /></div>
Adapun menurut M. Bateman, proses pembentukan mineral dapat dibagi atas beberapa proses yang menghasilkan jenis mineral tertentu, baik yang bernilai ekonomis maupun mineral yang hanya bersifat sebagai gangue mineral.<br />
<br />
1. Proses Magmatis<br />
Proses ini sebagian besar berasal dari magma primer yang bersifat ultra basa, lalu mengalami pendinginan dan pembekuan membentuk mineral-mineral silikat dan bijih. Pada temperatur tinggi (>600˚C) stadium liquido magmatis mulai membentuk mineral-mineral, baik logam maupun non-logam. Asosiasi mineral yang terbentuk sesuai dengan temperatur pendinginan saat itu.<br />
<br />
Proses magmatis ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :<br />
a. Early magmatis, yang terbagi atas:<br />
-Disseminated, contohnya Intan<br />
-Segregasi, contohnya Crhomite<br />
-Injeksi, Contohnya Kiruna<br />
<br />
b. Late magmatis,yang terbagi atas:<br />
-Residual liquid segregation, contohnya magmatis Taberg<br />
-Residual liquid injection, contohnya magmatis Adirondack<br />
-Immiscible liquid segregation, contohnya sulfide Insizwa<br />
-Immiscible liquid injection, contohnya Vlackfontein<br />
<br />
2. Proses Pegmatisme<br />
Setelah proses pembentukan magmatis, larutan sisa magma (larutan pegmatisme) yang terdiri dari cairan dan gas. Stadium endapan ini berkisar antara 600˚C sampai 450˚C berupa larutan magma sisa. Asosiasi batuan umumnya Granit.<br />
<br />
3. Proses Pneumatolisis<br />
Setelah temperatur mulai turun, antara 550-450˚C, akumulasi gas mulai membentuk jebakan pneumatolisis dan tinggal larutan sisa magma makin encer. Unsur volatile akan bergerak menerobos batuan beku yang telah ada dan batuan samping disekitarnya, kemudian akan membentuk mineral baik karena proses sublimasi maupun karena reaksi unsur volatile tersebut dengan batuan-batuan yang diterobosnya sehingga terbentuk endapan mineral yang disebut mineralpneumatolitis.<br />
<br />
4. Proses Hydrotermal<br />
Merupakan proses pembentuk mineral yang terjadi oleh pengaruh temperatur dan tekanan yang sangat rendah, dan larutan magma yang terbentuk sebelumnya.<br />
<br />
Secara garis besar, endapan mineral hydrothermal dapat dibagi atas :<br />
a. Endapan hipotermal, ciri-cirinya adalah :<br />
-Tekanan dan temperatur pembekuan relatif tinggi.<br />
-Endapan berupa urat-urat dan korok yang berasosiasi dengan intrusi dengan kedalaman yang besar.<br />
-Asosiasi mineral berupa sulfides, misalnya Pyrite, Calcopyrite, Galena dan Spalerite serta oksida besi.<br />
-Pada intrusi Granit sering berupa endapan logam Au, Pb, Sn, W dan Z.<br />
<br />
b. Endapan mesotermal, yang ciri-cirinya :<br />
-Tekanan dan temperatur yang berpengaruh lebih rendah daripada endapan hipotermal.<br />
-Endapannya berasosiasi dengan batuan beku asam-basa dan dekat dengan permukaan bumi.<br />
-Tekstur akibat “cavity filling” jelas terlihat, sekalipun sering mengalami proses penggantian antara lain berupa “crustification” dan “banding”.<br />
-Asosiasi mineralnya berupa sulfide, misalnya Au, Cu, Ag, Sb dan Oksida Sn.<br />
-Proses pengayaan sering terjadi.<br />
<br />
c. Endapan epitermal, ciri-cirinya sebagai berikut :<br />
-Tekanan dan temperatur yang berpengaruh paling rendah.<br />
-Tekstur penggantian tidak luas (jarang terjadi).<br />
-Endapan bisa dekat atau pada permukaan bumi.<br />
-Kebanyakan teksturnya berlapis atau berupa (fissure-vein).<br />
-Struktur khas yang sering terjadi adalah “cockade structure”.<br />
-Asosiasi mineral logamnya berupa Au dan Ag dengan mineral “gangue”-nya berupa Kalsite dan Zeolit disamping Kuarsa.<br />
<br />
Adapun bentuk-bentuk endapan mineral dapat dijumpai sebagai proses endapan hidrotermal adalah sebagai Cavity filling. Cavity filling adalah proses mineralisasi berupa pengisian ruang-ruang bukaan (rongga) dalam batuan yang terdiri atas mineral-mineral yang diendapkan dari larutan pada bukaan-bukaan batuan, yang berupa Fissure-vein, Shear-zone deposits, Stockworks, Ladder-vein, Saddle-reefs, Tension crack filling, Brecia filling (vulkanik, tektonik dan collapse),Solution cavity filling (caves dan Channels), Gash-vein, Pore-space filling, Vessiculer fillings.sulishttp://www.blogger.com/profile/11273624674147068430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7779178718605929993.post-50278940986004484712018-02-10T22:46:00.002-08:002018-07-24T03:46:57.967-07:00Pengertian Jenis Dan Pola Aliran SungaiA.Pengertian Sungai<br />
Sungai merupakan jalan air alami. mengalir menuju Samudera, Danau atau laut, atau ke sungai yang lain. Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap ke dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Dengan melalui sungai merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan kepada saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Penghujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai.<br />
<br />
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sundai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertantu air sungai juga berasal dari lelehan es/salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan.<br />
<br />
B. Jenis-Jenis Sungai<br />
1. Berdasarkan Sumber airnya<br />
<br />
a. Sungai Hujan, yaitu sungai yang airnya berasal dari air hujan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sungai hujan yang airnya secara langsung berasal dan air hujan, apabila curah hujan yang jatuh langsung mengalir di permukaan bumi dan masuk ke dalam aliran sungai. Sungai hujan yang airnya secara tidak langsung berasal dari air hujan, apabila curah hujan yang jatuh terlebih dahulu mengalami peresapan ke dalam tanah (infiltrasi), dan pada tempat-tempat yang lebih rendah air hujan yang meresap tadi muncul kembali ke permukaan bumi sebagai mata air, kemudian membentuk aliran sungai. Pada umumnya, sungai-sungai di Indonesia tergolong jenis sungai hujan, kecuali beberapa sungai di Provinsi Papua tergolong sungai campuran.<br />
<br />
b. Sungai gletsyer, yaitu sungai yang airnya berasal dari gletsyer atau saiju yang telah mencair. Gletsyer adalah lapisan es yang bergerak secara perlahan melalui lembah menuruni pegunungan-pegunungan karena gaya beratnya. Sungai gletsyer banyak terdapat di daerah-daerah beriklim dingin dan sekitar kutub.<br />
<br />
c. Sungai campuran, yaitu sungai yang airnya berasal dari air hujan dan gletsyer yang mencair. Di daerah lintang sedang, pegunungan-pegunungan sangat tinggi umumnya tertutup oleh saiju, dan banyak gletsyer menuruni lereng melalui lembah tersebut. Karena perubahan suhu, saiju dan gletsyer<br />
sewaktu-waktu dapat mencair dan mengisi lembah-lembah sungai di sekitarnya. Disamping itu, karena daerah tersebut juga mempunyai presipitasi yang cukup tinggi maka air hujan di daerah itu juga masuk ke dalam palung-palung sungai. Sungai yang asal airnya berasal dari gletsyer yang mencair dan juga air hujan disebut sungai campuran. Contoh sungai campuran di Indonesia ialah sungai: Digul dan Memberamo di Provinsi Papua, kedua sungai tersebut hulunya berada disekitar Puncak Jayawijaya yang puncaknya selalu tertutup saiju abadi.<br />
<br />
2. Berdasarkan debit airnya,<br />
<br />
a. Sungai permanen, yaitu sungai yang debit aimya hampir tetap sepanjang tahun. Pada musim penghujan maupun musim kemarau perbedaan debit airnya tidak terlalu besar. Contoh sungai permanen adalah Sungai Mahakam, Sungai Barito, Sungai Kapuas, Sungai Musi, dan Sungai Memberamo.<br />
<br />
b. Sungai periodik, yaitu sungai yang airnya melimpah pada musim penghujan dan kecil pada musim kemarau. Sungai-sungai jenis ini banyak terdapat di Pulau Jawa, karena DAS sungai-sungai di Pulau Jawa sudah banyak berubah menjadi daerah pertanian. Contoh sungai periodik adalah Sungai Bengawan Solo dan Kali Brantas.<br />
<br />
c. Sungai episodik, yaitu sungai yang debit airnya besar pada musim penghujan dan kering pada musim kemarau. Sungai-sungai seperti ini banyak terdapat di daerah-daerah yang musim kemaraunya sangat panjang dibandingkan musim penghujannya. Contoh sungai episodik adalah Sungai Kalada di Pulau Sumbawa.<br />
<br />
3.Berdsarkan struktur geologi wilayahnya<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVurXDUL3fwt0XNZD5PMe6lvRUuzomIqrHwGZOpgjsfBRobI8xCXYU9W-Z7Z6pM8Yk0Y6GIfXPGyfOSrfyFtPgZ2d9DqB5VTVa2CurwkeM9_av0S9-nuwL_yFzsf0ybRmiOTYuCK6dwuYb/s1600/antesedan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="191" data-original-width="264" height="289" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVurXDUL3fwt0XNZD5PMe6lvRUuzomIqrHwGZOpgjsfBRobI8xCXYU9W-Z7Z6pM8Yk0Y6GIfXPGyfOSrfyFtPgZ2d9DqB5VTVa2CurwkeM9_av0S9-nuwL_yFzsf0ybRmiOTYuCK6dwuYb/s400/antesedan.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
a. Sungai Superposed<br />
Disebut juga sungai Superimposed merupakan sungai yang terbentuk di atas permukaan bidang struktur dan dalam perkembangannya erosi vertikal sungai kemudian memotong ke bagian bawah hingga mencapai permukaan bidang struktur dan akhirnya sungai mengalir ke bagian yang lebih rendah. Sungai superposed dengan kata lain berkembang belakangan dibandingkan pembentukkan struktur batuannya.<br />
<br />
b. Sungai Anteseden<br />
Merupakan sungai yang lebih dulu ada dibandingkan dengan keberadaan struktur batuannya dan dalam perkembangannya air sungai mengikis hingga ke bagian struktur batuan di bawahnya. Erosi ini dapat terjadi karena erosi vertikal lebih intens dibanding erosi lateral.<br />
<br />
4.Menurut asal kejadiannya (genetiknya)<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfaAqeXX3a-YRKBXFe-f7h5qeulwB55jcDeHyQiRtfKUP4AHcCzxwqsRZ5w4bdn5Jmzjkdz5KSJcZqLprBNhHfxbuPA60ZvEFSPBS9VUqFBi_SMsM8Ou181zmXnm1Nlm4RaC0MifV0fVtl/s1600/sungai+berdasarkan+asal+terjadinya.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="154" data-original-width="327" height="187" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfaAqeXX3a-YRKBXFe-f7h5qeulwB55jcDeHyQiRtfKUP4AHcCzxwqsRZ5w4bdn5Jmzjkdz5KSJcZqLprBNhHfxbuPA60ZvEFSPBS9VUqFBi_SMsM8Ou181zmXnm1Nlm4RaC0MifV0fVtl/s400/sungai+berdasarkan+asal+terjadinya.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
a. Sungai konsekuen yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan kemiringan lereng.<br />
b. Sungai subsekuen yaitu sungai yang aliran airnya tegak lurus dengan sungai konsekuen.<br />
c. Sungai obsekuen yaitu anak sungai subsekuen yang alirannya berlawanan arah dengan sungai konsekuen.<br />
d. Sungai insekuen yaitu sungai yang alirannya tidak teratur atau terikat oleh lereng daratan.<br />
e. Sungai resekuen yaitu anak sungai subsekuen yang alirannya searah dengan sungai konsekuen.<br />
<br />
C. Pola Aliran sungai<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwYYueCzYm7_P3t5YRj6n8_sXkP4unN9jz03_kXx19VZL4WvP3LmMrAPeSySwObSYNATmmwZ6o5HTWGCrFubwbmfy-fsJuA96yHdflEThgfsHBru_F0YkGcuIKD_eIR3ATmbCUegkWBgO2/s1600/pola+aliran+sungai.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="185" data-original-width="320" height="184" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwYYueCzYm7_P3t5YRj6n8_sXkP4unN9jz03_kXx19VZL4WvP3LmMrAPeSySwObSYNATmmwZ6o5HTWGCrFubwbmfy-fsJuA96yHdflEThgfsHBru_F0YkGcuIKD_eIR3ATmbCUegkWBgO2/s320/pola+aliran+sungai.png" width="320" /></a></div>
<br />
a. Pola trellis dimana memperlihatkan letak anak-anak sungai yang paralel menurut strike atau topografi yang paralel. Anak-anak sungai bermuara pada sungai induk secara tegak lurus. Pola pengaliran trellis mencirikan daerah pegunungan lipatan (folded mountains). Induk sungai mengalir sejajar dengan strike, mengalir di atas struktur synclinal, sedangkan anak-anak sungainya mengalir sesuai deep dari sayap-sayap synclinal dan anticlinal-nya. Jadi, anak-anak sungai juga bermuara tegak lurus terhadap induk sungainya.<br />
<br />
b. Pola Rektanguler, dicirikan oleh induk sungainya memiliki kelokan-kelokan ± 90o, arah anak-anak sungai (tributary) terhadap sungai induknya berpotongan tegak lurus. Biasanya ditemukan di daerah pegunungan patahan (block mountains). Pola seperti ini menunjukkan adanya pengaruh joint atau bidang-bidang dan/atau retakan patahan escarp-escarp atau graben-graben yang saling berpotongan.<br />
<br />
c. Pola Denritik, yaitu pola sungai dimana anak-anak sungainya (tributaries) cenderung sejajar dengan induk sungainya. Anak-anak sungainya bermuara pada induk sungai dengan sudut lancip. Model pola denritis seperti pohon dengan tatanan dahan dan ranting sebagai cabang-cabang dan anak-anak sungainya. Pola ini biasanya terdapat pada daerah berstruktur plain, atau pada daerah batuan yang sejenis (seragam, homogen) dengan penyebaran yang luas.<br />
<br />
d. Pola Radial Sentripugal, Pola pengaliran beberapa sungai di mana daerah hulu sungai-sungai itu saling berdekatan seakan terpusat pada satu “titik” tetapi muaranya menyebar, masing-masing ke segala arah. Pola pengaliran radial terdapat di daerah gunungapi atau topografi bentuk kubah seperti pegunungan dome yang berstadia muda, hulu sungai-sungai berada di bagian puncak, tetapi muaranya masing-masing menyebar ke arah yang lain, ke segala arah.<br />
<br />
e. Pola Radial Sentripetal, Kebalikan dari pola radial yang menyebar dari satu pusat, pola sentripetal ini justru memusat dari banyak arah. Pola ini terdapat pada satu cekungan (basin), dan biasanya bermuara pada satu danau. Di daerah beriklim kering dimana air danau tidak mempunyai saluran pelepasan ke laut karena penguapan sangat tinggi, biasanya memiliki kadar garam yang tinggi sehingga terasa asin.<br />
<br />
f. Pola Paralel, Adalah pola pengaliran yang sejajar. Pola pengaliran semacam ini menunjukkan lereng yang curam. Beberapa wilayah di pantai barat Sumatera memperlihatkan pola pengaliran paralel<br />
<br />
g. Pola Annular, Pola pengaliran cenderung melingkar seperti gelang; tetapi bukan meander. Terdapat pada daerah berstruktur dome (kubah) yang topografinya telah berada pada stadium dewasa. Daerah dome yang semula (pada stadium remaja) tertutup oleh lapisan-lapisan batuan endapan yang berselang-seling antara lapisan batuan keras dengan lapisan batuan lembut.sulishttp://www.blogger.com/profile/11273624674147068430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7779178718605929993.post-24593079300083332582018-02-10T21:09:00.000-08:002018-07-24T03:48:12.084-07:00Macam,Bentuk Dan Pembedaan Badan Daerah Aliran Sungai (DAS) <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
A. Macam-macam Daerah Aliran Sungai (DAS)<br />
DAS dibedakan menjadi dua, yakni:<br />
<br />
1. DAS
gemuk: DAS jenis ini memiliki daya tampung yang besar, adapun sungai
yang memiliki DAS seperti ini cenderung mengalami luapan air yang besar
apabila terjadinya hujan di daerah hulu.<br />
<br />
2. DAS kurus: DAS jenis ini
bentuknya sempit, sehingga daya tampungnya pun kecil. Manakala hujan
turun di daerah hulu, tidak terjadi luapan air yang tidak terlalu hebat.<br />
<br />
B. Bentuk DAS ada tiga jenis<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiq3ovSnLoAhF_jpN2CQs_WoXGpNdvLbzdiaiWzfiNlinIu22vF6jPWnV-Eu2iZF1YCZ6goS9UM21AYdey6y55dW7Vf3daiCDslJX8kejJ-ZlT-kXlR9GDT9AMs_nD91XNXbXkkB_dYXHM5/s1600/DAS+1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="173" data-original-width="291" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiq3ovSnLoAhF_jpN2CQs_WoXGpNdvLbzdiaiWzfiNlinIu22vF6jPWnV-Eu2iZF1YCZ6goS9UM21AYdey6y55dW7Vf3daiCDslJX8kejJ-ZlT-kXlR9GDT9AMs_nD91XNXbXkkB_dYXHM5/s1600/DAS+1.png" /></a></div>
1. Bentuk Bulu Ayam: DAS bentuk bulu ayam memiliki debit banjir sekuensial dan berurutan. Memerlukan waktu yang lebih pendek untuk mencapai mainstream. Memiliki topografi yang lebih curam daripada bentuk lainnya. <br />
<br />
2. Bentuk Kipas: DAS berbentuk kipas memiliki debit banjir yang terakumulasi dari berbagai arah sungai dan memiliki waktu yang lebih lama daripada bentuk bulu ayam untuk mencapai mainstream. Memiliki topografi yang relatif landai daripada bulu ayam. <br />
<br />
3. Bentuk parallel / Kombinasi: DAS bentuk kombinasi memiliki debit banjir yang terakumulasi dari berbagai arah sungai di bagian hilir. Sedangkan di bagian hulu sekuensial dan berurutan.<br />
<br />
C.Pembedaan Badan<br />
Pada Umumnya badan sungai dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu:<br />
<br />
Bagian Hulu Sungai (terletak di sekitar gunung)<br />
Ciri-ciri dari sungai bagian hulu, antara lain:<br />
1. Kemiringan sungainya sangat besar.<br />
2. Aliran sungai deras dan banyak ditemukan jeram (air terjun).<br />
3. Erosi sungai sangat aktif.<br />
4. Erosinya kearah vertical (ke arah dasar sungai).<br />
5. Lembah sungainya berbentuk V.<br />
<br />
Bagian Tengah Sungai<br />
Ciri-ciri dari sungai bagian tengah, antara lain:<br />
1. Kemiringan sungai sudah berkurang.<br />
2. Aliran sungai tidak seberapa deras dan jarang dijumpai jeram.<br />
3. Erosi sungai agak berkurang dan sudah ada sedimentasi.<br />
4. Erosi sungai berjalan secara vertical dan horizontal.<br />
5. Lembah sungainya berbentuk U.<br />
<br />
Bagian Hilir Sungai (terletak di daerah muara sungai)<br />
Ciri-ciri dari sungai bagian hilir, antara lain:<br />
1. Kemiringan sungai sangat landai.<br />
2. Aliran sungai berjalan sangat lamban.<br />
3. Erosi sungai sudah tidak ada yang ada adalah sedimentasi.<br />
4. Sedimentasi membentuk daratan banjir dengan tanggul alam.<br />
5. Lembah sungai berbentuk huruf Usulishttp://www.blogger.com/profile/11273624674147068430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7779178718605929993.post-51703286628471821482018-02-10T02:42:00.001-08:002018-07-24T03:49:37.137-07:00Apa Itu Daerah Aliran Sungai (DAS)A. Pengertian Daerah Aliran Sungai<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFDQzMp9D1XvgxcRE0f6C4sOvqJ0f7xn7j_KD-h_yb9HH2pZ5tkdmECg4TSB2_yIjkym6D_usw0PN7buwFKU_w_zyE1Hm8oH3-xfG9GBjdTHgvFzYl3EdFbrQldq1qxL65EJsA1yF3W6fG/s1600/das2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="195" data-original-width="259" height="301" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFDQzMp9D1XvgxcRE0f6C4sOvqJ0f7xn7j_KD-h_yb9HH2pZ5tkdmECg4TSB2_yIjkym6D_usw0PN7buwFKU_w_zyE1Hm8oH3-xfG9GBjdTHgvFzYl3EdFbrQldq1qxL65EJsA1yF3W6fG/s400/das2.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
Daerah Aliran Sungai (menurut Undang-undang NO. 7 Tahun 2004 tentang SDA DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.Sub DAS adalah bagian dari DAS yang menerima air hujan dan mengalirkannya melalui anak sungai ke sungai uatama. Setiap DAS terbagi habis ke dalam Sub DAS-Sub DAS. <br />
<br />
1. Karakteristik DAS adalah gambaran spesifik mengenai DAS yang dicirikan oleh parameter yang berkaitan dengan keadaan morfometri, topografi, tanah, geologi, negetasi, penggunaan lahan, hidrologi dan manusia.<br />
<br />
2. Bagian Hulu DAS adalah suatu wilayah daratan bagian dari DAS yang dicirikan dengan topografi bergelombang, berbukit dan atau bergunung, kerapatan drainase relatif tinggi, merupakan sumber air yang masuk ke sungai utama dan sumber erosi yang sebagian terangkut menjadi sedimen daerah hilir.<br />
<br />
3. Bagian Hilir DAS adalah suatu wilayah daratan bagian dari DAS yang dicirikan dengan topografi datar sampai landai, merupakan daerah endapan sedimen atau aluvial.<br />
<br />
4. Pengelolaan DAS adalah upaya manusia dalam mengendalikan hubungan timbal balik antara sumberdaya alam dengan manusia di dalam DAS dan segala aktivitasnya dengan tujuan membina kelestarian dan keserasian ekosistem serta meningkatkan kemanfaatan sumberdaya alam bagi manusia secara berkelanjutan.<br />
<br />
5. Pengelolaan DAS Terpadu adalah rangkaian upaya perumusan tujuan, sinkronisasi program, pelaksanaan dan pengendalian pengelolaan sumber daya DAS lintas multi pihak secara partisipatif berdasarkan kajian kondisi biofisik, ekonomi, sosial, politik dan kelembagaan guna mewujudkan tujuan pengelolaan DAS.<br />
<br />
6. Lembaga Koordinasi Pengelolaan DAS (Forum DAS) adalah organisasi multipihak yang terkoordinasi, terdiri dari unsur-unsur pemerintah yang berkepentingan dengan pengelolaan DAS yang dilegalisasi oleh Presiden, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai tingkatannya.sulishttp://www.blogger.com/profile/11273624674147068430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7779178718605929993.post-61951473527264366562018-02-10T00:57:00.000-08:002018-07-18T02:07:10.312-07:00Air Tanah dan Kadar Air TanahA. Air Tanah dan Kadar Air Tanah<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnYsYKj7nA7N7xHDu4h9Ba7zzJbHTH-nb_SCRxqPmb81-xlhwR534Ybl8dl1Wha1MCLjIvm-XWAt9ZU2kVdF5rauiS7iPUGz4TaLd6RS3JlpPuOGbZlPD_0lpkKtF6VPyHToeoXYiJxL0l/s1600/air.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="194" data-original-width="259" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnYsYKj7nA7N7xHDu4h9Ba7zzJbHTH-nb_SCRxqPmb81-xlhwR534Ybl8dl1Wha1MCLjIvm-XWAt9ZU2kVdF5rauiS7iPUGz4TaLd6RS3JlpPuOGbZlPD_0lpkKtF6VPyHToeoXYiJxL0l/s320/air.jpg" width="320" /></a></div>
Menurut Hanafiah (2005) bahwa air merupakan komponen penting dalam tanah yang dapat menguntungkan dan sering pula merugikan. Beberapa peranan yang menguntungkan dari air dalam tanah adalah: <br />
(1) sebagai pelarut dan pembawa ion-ion hara dari rhizosfer ke dalam akar tanaman. <br />
(2) sebagai agen pemicu pelapukan bahan induk, perkembangan tanah, dan differensi horison. <br />
(3) sebagai pelarut dan pemicu reaksi kimia dalam penyediaan hara, yaitu dari hara tidak tersedia menjadi hara yang tersedia bagi akar tanaman. <br />
(4) sebagai penopang aktivitas mikrobia dalam merombak unsur hara yang semula tidak tersedia menjadi tersedia bagi akar tanaman.<br />
(5) sebagai pembawa oksigen terlarut ke dalam tanah. <br />
(6) sebagai stabilisator temperatur tanah.<br />
(7) mempermudah dalam pengolahan tanah.<br />
Selain beberapa peranan yang menguntungkan diatas, air tanah juga menyebabkan beberapa hal yang merugikan, yaitu: <br />
(1) mempercepat proses pemiskinan hara dalam tanah akibat proses pencucian (perlin-dian/leaching) yang terjadi secara intensif.<br />
(2) mempercepat proses perubahan horizon dalam tanah akibat terjadinya eluviasi dari lapisan tanah atas ke lapisan tanah bawah.<br />
(3) kondisi jenuh air menjadikan ruang pori secara keseluruhan terisi air sehingga menghambat aliran udara ke dalam tanah, sehingga mengganggu respirasi dan serapan hara oleh akar tanaman, serta menyebabkan perubahan reaksi tanah dari reaksi aerob menjadi reaksi anaerob.<br />
Tekstur tanah yang berbeda mempunyai kemampuan menahan air yang berbeda pula. Tanah bertekstur halus, contohnya: tanah bertekstur liat, memiliki ruang pori halus yang lebih banyak, sehingga berkemampuan menahan air lebih banyak. Sedangkan tanah bertekstur kasar, contohnya: tanah bertekstur pasir, memiliki ruang pori halus lebih sedikit, sehingga kemampuan manahan air lebih sedikit pula. <br />
Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa air terdapat dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Karena adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam tanah dapat dibedakan menjadi: <br />
(1) Air hidroskopik, adalah air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman, kondisi ini terjadi karena adanya gaya adhesi antara tanah dengan air. Air hidroskopik merupakan selimut air pada permukaan butir-butir tanah. <br />
(2) Air kapiler, adalah air dalam tanah dimana daya kohesi (gaya tarik menarik antara sesama butir-butir air) dan daya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat dari gravitasi. Air ini dapat bergerak secara horisontal (ke samping) atau vertikal (ke atas) karena gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler merupakan air yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman.<br />
Dalam menentukan jumlah air tersedia bagi tanaman beberapa istilah dibawah ini perlu dipahami, yaitu: <br />
a. Kapasitas Lapang: adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah tersebut terus menerus diserap oleh akar-akar tanaman atau menguap sehingga tanah makin lama semakin kering. Pada suatu saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air tersebut sehingga tanaman menjadi layu (titik layu permanen).<br />
b. Titik Layu Permanen: adalah kandungan air tanah dimana akar-akar tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu. Tanaman akan tetap layu baik pada siang ataupun malam hari. <br />
c. Air Tersedia: adalah banyaknya air yang tersedia bagi tanaman, yaitu selisih antara kadar air pada kapasitas lapang dikurangi dengan kadar air pada titik layu permanen.<br />
Kandungan air pada kapasitas lapang ditunjukkan oleh kandungan air pada tegangan 1/3 bar, sedangkan kandungan air pada titik layu permanen adalah pada tegangan 15 bar. Air yang tersedia bagi tanaman adalah air yang terdapat pada tegangan antara 1/3 bar sampai dengan 15 bar. <br />
Banyaknya kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air (moisture tension) dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air menunjukkan besarnya tenaga yang diperlukan untuk menahan air tersebut di dalam tanah. Tegangan diukur dalam bar atau atmosfir atau cm air atau logaritma dari cm air yang disebut pF. Satuan bar dan atmosfir sering dianggap sama karena 1 atm = 1,0127 bar. <br />
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat.<br />
Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.<br />
Beberapa fungsi air bagi pertumbuhan tanaman adalah: <br />
(1)sebagai unsur hara tanaman: Tanaman memerlukan air dari tanah bersamaan dengan kebutuhan CO2 dari udara untuk membentuk gula dan karbohidrat dalam proses fotosintesis. <br />
(2)sebagai pelarut unsur hara: Unsur-unsur hara yang terlarut dalam air diserap oleh akar-akar tanaman dari larutan tersebut. <br />
(3) sebagai bagian dari sel-sel tanaman: <br />
Air merupakan bagian dari protoplasma sel tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi:<br />
(1) banyaknya curah hujan atau air irigasi,<br />
(2) kemampuan tanah menahan air,<br />
(3) besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), <br />
(4) tingginya muka air tanah, <br />
(5) kadar bahan organik tanah, <br />
(6) senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan <br />
(7) kedalaman solum tanah atau lapisan tanah.sulishttp://www.blogger.com/profile/11273624674147068430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7779178718605929993.post-81232423158130307932018-02-09T18:59:00.003-08:002018-07-24T03:53:10.868-07:00Suhu Sebagai Unsur Cuaca Dan IklimA. Suhu atau Temperatur Udara <br />
Suhu udara adalah keadaan panas atau
dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu udara atau derajat panas
disebut thermometer. Biasanya pengukuran dinyatakan dalam skala Celcius
(C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi di muka bumi
adalah di daerah tropis (sekitar ekuator) dan makin ke kutub, makin
dingin. Di lain pihak, pada waktu kita mendaki gunung, suhu udara terasa
dingin jika ketinggian bertambah. Kita sudah mengetahui bahwa tiap
kenaikan bertambah 100 meter, suhu udara berkurang (turun) rata-rata
0,6º C. Penurunan suhu semacam ini disebut gradient temperatur vertikal
atau lapse rate. Pada udara kering, besar lapse rate adalah 1º C.<br />
<br />
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatu<br />
daerah adalah:<br />
a. Sudut Datang Sinar Matahari <br />
Kita
tentu sudah mengetahui bahwa bumi itu berbentuk bulat. Dalam bentuk
yang demikian sudut datang sinar matahari ke setiap daerah di bumi tidak
sama karena terkait dengan letak lintang suatu wilayah. Sudut datang
sinar matahari di wilayah yang berbeda di lintang rendah lebih besar
daripada di wilayah yang berada di lintang tinggi. Oleh karena itu, di
daerah khatulistiwa suhunya lebih tinggi daripada di daerah subtropis
dan kutub. Sudut datang sinar matahari adalah sudut yang dibentuk oleh
arah datangnya sinar matahari pada permukaan bumi. Berdasarkan hasil
pengamatan, fluktuasi suhu tahunan berbeda-beda antara daerah yang satu
dengan yang lain. Karena suhu udara berkaitan dengan lintang bumi,
fluktuasi suhu udara di permukaan bumi dapat dibedakan menjadi tiga pola
sebagai berikut: <br />
<br />
b. Pola Khatulistiwa <br />
Fluktuasi temperatur
tahunan di daerah khatulistiwa itu kecil, lebih kecil daripada fluktuasi
temperatur harian. Pola khatulstiwa mempunyai dua maksimum dan dua
minimum, yaitu poda saat matahari berada di atas suatu daerah dan pada
saat berada di garis balik. <br />
<br />
c. Pola Daerah Sedang <br />
Fluktuasi
temperatur tahunan di daerah ini besar, lebih besar daripada fluktuasi
temperatur harian. Fluktuasi temperatur ini akan lebih besar jika suatu
daerah terletak di tengah benua dan akan lebih kecil jika berdekatan
dengan laut. Dalam pola ini ada satu maksimum dan satu minimum. <br />
d. Pola Daerah Kutub Fluktuasi temperatur tahunan di wilayah kutub sangat besar. Pola ini hanya mempunyai satu maksimum dan satu minimum.<br />
<br />
e. Lama Penyinaran Matahari <br />
Lamanya
penyinaran matahari di khatulistiwa sebenarnya diukur selama 12 jam
sejak matahari terbit hingga terbenam. Namun, dengan adanya faktor
penghalang misalnya pohon dan bangunan tinggi, pengukuran tersebut sulit
untuk dilakukan. Oleh karena itu, di Indonesia lamanya penyinaran
matahari diukur selama 8 jam mulai dari pukul 08.00 sampai dengan pukul
16.00. Lamanya penyinaran matahari biasanya dinyatakan dalam satuan jam
dan persen (%). Dengan demikian lamanya penyinaran matahari = 100% jika
matahari menyinari suatu daerah selama 8 jam dan berarti di daerah
tersebut langit cerah atau tidak tertutup awan. Lamanya penyinaran
matahari diukur dengan menggunakan alat Campbell Stokes/Heliograf.
Campbell Stokes/Heliograf dipasang dengan ketinggian 125 cm di atas
permukaan tanah. Campbell Stokes/Heliograf terdiri atas bola gekas padat
dengan diameter 4 inchi (10,1 cm) yang dipasang di dalam bidang
lengkung. Dengan demikian sinar matahari dapat dikumpulkan pada satu
titik. Sinar itu akan membakar kertas pias yang dipasang pada alat
tersebut sehingga membentuk tanda yang menunjukkan lamanya penyinaran
matahari. <br />
<br />
f. Ketinggian Tempat <br />
Kita tentu pernah merasakan
perbedaan suhu udara di daerah dataran rendah dengan daerah dataran
tinggi atau pegunungan. Suhu udara di daerah dataran rendah lebih tinggi
daripada di daerah dataran tinggi atau pegunungan. Keadaan tersebut
sesuai dengan karakteristik atmosfer, terutama pada lapisan troposfer,
yaitu setiap kenaikan 100 meter suhu udaranya turun 0,5 °C. <br />
<br />
g. Kejernihan Atmosfer <br />
Kejernihan
atmosfer mempengaruhi besarnya panas matahari yang sampai ke permukaan
bumi. Hal ini disebabkan gas-gas di dalam atmosfer berpengaruh terhadap
pemantulan dan penghamburan sinar matahari. Di daerah yang atmosfernya
kotor hanya menerima panas secara langsung dalam jumlah sedikit,
sedangkan di daerah yang tidak berawan akan menerima panas secara
langsung dalam jumlah yang banyak. <br />
<br />
h. Jarak Ke Laut <br />
Suatu tempat
yang dekat dengan laut atau danau suhu udara rata-rata hariannya
tinggi, sedangkan tempat yang jauh dengan laut atau danau suhu udara
rata-rata hariannya rendah keadaan tersebut dipengaruhi oleh sifat air
dan tanah (daratan) dalam menerima panas. Air lebih lambat menerima dan
melepaskan panas, sedangkan daratan lebih cepat dalam menerima dan
melepaskan panas. Pengukuran suhu udara pada saat tertentu dapat
dilakukan dengan menggunakan termometer, sedangkan suhu rata-rata harian
diukur selama satu hari (siang dan malam) dengan thermometer/termograf.
Jasil pencatatannya disebut termogram. <br />
<br />
Untuk mengetahui temperatur rata-rata suatu tempat digunakan rumus:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNIJKiYjWpZaz70vTUAy0XmQeOlhUsmBPptx7xNYT1RQxvZJ7WPLNKNRr20c3XpZC0efxJg59pot87-LR2OxEuGxaoqDFvdxGcxQw_CgSj1fj7Z2QQeBA6ehOdBLMBUYiyxxTbJjjCgEJH/s1600/rumus+suhu.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="119" data-original-width="353" height="133" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNIJKiYjWpZaz70vTUAy0XmQeOlhUsmBPptx7xNYT1RQxvZJ7WPLNKNRr20c3XpZC0efxJg59pot87-LR2OxEuGxaoqDFvdxGcxQw_CgSj1fj7Z2QQeBA6ehOdBLMBUYiyxxTbJjjCgEJH/s400/rumus+suhu.png" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Keterangan:<br />
Tx = temperatur rata rata suatu tempat (x) yang dicari<br />
To = temperatur suatu tempat yang sudah diketahui<br />
h = tinggi tempat (x)<br />
Contoh:<br />
Temperatur permukaan laut = 27º C. Kota X tingginya 1500 m (di Indonesia).<br />
Tanya: Berapa temperatur rata rata kota X?<br />
Jawab: Tx = To – 0,6 x h/100<br />
= 27º– 0,6 x 1500/100<br />
= 27º – 0,6 x 15<br />
= 27º – 9º<br />
= 18º C<br />
<br />
a) Proses Pemanasan Matahari <br />
Matahari merupakan sumber panas. Pemanasan udara dapat terjadi melalui dua proses pemanasan, yaitu pemanasan langsung dan pemanasan tidak langsung.<br />
<br />
a. Pemanasan secara langsung<br />
Pemanasan secara langsung dapat terjadi melalui beberapa proses sebagai berikut:<br />
1) Proses absorbsi<br />
adalah penyerapan unsur-unsur radiasi matahari, misalnya sinar gama, sinar-X, dan ultra-violet. Unsur unsur yang menyerap radiasi matahari tersebut adalah oksigen, nitrogen, ozon, hidrogen, dan debu.<br />
2) Proses refleksi<br />
adalah pemanasan matahari terhadap udara tetapi dipantulkan kembali ke angkasa oleh butir-butir air (H2O), awan, dan partikel-partikel lain di atmosfer.<br />
3) Proses difusi<br />
Sinar matahari mengalami difusi berupa sinar gelombang pendek biru dan lembayung berhamburan ke segala arah. Proses ini menyebabkan langit berwarna biru.<br />
<br />
b. Pemanasan tidak langsung<br />
Pemanasan tidak langsung dapat terjadi dengan cara-cara berikut:<br />
1) Konduksi adalah pemberian panas oleh matahari pada lapisan udara bagian bawah kemudian lapisan udara tersebut memberikan panas pada lapisan udara di atasnya.<br />
2) Konveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara vertikal ke atas.<br />
3) Adveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang horizontal (mendatar).<br />
4) Turbulensi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang tidak teratur dan berputar-putar ke atas tetapi ada sebagian panas yang dipantulkan kembali ke atmosfer<br />
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar 4 berikut.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGjqs7TT-Qx4KuKc5ckfIF9NK3yluY4rOF_klQbwVYS1m2v7s0vJ3eGKlw-RKznOZKAtWkOaSvJ5yfnah5xGk-TUejOEe3GjIVcfKdOi4XrNhkmbMOtSOisSjovC6X8fKOVdH1uy-O1ic-/s1600/pengaruh+atmosfer+terhadap+energi+panas.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="521" data-original-width="745" height="223" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGjqs7TT-Qx4KuKc5ckfIF9NK3yluY4rOF_klQbwVYS1m2v7s0vJ3eGKlw-RKznOZKAtWkOaSvJ5yfnah5xGk-TUejOEe3GjIVcfKdOi4XrNhkmbMOtSOisSjovC6X8fKOVdH1uy-O1ic-/s320/pengaruh+atmosfer+terhadap+energi+panas.png" width="320" /></a></div>
Di Indonesia, keadaan suhu udara relatif bervariasi. Data rata-rata suhu udara di beberapa kota di Indonesia, dapat Anda lihat pada tabel 2.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzzuCvujG4iNrxy8E8GUN9UsZM_QMOJ9PyAwcVQFFPN1a7pEbgF2QdZiIr7L3fum30hoCbdn6edKPvUVPfDuAGmf8qgJneAAPPFdL0RclkDGJWjxl_eW-vAiQtvVY0RPZ42_hLJAwL_qVQ/s1600/rata+rata+suhu.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="345" data-original-width="823" height="167" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzzuCvujG4iNrxy8E8GUN9UsZM_QMOJ9PyAwcVQFFPN1a7pEbgF2QdZiIr7L3fum30hoCbdn6edKPvUVPfDuAGmf8qgJneAAPPFdL0RclkDGJWjxl_eW-vAiQtvVY0RPZ42_hLJAwL_qVQ/s400/rata+rata+suhu.png" width="400" /></a></div>
Rata-rata suhu tahunan, di Indonesia sekitar 26,8ºC. Dalam peta,daerah daerah yang suhu udaranya sama dihubungkan dengan garis isotherm..sulishttp://www.blogger.com/profile/11273624674147068430noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7779178718605929993.post-34379877489590541602018-02-09T18:18:00.002-08:002018-07-18T02:07:09.781-07:00Pengertian Cuaca Dan IklimA. Pengertian Cuaca Dan Iklim<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv5DjqFeEgoOfVXa1roGm5wgkqMTB3IjL5-3G-KY-Q8fgXdzDZszaxF8mSFj2KT8sWYF7Xqxzf9bvPeIGOuIrjUrrWmdhCC4_tBgsMD6RSWLD6DGPAyYA2K9IZ3cZ9KBhbpmJd3ABIreZQ/s1600/Cuaca-dan-Iklim.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="281" data-original-width="500" height="223" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv5DjqFeEgoOfVXa1roGm5wgkqMTB3IjL5-3G-KY-Q8fgXdzDZszaxF8mSFj2KT8sWYF7Xqxzf9bvPeIGOuIrjUrrWmdhCC4_tBgsMD6RSWLD6DGPAyYA2K9IZ3cZ9KBhbpmJd3ABIreZQ/s400/Cuaca-dan-Iklim.jpg" width="400" /></a></div>
Berbagai pengertian tentang cuaca dan iklim dari beberapa referensi, yaitu: <br />
Cuaca, adalah :<br />
· Keadaan atmosfer secara keseluruhan pada suatu saat, termasuk perubahan, perkembangan, dan menghilangnya suatu fenomena (World Climate Conference, 1979).<br />
· Keadaan variable atmosfer secara keseluruhan di suatu tempat dalam selang waktu yang pendek (Glenn T. Trewartha, 1980).<br />
· Keadaan atmosfer yang dinyatakan dengan nilai berbagai parameter, antara lain suhu, tekanan, angin, kelembaban, dan berbagai fenomena hujan, di suatu tempat atau wilayah selama kurun waktu yang pendek (Gibbs, 1987).<br />
Iklim, adalah :<br />
· Sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda dengan keadaan pada setiap saatnya (World Climate Conference, 1979).<br />
· Konsep abstrak yang menyatakan kebiasaan cuaca dan unsur-unsur atmosfer di suatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Glenn T. Trewartha, 1980).<br />
· Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan, angin, kelembaban, yang terjadi pada suatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Gibbs, 1987).<br />
Musim, adalah :<br />
· Rentang waktu yang mengandung fenomena (nilai sesuatu unsur cuaca) yang dominan atau mencolok (Kamus Besar Bahasa Indonesia).<br />
· Contohnya, musim dingin adalah rentang waktu yang selama itu suhu udara selalu rendah, musim hujan adalah rentang waktu yang memiliki banyak terjadi hujan. <br />
Berdasarkan beberapa definisi tentang pengertian cuaca dan iklim tersebut, kiranya dapat diartikan, yaitu : <br />
Cuaca, adalah keadaan fisik atmosfer pada suatu saat (waktu tertentu) di suatu tempat, yang dalam waktu singkat (pendek) berubah keadaannya, seperti panasnya, kelembabannya, atau gerak udaranya.<br />
Iklim, adalah peluang statistik keadaan cuaca rata-rata atau keadaan cuaca jangka panjang pada suatu daerah, meliputi kurun waktu beberapa bulan atau beberapa tahun.<br />
Cuaca, pada dasarnya dihasilkan oleh suatu proses yang berusaha “menyamakan” perbedaan-perbedaan keadaan dari suatu jaringan energi radiasi yang diterima dari matahari. Setiap unsur cuaca memiliki ciri berfluktuasi dengan berbagai ukuran variabilitas, mulai dari yang kecil (kurang dari satuan waktu jam) sampai yang besar (lebih dari satuan waktu tahun), karena adanya berbagai proses dalam atmosfer dan bumi.sulishttp://www.blogger.com/profile/11273624674147068430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7779178718605929993.post-59855572259898338822018-02-09T16:38:00.001-08:002018-07-18T02:07:10.194-07:00Pengenalan Dasar Lapisan Hidrosfer<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG-YWg_HVhlZBsDRgXVecLaYNj1A0FoO3NGiTRKBp0WipvsByDQ0qUR5xKPlyI2Hk0-ZMRMTLlW-NfrqxFBhd2TiAsX4tYZYsB1hRLrl9q1_az_DrAiVfd9G-ASO3DKUTBk_osuhmt6zrU/s1600/63070950hidrologi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="267" data-original-width="400" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG-YWg_HVhlZBsDRgXVecLaYNj1A0FoO3NGiTRKBp0WipvsByDQ0qUR5xKPlyI2Hk0-ZMRMTLlW-NfrqxFBhd2TiAsX4tYZYsB1hRLrl9q1_az_DrAiVfd9G-ASO3DKUTBk_osuhmt6zrU/s400/63070950hidrologi.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">A. Pengertian Hidrosfer</span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; margin-left: 0.0000pt; margin-right: 0.0000pt; mso-char-indent-count: 2.5000; mso-pagination: widow-orphan; mso-para-margin-left: 0.0000gd; mso-para-margin-right: 0.0000gd; text-align: justify; text-autospace: ideograph-numeric; text-indent: 30.0000pt; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">Hidrosfer berasal dari kata </span><i><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; font-style: italic; line-height: 150%;">hidros </span></i><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">= air dan </span><i><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; font-style: italic; line-height: 150%;">sphere </span></i><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">=
daerah atau bulatan. Sehingga hidrosfer diartikan sebagai daerah
perairan yang mengikuti bentuk bumi bulat. Perairan lebih luas dari
daratan, perbandingannya, yaitu 71% berbanding 29%. Dari 71%perairan,
97,2%berupa lautan dan sisanya 2,8% berupa perairan darat dalam bentuk
sungai, danau, air tanah, dan es.</span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; margin-left: 0.0000pt; margin-right: 0.0000pt; mso-char-indent-count: 0.0000; mso-pagination: widow-orphan; mso-para-margin-left: 0.0000gd; mso-para-margin-right: 0.0000gd; text-align: justify; text-autospace: ideograph-numeric; text-indent: 0.0000pt; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">Jumlah seluruh air di bumi kurang lebih 1.386 juta km³.</span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; margin-left: 0.0000pt; margin-right: 0.0000pt; mso-pagination: widow-orphan; mso-para-margin-left: 0.0000gd; mso-para-margin-right: 0.0000gd; text-align: justify; text-autospace: ideograph-numeric; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">Tabel Perkiraan Persediaan Air di Bumi:</span><br />
<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"><!--[if gte mso 9]><xml><w:WordDocument><w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel><w:DisplayHorizontalDrawingGridEvery>0</w:DisplayHorizontalDrawingGridEvery><w:DisplayVerticalDrawingGridEvery>2</w:DisplayVerticalDrawingGridEvery><w:DocumentKind>DocumentNotSpecified</w:DocumentKind><w:DrawingGridVerticalSpacing>7.8 磅</w:DrawingGridVerticalSpacing><w:PunctuationKerning></w:PunctuationKerning><w:View>Normal</w:View><w:Compatibility><w:DontGrowAutofit/><w:BalanceSingleByteDoubleByteWidth/><w:DoNotExpandShiftReturn/></w:Compatibility><w:Zoom>0</w:Zoom></w:WordDocument></xml><![endif]--></span><br />
<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"><!--[if gte mso 9]><xml><w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="260" >
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Normal" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="heading 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="heading 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="heading 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="heading 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="heading 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="heading 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="heading 7" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="heading 8" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="heading 9" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="index 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="index 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="index 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="index 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="index 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="index 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="index 7" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="index 8" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="index 9" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="toc 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="toc 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="toc 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="toc 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="toc 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="toc 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="toc 7" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="toc 8" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="toc 9" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Normal Indent" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="footnote text" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="annotation text" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="header" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="footer" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="index heading" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="caption" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="table of figures" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="envelope address" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="envelope return" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="footnote reference" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="annotation reference" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="line number" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="page number" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="endnote reference" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="endnote text" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="table of authorities" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="macro" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="toa heading" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Bullet" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Number" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Bullet 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Bullet 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Bullet 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Bullet 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Number 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Number 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Number 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Number 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Title" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Closing" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Signature" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Default Paragraph Font" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Body Text" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Body Text Indent" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Continue" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Continue 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Continue 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Continue 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Continue 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Message Header" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Subtitle" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Salutation" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Date" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Body Text First Indent" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Body Text First Indent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Note Heading" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Body Text 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Body Text 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Body Text Indent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Body Text Indent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Block Text" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Hyperlink" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="FollowedHyperlink" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Strong" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Emphasis" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Document Map" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Plain Text" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="E-mail Signature" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Normal (Web)" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="HTML Acronym" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="HTML Address" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="HTML Cite" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="HTML Code" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="HTML Definition" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="HTML Keyboard" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="HTML Preformatted" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="HTML Sample" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="HTML Typewriter" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="HTML Variable" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Normal Table" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="annotation subject" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="No List" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Simple 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Simple 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Simple 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Classic 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Classic 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Classic 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Classic 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Colorful 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Colorful 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Colorful 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Columns 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Columns 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Columns 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Columns 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Columns 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Grid 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Grid 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Grid 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Grid 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Grid 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Grid 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Grid 7" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Grid 8" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table List 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table List 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table List 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table List 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table List 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table List 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table List 7" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table List 8" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table 3D effects 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table 3D effects 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table 3D effects 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Contemporary" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Elegant" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Professional" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Subtle 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Subtle 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Web 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Web 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Web 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Balloon Text" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Grid" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Theme" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light Shading" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light List" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light Grid" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Shading 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Shading 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium List 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium List 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Dark List" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful Shading" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful List" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful Grid" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light Shading Accent 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light List Accent 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light Grid Accent 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium List 1 Accent 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium List 2 Accent 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Dark List Accent 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful Shading Accent 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful List Accent 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful Grid Accent 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light Shading Accent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light List Accent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light Grid Accent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium List 1 Accent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium List 2 Accent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Dark List Accent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful Shading Accent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful List Accent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful Grid Accent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light Shading Accent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light List Accent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light Grid Accent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium List 1 Accent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium List 2 Accent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Dark List Accent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful Shading Accent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful List Accent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful Grid Accent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light Shading Accent 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light List Accent 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light Grid Accent 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium List 1 Accent 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium List 2 Accent 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Dark List Accent 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful Shading Accent 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful List Accent 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful Grid Accent 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light Shading Accent 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light List Accent 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light Grid Accent 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium List 1 Accent 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium List 2 Accent 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Dark List Accent 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful Shading Accent 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful List Accent 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful Grid Accent 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light Shading Accent 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light List Accent 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light Grid Accent 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium List 1 Accent 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium List 2 Accent 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Dark List Accent 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful Shading Accent 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful List Accent 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful Grid Accent 6" ></w:LsdException>
</w:LatentStyles></xml><![endif]--><table align="center" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; mso-padding-alt: 0.0000pt 5.4000pt 0.0000pt 5.4000pt; mso-table-layout-alt: fixed; width: 288.0000pt;"><tbody>
<tr><td style="border-bottom: 1.0000pt solid windowtext; border-left: 1.0000pt solid windowtext; border-right: 1.0000pt solid windowtext; border-top: 1.0000pt solid windowtext; mso-border-bottom-alt: 0.5000pt solid windowtext; mso-border-left-alt: 0.5000pt solid windowtext; mso-border-right-alt: 0.5000pt solid windowtext; mso-border-top-alt: 0.5000pt solid windowtext; padding: 0.0000pt 5.4000pt 0.0000pt 5.4000pt; width: 119.6500pt;" valign="top" width="159"><div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; font-weight: bold; line-height: 150%; mso-spacerun: 'yes';">Tempat </span></b><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"></span></div>
</td><td style="border-bottom: 1.0000pt solid windowtext; border-left: none; border-right: 1.0000pt solid windowtext; border-top: 1.0000pt solid windowtext; mso-border-bottom-alt: 0.5000pt solid windowtext; mso-border-left-alt: none; mso-border-right-alt: 0.5000pt solid windowtext; mso-border-top-alt: 0.5000pt solid windowtext; padding: 0.0000pt 5.4000pt 0.0000pt 5.4000pt; width: 84.7000pt;" valign="top" width="112"><div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; font-weight: bold; line-height: 150%; mso-spacerun: 'yes';">Volume (km³)</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"></span></div>
</td><td style="border-bottom: 1.0000pt solid windowtext; border-left: none; border-right: 1.0000pt solid windowtext; border-top: 1.0000pt solid windowtext; mso-border-bottom-alt: 0.5000pt solid windowtext; mso-border-left-alt: none; mso-border-right-alt: 0.5000pt solid windowtext; mso-border-top-alt: 0.5000pt solid windowtext; padding: 0.0000pt 5.4000pt 0.0000pt 5.4000pt; width: 83.6500pt;" valign="top" width="111"><div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; font-weight: bold; line-height: 150%; mso-spacerun: 'yes';">Persen (%)</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"></span></div>
</td></tr>
<tr><td style="border-bottom: 1.0000pt solid windowtext; border-left: 1.0000pt solid windowtext; border-right: 1.0000pt solid windowtext; border-top: none; mso-border-bottom-alt: 0.5000pt solid windowtext; mso-border-left-alt: 0.5000pt solid windowtext; mso-border-right-alt: 0.5000pt solid windowtext; mso-border-top-alt: 0.5000pt solid windowtext; padding: 0.0000pt 5.4000pt 0.0000pt 5.4000pt; width: 119.6500pt;" valign="top" width="159"><div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%; mso-spacerun: 'yes';">Laut dan samudra</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%; mso-spacerun: 'yes';">Air dalam tanah</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%; mso-spacerun: 'yes';">Es dan gletser</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%; mso-spacerun: 'yes';">Air permukaan</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%; mso-spacerun: 'yes';">Air biologis</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%; mso-spacerun: 'yes';">Air di atmosfer</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%; mso-spacerun: 'yes';">Persediaan</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%; mso-spacerun: 'yes';">seluruhnya</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%; mso-spacerun: 'yes';">Persediaan air tawar</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"></span></div>
</td><td style="border-bottom: 1.0000pt solid windowtext; border-left: none; border-right: 1.0000pt solid windowtext; border-top: none; mso-border-bottom-alt: 0.5000pt solid windowtext; mso-border-left-alt: none; mso-border-right-alt: 0.5000pt solid windowtext; mso-border-top-alt: 0.5000pt solid windowtext; padding: 0.0000pt 5.4000pt 0.0000pt 5.4000pt; width: 84.7000pt;" valign="top" width="112"><div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%; mso-spacerun: 'yes';">1.338.000.000</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%; mso-spacerun: 'yes';">23.416.500</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%; mso-spacerun: 'yes';">24.364.100</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%; mso-spacerun: 'yes';">189.990</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%; mso-spacerun: 'yes';">1.120</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%; mso-spacerun: 'yes';">12.900</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%; mso-spacerun: 'yes';">1.385.984.610</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%; mso-spacerun: 'yes';">35.029.210</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"></span></div>
</td><td style="border-bottom: 1.0000pt solid windowtext; border-left: none; border-right: 1.0000pt solid windowtext; border-top: none; mso-border-bottom-alt: 0.5000pt solid windowtext; mso-border-left-alt: none; mso-border-right-alt: 0.5000pt solid windowtext; mso-border-top-alt: 0.5000pt solid windowtext; padding: 0.0000pt 5.4000pt 0.0000pt 5.4000pt; width: 83.6500pt;" valign="top" width="111"><div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%; mso-spacerun: 'yes';">96,53</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%; mso-spacerun: 'yes';">1,69</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%; mso-spacerun: 'yes';">1,78</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%; mso-spacerun: 'yes';">0,014</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%; mso-spacerun: 'yes';">0.0001</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%; mso-spacerun: 'yes';">0,001</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%; mso-spacerun: 'yes';">100</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%; mso-spacerun: 'yes';">2,53</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"></span></div>
</td></tr>
</tbody></table>
</span><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; font-weight: normal; line-height: 150%;">B. Siklus Hidrologi</span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRb9JoYJYy7qdxFY_W2glsgZh3ghzyHdgvyrya6kPcPZp168eAnquUrzNVvOx3cb3AUdVrbpvFx_gfrckbWdvpPeaOYuYj2kpUROS79OsFRBbrMM8_0NCGT9rPIs1mHeTID9Gz2bDVhWdD/s1600/siklus_air.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="390" data-original-width="595" height="209" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRb9JoYJYy7qdxFY_W2glsgZh3ghzyHdgvyrya6kPcPZp168eAnquUrzNVvOx3cb3AUdVrbpvFx_gfrckbWdvpPeaOYuYj2kpUROS79OsFRBbrMM8_0NCGT9rPIs1mHeTID9Gz2bDVhWdD/s320/siklus_air.jpg" width="320" /> </a></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; margin-left: 0.0000pt; margin-right: 0.0000pt; mso-char-indent-count: 2.5000; mso-pagination: widow-orphan; mso-para-margin-left: 0.0000gd; mso-para-margin-right: 0.0000gd; text-align: justify; text-autospace: ideograph-numeric; text-indent: 30.0000pt; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">Hampir
tiga per empat bumi ditutupi oleh air dengan jumlah yang tetap dan
hanya mengalami perubahan bentuk. Hal ini terjadi karena air mengalami
siklus yang disebut daur hidrologi atau water cycle. Bentangan air yang
terdapat di daratan dipelajari dalam ilmu hidrologi. Bentangan air yang
terdapat di lautan ddipelajari dalam ilmu oceanografi. Bentangan air
yang terdapat di atmosfer, yang mempengaruhi iklim dan cuaca, dipelajari
dalam ilmu meteorology dan klimatologi.</span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; margin-left: 0.0000pt; margin-right: 0.0000pt; mso-char-indent-count: 0.0000; mso-pagination: widow-orphan; mso-para-margin-left: 0.0000gd; mso-para-margin-right: 0.0000gd; text-align: justify; text-autospace: ideograph-numeric; text-indent: 0.0000pt; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">Uap
air dari daratan dan lautan bergerak ke atas memasuki atmosfer. Setelah
melalui beberapa proses, uap air tersebut berubah menjadi awan.
Kemudian, awan jatuh ke buni sebagai hujan atau salju. Titik-titik air
hujan yang jatuh ke bumi, sebagian meresap ke dalam tanah dan sisanya
mengalir melalui sungai-sungai menuju ke laut. Air yang jatuh ke bumi
menguap kembali ke udara, berubah menjadi awan, dan seterusnya. Jadi,
siklus hidrologi adalah proses berulang (siklus) dari air – uap air –
awan – hujan – pengaliran air – kembali menjadi uap air.</span><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"> Siklus hidrologi di bedakan menjadi:</span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; margin-left: 0.0000pt; margin-right: 0.0000pt; mso-char-indent-count: 0.0000; mso-pagination: widow-orphan; mso-para-margin-left: 0.0000gd; mso-para-margin-right: 0.0000gd; text-align: justify; text-autospace: ideograph-numeric; text-indent: 0.0000pt; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.</span><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Siklus Pendek</span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; margin-left: 0.0000pt; margin-right: 0.0000pt; mso-char-indent-count: 0.0000; mso-pagination: widow-orphan; mso-para-margin-left: 0.0000gd; mso-para-margin-right: 0.0000gd; text-align: justify; text-autospace: ideograph-numeric; text-indent: 0.0000pt; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">Dalam siklus pendek, </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Air_laut" title="Air laut"><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">air laut</span></a><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"> mengalami pemanasan dan menguap menjadi </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Uap_air" title="Uap air"><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">uap air</span></a><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">.Pada ketinggian tertentu uap air mengalami </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kondensasi" title="Kondensasi"><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">kondensasi</span></a><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"> menjadi </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Awan" title="Awan"><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">awan</span></a><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">. Bila butir-butir embun air itu cukup jenuh dengan uap air, hujan akan turun di atas permukaan laut.</span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; margin-left: 0.0000pt; margin-right: 0.0000pt; mso-char-indent-count: 0.0000; mso-pagination: widow-orphan; mso-para-margin-left: 0.0000gd; mso-para-margin-right: 0.0000gd; text-align: justify; text-autospace: ideograph-numeric; text-indent: 0.0000pt; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">Penguapan air laut – konveksi – kondensasi – tebentuk awan di atas lautan hujan yang terjadi di lautan</span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; margin-left: 0.0000pt; margin-right: 0.0000pt; mso-char-indent-count: 0.0000; mso-pagination: widow-orphan; mso-para-margin-left: 0.0000gd; mso-para-margin-right: 0.0000gd; text-align: justify; text-autospace: ideograph-numeric; text-indent: 0.0000pt; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.</span><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Siklus Sedang</span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; margin-left: 0.0000pt; margin-right: 0.0000pt; mso-char-indent-count: 0.0000; mso-pagination: widow-orphan; mso-para-margin-left: 0.0000gd; mso-para-margin-right: 0.0000gd; text-align: justify; text-autospace: ideograph-numeric; text-indent: 0.0000pt; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">Pada siklus sedang, uap air yang berasal dari </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lautan" title="Lautan"><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">lautan</span></a><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"> ditiup oleh </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Angin" title="Angin"><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">angin</span></a><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"> menuju ke </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Daratan&action=edit&redlink=1" title="Daratan (halaman belum tersedia)"><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">daratan</span></a><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">.
Di daratan uap air membentuk awan yang akhirnya jatuh sebagai hujan di
atas daratan. Air hujan tersebut akan mengalir melalui sungai-sungai, </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Selokan&action=edit&redlink=1" title="Selokan (halaman belum tersedia)"><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">selokan</span></a><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"> dan sebagainya hingga kembali lagi ke laut.</span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; margin-left: 0.0000pt; margin-right: 0.0000pt; mso-char-indent-count: 0.0000; mso-pagination: widow-orphan; mso-para-margin-left: 0.0000gd; mso-para-margin-right: 0.0000gd; text-align: justify; text-autospace: ideograph-numeric; text-indent: 0.0000pt; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">Penguapan air laut – konveksi - kondensasi – terbawa angin - kemudian air hujan mengalir kembali ke laut</span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; margin-left: 0.0000pt; margin-right: 0.0000pt; mso-char-indent-count: 0.0000; mso-pagination: widow-orphan; mso-para-margin-left: 0.0000gd; mso-para-margin-right: 0.0000gd; text-align: justify; text-autospace: ideograph-numeric; text-indent: 0.0000pt; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.</span><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Siklus Panjang</span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; margin-left: 0.0000pt; margin-right: 0.0000pt; mso-char-indent-count: 0.0000; mso-pagination: widow-orphan; mso-para-margin-left: 0.0000gd; mso-para-margin-right: 0.0000gd; text-align: justify; text-autospace: ideograph-numeric; text-indent: 0.0000pt; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">Pada
siklus panjang, uap air yang berasal dari lautan ditiup oleh angin ke
atas daratan. Adanya pendinginan yang mencapai titik beku pada
ketinggian tertentu, membuat terbentuknya awan yang mengandung </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kristal" title="Kristal"><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">kristal</span></a><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"> </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Es" title="Es"><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">es</span></a><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">. Awan tersebut menurunkan hujan es atau </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Salju" title="Salju"><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">salju</span></a><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;"> di </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pegunungan" title="Pegunungan"><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">pegunungan</span></a><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">. Di permukaan bumi es mengalir dalam bentuk gletser, masuk ke sungai dan selanjutnya kembali ke lautan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt;">Penguapan
air laut – konveksi – turun hujan – terjadi aliran permukaan dan aliran
aliran bawah tanah – kemudian aliran permukaan ataupun aliran bawah
tanah tersebut mengalir kembali ke laut</span></div>
<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; text-align: justify; text-indent: 18.0000pt; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">Terjadinya siklus tersebut disebabkan oleh proses-proses yang sudah saya jelaskan sebelumnya </span><a href="http://sulistyohidayat14.blogspot.co.id/2018/02/a.html" target="_blank"><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; line-height: 150%;">cek disini </span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
</div>
sulishttp://www.blogger.com/profile/11273624674147068430noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7779178718605929993.post-86972388367640017872018-02-08T18:36:00.001-08:002018-07-18T02:07:10.842-07:00Pengenalan Dasar Tentang Lapisan Litosfer<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhovzw-hINI9zDvXt1BUzPsCRubIPlKb4u6Mf9vIjACG-blkthxM09iGup1zY3Z3xsCfg3stebpuyQHx6_Pwq8LG784L-DMTkgpC-wNdy1CCdQwoQzFTJyJe4C9eEWezrtO7I_HN1_UDM19/s1600/pengertian-litosfer.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="374" data-original-width="500" height="298" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhovzw-hINI9zDvXt1BUzPsCRubIPlKb4u6Mf9vIjACG-blkthxM09iGup1zY3Z3xsCfg3stebpuyQHx6_Pwq8LG784L-DMTkgpC-wNdy1CCdQwoQzFTJyJe4C9eEWezrtO7I_HN1_UDM19/s400/pengertian-litosfer.jpg" width="400" /></a></div>
A. Pengertian Lapisan Litosfer<br />
<div align="justify" class="p" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; margin-left: 0.0000pt; margin-right: 0.0000pt; margin-top: 0.0000pt; mso-char-indent-count: 2.5000; mso-pagination: widow-orphan; mso-para-margin-left: 0.0000gd; mso-para-margin-right: 0.0000gd; text-align: justify; text-autospace: ideograph-numeric; text-indent: 30.0000pt; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="color: black; font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt;">Lapisan Kulit bumi sering disebut litosfer. Litosfer berasal dari </span><i><span style="color: black; font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; font-style: italic;">Litos</span></i><span style="color: black; font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt;"> artinya Batu, </span><i><span style="color: black; font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; font-style: italic;">Sphaire</span></i><span style="color: black; font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt;"> berarti bulatan. Litosfer merupakan lapisan batuan/ kulit bumi yang bulat dengan ketebalan kurang lebih 1200 km</span><span style="color: black; font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt;"></span></div>
<div align="justify" class="p" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; margin-left: 0.0000pt; margin-right: 0.0000pt; margin-top: 0.0000pt; mso-pagination: widow-orphan; mso-para-margin-left: 0.0000gd; mso-para-margin-right: 0.0000gd; text-align: justify; text-autospace: ideograph-numeric; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; font-weight: normal;">Bumi tersusun atas beberapa lapisan yaitu:</span><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; font-weight: normal;"></span></div>
<h4 align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; margin-left: 21.2500pt; margin-right: 0.0000pt; margin-top: 0.0000pt; mso-char-indent-count: 0.0000; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-pagination: widow-orphan; mso-para-margin-left: 0.0000gd; mso-para-margin-right: 0.0000gd; text-align: justify; text-autospace: ideograph-numeric; text-indent: -21.2500pt; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; font-weight: normal;"><span style="mso-list: Ignore;">1. </span></span><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; font-weight: normal; line-height: 150%;">Barisfer yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bahan padat yang tersusun dari lapisan nife (niccolum=nikel dan ferum besi) jari jari barisfer +- 3.470 km.</span><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; font-weight: normal; line-height: 150%;"></span></h4>
<h4 align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; margin-left: 21.2500pt; margin-right: 0.0000pt; margin-top: 0.0000pt; mso-char-indent-count: 0.0000; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-pagination: widow-orphan; mso-para-margin-left: 0.0000gd; mso-para-margin-right: 0.0000gd; text-align: justify; text-autospace: ideograph-numeric; text-indent: -21.2500pt; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; font-weight: normal;"><span style="mso-list: Ignore;">2. </span></span><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; font-weight: normal; line-height: 150%;">Lapisan antara yaitu lapisan yang terdapat di atas nife tebal 1700 km. Lapisan ini disebut juga asthenosfer / mantel, merupakan bahan cair bersuhu tinggi dan berpijar. Berat jenisnya 5 gr/cm3</span><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; font-weight: normal; line-height: 150%;"></span></h4>
<h4 align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; margin-left: 21.2500pt; margin-right: 0.0000pt; margin-top: 0.0000pt; mso-char-indent-count: 0.0000; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-pagination: widow-orphan; mso-para-margin-left: 0.0000gd; mso-para-margin-right: 0.0000gd; text-align: justify; text-autospace: ideograph-numeric; text-indent: -21.2500pt; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; font-weight: normal;"><span style="mso-list: Ignore;">3. </span></span><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt; font-weight: normal; line-height: 150%;">Lithosfer yaitu lapisan paling luar yang terletak di atas lapisan antara dengan ketebalan 1200km berat jenis rata-rata 2,8 gram/cm3</span></h4>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8eRiGskcMMJa15Sr-P6hOUaQK0eM-ui3c24cT6cvWpW7VV-5-PB7LShPHVcv9REA3sseYS4igi5u3tGR_MyAlmYqcIHelfggFHX11lk1UUMxpFSnSZdDVsdX76QxuRXGcAk0oIIyTt0d6/s1600/litosfer+sial.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="129" data-original-width="320" height="161" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8eRiGskcMMJa15Sr-P6hOUaQK0eM-ui3c24cT6cvWpW7VV-5-PB7LShPHVcv9REA3sseYS4igi5u3tGR_MyAlmYqcIHelfggFHX11lk1UUMxpFSnSZdDVsdX76QxuRXGcAk0oIIyTt0d6/s400/litosfer+sial.png" width="400" /></a></div>
<div align="justify" class="p" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; margin-right: 0.0000pt; margin-top: 0.0000pt; mso-pagination: widow-orphan; mso-para-margin-left: 0.0000gd; mso-para-margin-right: 0.0000gd; text-align: justify; text-autospace: ideograph-numeric; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if gte mso 9]><xml><w:WordDocument><w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel><w:DisplayHorizontalDrawingGridEvery>0</w:DisplayHorizontalDrawingGridEvery><w:DisplayVerticalDrawingGridEvery>2</w:DisplayVerticalDrawingGridEvery><w:DocumentKind>DocumentNotSpecified</w:DocumentKind><w:DrawingGridVerticalSpacing>7.8 磅</w:DrawingGridVerticalSpacing><w:PunctuationKerning></w:PunctuationKerning><w:View>Normal</w:View><w:Compatibility><w:DontGrowAutofit/><w:BalanceSingleByteDoubleByteWidth/><w:DoNotExpandShiftReturn/></w:Compatibility><w:Zoom>0</w:Zoom></w:WordDocument></xml><![endif]--></div>
<div align="justify" class="p" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; margin-right: 0.0000pt; margin-top: 0.0000pt; mso-pagination: widow-orphan; mso-para-margin-left: 0.0000gd; mso-para-margin-right: 0.0000gd; text-align: justify; text-autospace: ideograph-numeric; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if gte mso 9]><xml><w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="260" >
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Normal" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="heading 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="heading 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="heading 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="heading 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="heading 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="heading 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="heading 7" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="heading 8" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="heading 9" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="index 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="index 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="index 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="index 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="index 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="index 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="index 7" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="index 8" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="index 9" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="toc 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="toc 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="toc 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="toc 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="toc 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="toc 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="toc 7" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="toc 8" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="toc 9" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Normal Indent" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="footnote text" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="annotation text" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="header" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="footer" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="index heading" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="caption" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="table of figures" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="envelope address" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="envelope return" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="footnote reference" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="annotation reference" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="line number" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="page number" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="endnote reference" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="endnote text" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="table of authorities" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="macro" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="toa heading" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Bullet" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Number" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Bullet 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Bullet 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Bullet 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Bullet 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Number 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Number 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Number 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Number 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Title" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Closing" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Signature" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Default Paragraph Font" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Body Text" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Body Text Indent" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Continue" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Continue 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Continue 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Continue 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="List Continue 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Message Header" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Subtitle" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Salutation" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Date" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Body Text First Indent" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Body Text First Indent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Note Heading" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Body Text 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Body Text 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Body Text Indent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Body Text Indent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Block Text" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Hyperlink" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="FollowedHyperlink" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Strong" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Emphasis" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Document Map" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Plain Text" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="E-mail Signature" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Normal (Web)" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="HTML Acronym" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="HTML Address" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="HTML Cite" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="HTML Code" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="HTML Definition" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="HTML Keyboard" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="HTML Preformatted" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="HTML Sample" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="HTML Typewriter" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="HTML Variable" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Normal Table" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="annotation subject" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="No List" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Simple 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Simple 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Simple 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Classic 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Classic 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Classic 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Classic 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Colorful 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Colorful 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Colorful 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Columns 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Columns 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Columns 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Columns 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Columns 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Grid 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Grid 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Grid 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Grid 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Grid 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Grid 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Grid 7" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Grid 8" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table List 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table List 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table List 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table List 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table List 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table List 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table List 7" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table List 8" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table 3D effects 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table 3D effects 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table 3D effects 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Contemporary" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Elegant" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Professional" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Subtle 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Subtle 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Web 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Web 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Web 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Balloon Text" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Grid" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Table Theme" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light Shading" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light List" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light Grid" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Shading 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Shading 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium List 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium List 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Dark List" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful Shading" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful List" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful Grid" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light Shading Accent 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light List Accent 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light Grid Accent 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium List 1 Accent 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium List 2 Accent 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Dark List Accent 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful Shading Accent 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful List Accent 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful Grid Accent 1" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light Shading Accent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light List Accent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light Grid Accent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium List 1 Accent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium List 2 Accent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Dark List Accent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful Shading Accent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful List Accent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful Grid Accent 2" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light Shading Accent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light List Accent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light Grid Accent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium List 1 Accent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium List 2 Accent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Dark List Accent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful Shading Accent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful List Accent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful Grid Accent 3" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light Shading Accent 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light List Accent 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light Grid Accent 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium List 1 Accent 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium List 2 Accent 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Dark List Accent 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful Shading Accent 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful List Accent 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful Grid Accent 4" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light Shading Accent 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light List Accent 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light Grid Accent 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium List 1 Accent 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium List 2 Accent 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Dark List Accent 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful Shading Accent 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful List Accent 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful Grid Accent 5" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light Shading Accent 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light List Accent 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Light Grid Accent 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium List 1 Accent 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium List 2 Accent 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Dark List Accent 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful Shading Accent 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful List Accent 6" ></w:LsdException>
<w:LsdException Locked="false" Priority="99" SemiHidden="false" Name="Colorful Grid Accent 6" ></w:LsdException>
</w:LatentStyles></xml><![endif]--></div>
<span style="font-family: "times new roman";">Litosfer yaitu lapisan yang terletak diantara lapisan pengantara, dengan ketebalan 1200 km. Berat jenisnya rata-rata 2,8 g/cm3. Litosfer (kulit bumi) terdiri atas 2 bagian, yaitu :<br />1) Lapisan Sial, yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam sisilium dan aluminium. Senyawa dalam bentuk SiO2 dan Al2O3 dalamlapisan ini antaralain terdapat batuan sediment, granit,andesit, jenis-jenis batuan metamorf, dan batuan lain yang terdapat di dataran benua. Lapisan Sial disebut juga lapisan kerak bersifat padat dan kaku, berketebalan rata-rata kurang lebih 35 km. Kerak benua dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :<br /> Kerak benua, merupakan benda padat yang terdiri dari batuan beku granit. Pada bagian atasnya dan batuanbeku basalt pada bagian bawahnya. Kerak ini yang menempati sebagai benua. <br />Kerak samudera, merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan-batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun batuan beku gabro dan peridotit. Kerak ini menempati sebagai samudera. <br />2) Lapisan Sima, yaitu lapisan kulit bumi yang disusun oleh logam-logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO. Lapisan ini merupakan berat jenis yang lebih besar daripada Lapisan Sial karena mengandung besi dan magnesium, yaitu mineral veromagnesium dan batuan basalt. Lapisan Sima merupakan bahan yang bersifat elastis dan mempunyai ketebalan rata-rata 65 km. </span><span style="color: black; font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt;"></span><br />
<div align="justify" class="p" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; margin-right: 0.0000pt; margin-top: 0.0000pt; mso-pagination: widow-orphan; mso-para-margin-left: 0.0000gd; mso-para-margin-right: 0.0000gd; text-align: justify; text-autospace: ideograph-numeric; text-justify: inter-ideograph;">
</div>
<div align="justify" class="p" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; margin-right: 0.0000pt; margin-top: 0.0000pt; mso-pagination: widow-orphan; mso-para-margin-left: 0.0000gd; mso-para-margin-right: 0.0000gd; text-align: justify; text-autospace: ideograph-numeric; text-justify: inter-ideograph;">
</div>
<div align="justify" class="p" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0000pt; margin-right: 0.0000pt; margin-top: 0.0000pt; mso-pagination: widow-orphan; mso-para-margin-left: 0.0000gd; mso-para-margin-right: 0.0000gd; text-align: justify; text-autospace: ideograph-numeric; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="color: black; font-family: "times new roman"; font-size: 12.0000pt;"></span></div>
sulishttp://www.blogger.com/profile/11273624674147068430noreply@blogger.com0